Mengingat Masa Lalu 1 title

Kehidupan Di Dunia Bagaikan Mimpi, Akhiratlah Yang Nyata

Mengingat Masa Lalu 2 title

Kehidupan Di Dunia Bagaikan Mimpi, Akhiratlah Yang Nyata

Mengingat Masa Lalu 3 title

Kehidupan Di Dunia Bagaikan Mimpi, Akhiratlah Yang Nyata

Mengingat Masa Lalu 4 title

Kehidupan Di Dunia Bagaikan Mimpi, Akhiratlah Yang Nyata

Mengingat Masa Lalu 5 title

Kehidupan Di Dunia Bagaikan Mimpi, Akhiratlah Yang Nyata

Jumat, 01 Juni 2012

Siapa Yang Anu...?

 
Angkuatan Umum berbadan kecil ( Labi-labi ) jurusan ulee kareng siap berangkat menuju kepasar aceh. Para penumpang duduk rapi berjejeran dengan bangku berhadapan. Kernet asik menghitung uang pecahan 1000 rupian yang ada di tangannya untuk dirapikan. Labi-labi terus melaju melewati jembatan peunayong.
Tiba-tiba penumpang ribut, kernetpun berusaha mendiamkan mereka suapaya tidak bergaduh dalam mobil. Akan tetapi kernetpun mulai tau perihal keributan didalam labi-labi.
“siapa yang kentut ini...?” tanya kernet labi-labi.
“ itulah dek, tidak ada yang mau mengaku.” Ujar seorang ibu sambil menutup hidung.
“ Baunya seperti telur busuk!” jawab yang lain.
Kernepun mancari cara untuk bisa menemukan siapa yang kentut, dia perhatikan penumpangsatu persatu. Tapi tetap tidak ada yang bisa dia curigakan.
“ hoii.. mengaku saja tidak tahan ni..?” teriak seorang pemuda dengan wajah sudah memerah. Pandangan penumpangpun tertuju kearahnya..
“ memang kamu tau siapa yang kentut..?.” celoteh seorang bapak yang duduk persis di samping pemuda ini.
“ dari tadi juga kita mencari tau siapa yang buang angin, tapi belum dapat. Apa dengan teriak dia akan mengaku.” Ujar sibapak bijaksana..
Labi-labipun memasuki terminal di kedah, para penumpang mulai bersiap-siap untuk turun sambil memegang uang lima ribuan untuk ongkos.
“ Yang kentut belum bayar ni...?.” teriak kernet spontan.
“ saya sudah bayar barusan bang!.”  Ujar seorang pemuda yang berteriak dalam mobil tadi.
Semua mata menatap kearah si pemuda.
“ oh... Jadi kamu..” tanya sipenumpang yang lain, kebetulan masih dekat dengan mobil.
Sipemuda berlalu sambil menahan rasa kesal kekernet dan rasa malu..

Kamis, 31 Mei 2012

Artis Aceh VS Lady Gaga

Dalam beberapa hari ini, kita di suguhkan berita kedatangan Lady Gaga ke indonesia. Berbagai macam opini muncul di media, demo hampir seluruh indonesia serentak diadakan. Para ulama dan para pembesar ada yang pro dan kontra. Di Aceh pun kita melihat hal yang sama, para mahasiswa berdemo menolak kedatangan Lady Gaga.
Ada yang mengatas namakan Agama, karena tidak islami. Goyangannya mempertonton Aurat, artis kita lebih dasyat lagi ( dewi persik, Julia Peres CS ).
Ada yang menyoroti membawa simbul-simbul syaitan yang sangat dilarang di indonesia, artis kita biasa saja ( Ahmad Dani cs, setiap tampil simbul setan pasti dibawa dan dipakai ) itu biasa bagi orang kita. Wallahu’alam.


Ada yang mengatas namakan budaya, tidak sesuai dengan budaya indonesia. Artis kita apa sangat sesuai, lihatlah di TV goyangan dangdut dasyat. Apa sesuai dengan budaya kita yang sering kita agung-agungkan budaya ketimuran ( Islami )
Tulisan ini bukan membolehkan Lady Gaga konser di indonesia, tapi kita tidak melihat dalam negeri sendiri. Coba dibenah dalam negeri dulu baik dari segi goyangan, membawa simbul setan dan segi pakaian. Ini PR bagi kita orang tua masyarakat dan yang paling bertanggung jawab adalah Intensi terkait yang telah diberikan amanah untuk selalu menjaga budaya ini..
Di aceh yang dikenal dengan Serambi Mekah, negeri Syariat tidak jauh-jauh beda dengan Lady Gaga. Kalau tidak percaya, saya persilahkan buka di Yutube cari saja lagu Aceh ( Disco Remix Aceh ) atau gambar yang saya tampilkan di posting ini.

Apa kita tidak malu selaku orang aceh. Dimana sensor video yang di gadang-gadangkan oleh anak negeri kususnya aceh untuk memfilter lagu-lagu yang menyolok seolah-olah kita hidup di benua Eropa.
Para seniman Acehlah yang sangat berperan untuk mensensornya, saya selaku masyarakat awam sangat malu dan sungguh tidak pantas jika kita lihat video lagu aceh dengan goyangan dasyat tanpa jelbab.
Berkarya itu bagus, tapi kita harus melihat efek yang ditampilkan bermanfaat atau tidak. Lebih-lebih bagi generasi muda kita sekarang yang kurang siap dengan mudaya model sekarang. Makanya tidak ada beda Lady Gaga Eropa Dengan Lady Gaga Aceh. Dimana bedanya, persamaan yang banyak. Tapi tidak semuanya juga.
Bagi insan seniman aceh, mari budayakan hal yang baik, jangan sebaliknya. Kita harus melihat masa lalu sebagai pegangan, ketika orang aceh keluar aceh selalu menjadi panutan bagi yang lain. Karena aceh dikenal dengan ilmu agamanya.
Wahai seniman video clip aceh yang bergoyang sensasional, kajet pioh dek nibak but yang meunan macam. Berkaryalah dan bangun muzik aceh yang mempunyai ciri Khas Keacehan, sehingga orang lain akan mengetahuinya dan memahaminya..
Jangan sampai Duplikat yang selalu kita suguhkan, saya kira orang aceh itu pintar dan penuh dengan inovasi.
Penulis Safrizal

Berterima Kasih Pada Lady Gaga

Ini Artikel sangat bagus untuk di baca oleh kita-kita yang mempunyai Prinsip. berita ini saya baca di majalah online Hidayatullah yang di tulis oleh Lidus Yardi. 

DENGAN pembatalan konser artis asal Amerika di Indonesia, Stefani Joanne Angelina Germanotta alias Lady Gaga, polemik sudah selesai. Gagalnya konser Gaga tentu membuat pihak yang jauh hari menentang rencana konser itu, bersyukur. Kecuali, tentu saja, pihak promotor Big Daddy Entertainment.
Namun, ada pelajaran yang patut dicatat dari batalnya konser Gaga yang kontroversi itu. Pertama, kita patut “berterima kasih” kepada Lady Gaga yang telah mengajarkan arti prinsip dalam hidup. Diberitakan sebelumnya, berbagai pihak yang menerima konser Gaga ada yang memberi catatan, yaitu pakaian dan tarian disaat konser tidak berbau pornografi dan pornoaksi, serta menghormati budaya Timur. Bahkan ada pihak kementerian menyarankan agar pakaian Gaga menggunakan batik sebagai ajang promosi pakaian ciri khas Indonesia.
Seperti yang kita baca dari pemberitaan media. Gaga adalah artis yang punya prinsip dan idealis, yakni kebebasan (liberalisme). Ia bebas mengekspresikan cara berpakaiannya yang memamerkan ketelanjangan (pornografi), tarian erotis (pornoaksi), pemujaan terhadap simbol-simbol setan dan melibas nilai-nilai agama. Ia juga punya prinsip untuk mendukung penyimpangan seksual seperti homoseksual dan lesbian. Ia menyebut homoseksual adalah “revolusioner dalam bercinta”. Dan kaum gay disebut sebagai kaum yang diberkati Tuhan (lihat ensiklopedi bebas, wikipedia).
Oleh sebab itu, ketika Gaga mengadakan konser di Filipina ia berteriak  menentang otoritas Pemerintah Filipina yang mengatur konsep konsernya dengan mengatakan: “Saya bukan boneka pemerintah Filipina!” (Republika, 23/5). Lihatlah, betapa Gaga punya prinsip dalam hidup dan tidak mau dirinya dipengaruhi oleh pihak mana pun. Begitu pula yang dapat kita baca dari gagalnya Gaga konser di Indonesia.
Mustahil batalnya konser sang Mother Monster itu semata-mata karena kekhawatiran ancaman keamanan. Lebih dari itu, Gaga punya prinsip dan tidak mau didikte atau dibatasi idealisme dalam konsep pertunjukkannya. Ia memilih untuk membatalkan konser yang direncanakan itu dari pada melacurkan prinsip dan idealisme yang selama ini dipegangnya. Bahkan ia mengaku terus terang lebih memilih membatalkan konser jika harus tunduk pemerintah setempat yang memintanya berpakaian sopan.
Pertama, inilah pelajaran dan ungkapan terima kasih yang penulis maksud terhadap Gaga. Opini ini penting diangkat untuk membedah identitas dan prinsip negara kita, Indonesia,  yang saat ini hampir tidak memiliki ‘wajah’ dan jati diri. Pemberian grasi kepada ratu mariyuana asal Australia, Schapelle Corby, juga menjadi bukti, betapa prinsip pemberantasan narkoba hanya sekedar basa-basi.
Kedua, (ingat!) batalnya konser Gaga di Indonesia bukan karena keberhasilan pemerintah Indonesia dalam menyerap aspirasi warganya, tetapi kesadaran diri Gaga yang merasa tidak diterima di Indonesia! Pemerintah Indonesia dalam berbagai kasus telah gagal memberi perlindungan terhadap ancaman yang merusak identitas budaya dan moralitas negara, terutama kalangan remaja.
Banyak bukti, bahwa pemerintah Indonesia selalu abai dengan invasi virus asing (Barat) terhadap nilai-nilai agama, budaya, dan moralitas. Terbitnya majalah Playboy dan semisalnya, bermainnya artis-artis porno luar negeri dalam beberapa film Indonesia, bebasnya anak-anak menyaksikan adegan erotis penyanyi dangdut koplo di kampung-kampung, serta gamang dan gagapnya menyikapi konser artis Gaga adalah deretan bukti sikap abai dan alfa pemerintah Indonesia saat dibutuhkan perannya.
Kita ingin bertanya: Di mana sikap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengkampanyekan “Bangkitanya Generasi Emas” terhadap kasus Lady Gaga? Di mana sembunyi Satuan Tugas (Satgas) Pornografi yang dibentuk presiden ketika ada rencana konser artis urakan Gaga? Niat baik apa yang diperbuat pemerintah untuk melindungi warga dari invasi budaya asing?
Jangan heran, Indonesia selalu menjadi ladang subur kalangan tertentu yang berkepentingan, terutama pihak asing, untuk meraup keuntungan ekonomi. Indonesia adalah negara industri hiburan dan syahwat dari sebuah proyek kebebasan. Alan Ridgeway dari Live Nation, promotor yang mendatangkan Lady Gaga ke Asia mengatakan, bahwa secara finansial konser di Asia sangat menguntungkan.
Siapa pun tentu sepakat bahwa konser bagian dari seni dan hiburan. Namun hiburan bukan persoalan seni dan kebebasan semata. Seni yang baik adalah seni yang bermutu dan bernilai positif bagi penikmatnya. Ia seharusnya menjadi inspirasi untuk melahirkan imajinasi kreatif.
Sineas Garin Nugroho berpendapat, sebagaimana dikutip koran ini dalam Tajuk Rencana (18/5), bahwa hiburan seharusnya sesuatu yang dimuliakan, tumbuh dari nilai-nilai karakter lokal dalam keterampilan dan pengetahuan global. Penggampangan hiburan akan melahirkan masyarakat yang gampangan, instan, rapuh, vulgar, dan penuh dengan kekerasan.
Logika yang memandang segala persoalan gampangan sangat berbahaya untuk dipelihara. Khususnya di Indonesia. Karena itu adalah produksi liberalisme. Inilah yang mulai tampak dan tumbuh subur di Indonesia. Ini dapat dilihat dari kasus pro-kontra konser Gaga sendiri.
Seorang tokoh misalnya dalam sebuah acara TV swasta berpendapat, meskipun ada sejuta Lady Gaga tak ada masalah, yang penting imannya kuat. Logika yang digunakan orang ini sama dengan begini: “Meskipun banyak yang telanjang dijalanan atau korupsi uang negara tak masalah, yang penting iman kuat”. Cara berpikir seperti ini menunjukkan ketidaksadarannya, bahwa setiap tindakan atau perbuatan akan memberi pengaruh terhadap dirinya, orang lain atau lingkungannya.
Apa yang didengar, dilihat, dan dialami oleh manusia sesungguhnya berpengaruh bagi dirinya. Dan setiap individu mampu mempengaruhi individu lain, bahkan sebuah komunitas. Terlebih lagi jika individu itu merupakan sosok yang dikenal sebagai publik figur. Ia akan berpengaruh, baik positif atau negatif, meskipun yang dilakukan dengan alasan menghibur. Dalam konteks konser Gaga dan bentuk hiburan lainnya juga demikian. Oleh sebab itu, kita harus jeli dan tidak memandang gampangan setiap persoalan.
Dalam hal ini, Indonesia patut belajar ke negara Cina dan Korea Selatan. Dalam kasus Lady Gaga, kedua negara ini berkesimpulan bahwa kalangan remaja dan budaya harus dilindungi dari lagu apalagi pertunjukkan konser yang dianggap murahan, berkualitas rendah, dan terlalu vulgar. Apa prinsip dan jati diri ini yang kita inginkan di Indonesia?
Yang jadi pertanyaan, untuk mempertahankan sebuah kebathilan, Lady Gaga saja sangat berani dan teguh memegang prinsip, mengapa di antara kita (terutama pengelola negeri ini) justru lemah dan urusan keyakinan (kebenaran)? Wallahu A’lam
Penulis adalah Guru SMKN 3 Teluk Kuantan dan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonsia (KPAI) di Kuantan Singingi 

Cara dan Trik Simpel Mengetengahkan Judul Widget Blog


Conto
Salam untuk teman-teman bloger...

Saya mencoba menulis lagi mengena trik dan cara mengetengahkan tulisan pada judul widget, cara yang paling simpel dan mudah untuk kita lakukan.

Pada dasarnya hampir sama dengan para bloger yang lain, dan caranya juga hampir mirip dengan postingan saya terdahulu Cara Simpel Membuat Scroll Pada Widget tapi disini saya jelaskan lebih simpel.hehehe..

Bagi kawan-kawan yang mau merubah, atau mengganti tampilan judul widget berada titengah supaya lebih enak di pandang dan perlu perubahan... dah banyak cakap niiii..

Ayok kita mulai..

* Pertama masuk ke dasbor pilih  template, lalu edit HTML dan jangan lupa conteng Expand Template Widget ....

* Kedua cari judul widget yang ada di blog saudar, lalu ketik atau copy di kotak pencarian. Untuk lebih mudah tekan CTRL + F, Setelah nampk kotak pencarian sebelah kiri, lalu ketik judul widget anda..

* Ketiga lihat kebawah, kira-kira selang 3 baris dari judul blog kita.. dan cari tulisan ini 

<h2 class='title'><data:title/></h2>

Kalau sudah ketemu tambahkan 

align='center'” Tanpa tanda Petik

 Ini lebih Jelasnya

<h2 align='center' class='title'><data:title/></h2>

 Nah selesai sudah, jangan simpan dulu, tapi lihat pratinjau ditakutkan ada sesuatu yang membuat blog saudara error.hehehe

Kalau sudah jelas nampak di pratinjau baru di tekan simpan Template. Gimana mudahkan..

Ucapkan Alhamdulillah...

Senin, 28 Mei 2012

Cara Simpel membuat Scroll Pada Label Blog


Contoh Label
Sambil buka-buka om google lihat sana sini akhirnya ketemu sebuah bacaan tentang cara mudah membuat scroll di label blog.. tapi yang ini cara ana mempersimpelkan lagi caranya.hehehe..?
Pingin tau gemana caranya..
Ikuti yang ini dulu..
Sebelum membuat scroll label, kita sudah punya label nya dulu di blog kita, jangan lupa isi nama lebel juga ya.. karena dari nama lebel itulah yang akan memudahkan kita membuat scroolnya..
Oke.. kita mulai ya.. baca Bismillah dulu..hehehe
  • Masuk ke dasbor, terus pilih template...
  •  Edit HTML dan jangan lupa conteng di Expand Template Widget..
  • Cari Labelnya... kalau label saya ini namanya  (LABEL BLOG SHEFRY ).. caranya tekan Ctrl+F dan akan muncul  kotak pencarian, copy atau tuliskan nama Label Blog kita di tempat pencarian tersebut.. lihat gambar dibawah
  • Cari ini  <div style='overflow:auto;  tempat berada dibawah nama label kita. Kira-kira selang 5 baris lebih. Kalau sudah dapat copy ini  
  • auto; width:ancho; height:200px;'>
     
  • Cocoknya seperti ini    
  • <div style='overflow:auto; width:ancho; height:200px;'>
  •     Atur ukuran tinggi (height)-nya sesuai kebutuhan.
  • Pratinjau, kalau berhasil save template. Ucapkan alhamdulillah

Minggu, 27 Mei 2012

Makalah Singkat Fiqh Islam


A. Pengertian Fiqih
Fiqih Menurut para Ulama
 Fiqih menurut bahasa bermakna : tahu dan paham,] sedangkan menurut istilah, banyak ahli fiqih (fuqoha’) mendefinisikan berbeda-beda tetapi mempuyai tujuan yang sama diantaranya
Ulma’ Hanafi mendifinisikan fiqih adalah :
عِلْمٌ يُبَيِّنُ اْلحُقُوْقَ وَاْلوَاجِبَآتِ الَّتِي تَتَعَلَّقُ بِأَفْعَآلِ اْلمُكَلَّفِيْنَ
“Ilmu yang menerangkan segala hak dan kewajiban yang berhubungan amalan para mukalaf”.
Sedangkan menurut pengikut Asy Syafi’i mengatakan bahwa fiqih     (ilmu fiqih) itu ialah :
العِلْمُ الَّذِي يُبَيِّنُ الأَحْكَامَ الشَّرْعِيَّةَ الَّتِي تَتَعَلَّقُ بِأَفْعَآلِ اْلمُكَلَّفِيْنَ اْلمُسْتَنْبِظَةِ مِنْ اَدِلَّتِهَآ التَّفْصِيْلِيَّةِ
“ilmu yang menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan pekerjaan para mukallaf, yang dikeluarkan (diistimbatkan) dari  dalil-dalil yang jelas (tafshili)”.
Jadi dapat disimpulkan dari difinisi-definisi di atas, fiqih adalah : ilmu yang menjelaskan tentang hukum syar’iyah yang berhubungan dengan segala tindakan manusia, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang diambil dari nash-nash yang ada, atau dari mengistinbath dalil-dalil syariat Islam.
Tujuan Mempelajari Fiqih
Dari uraian tentang pengertian ilmu fiqih dapat dimengerti bahwa tujuan mempelajari ilmu fiqih antara lain :
tujuan mempelajari ilmu fiqih (yang didifinisikan menurut pengertian ahli usul) amat besar, diantaranya : mengetahui mana yang disuru mana yang dilarang, mana yang haram mana yang halal, mana yang sah mana yang batal, dan mana yang fasid.
Dengan ilmu fiqih, kita dapat mengetahui bagaimana kita menyelenggarakan nikah, talak, bagaimana memelihara jiwa, harta dan kehormatan, tegasnya menetahui hukum-hukum yang harus berlaku dalam masyarakat umum.
Untuk mengetahui sebagian besar dari ilmu (hukum-hukum furu’) yang dikehendaki oleh agama.
Jelasnya, untuk mendapatkan jalan menuju keselamatan di dunia serta keselamatan di ahirat yang sesuai dengan sperti apa yang dikehendaki agama.
Untuk dapat menerapkan hukum-hukum syariat Islam terhadap perbuatan dan ucapan manusia. Jadi ilmu fiqih itu adalah rujukan    (tempat kembali) seorang hakim atau qodhi dalam keputusannya, rujukan seorang mufti dalam fatwanya dan rujukan seorang mukallaf untuk mengetahui hukum syariat dalam ucapan dan perbuatannya. Inilah ujuan yang dimaksudkan dari undang-undang itu tidak dimaksudkan kecuali untuk menerapkan materi hukum terhadap perbuatan dan ucapan manusia selain itu juga untuk membatasi setiap mukallaf terhadap hal-hal yang diwajibkan atau yang diharamkan baginya.

B. Perkembangan Fiqih Dan Para Tokoh Ulama Fiqih
Periode Pertama
Masa Rasulullah Pada periode ini, kekuasaan pembentukan hukum berada di tangan Rasulullah. Sumber hukum Islam ketika itu adalah Al-Qur’an. Apabila ayat Al-Qur’an tidak turun ketika ia menghadapi suatu masalah, maka ia, dengan bimbingan Allah SWT menentukan hukum sendiri. Yang disebut terakhir ini dinamakan sunnah Rasulullah saw. Istilah fiqh dalam pengertian yang dikemukakan ulama fiqh klasik maupun modern belum dikenal ketika itu. ilmu dan fiqh pada masa Rasulullah mengandung pengertian yang sama, yaitu mengetahui dan memahami dalil berupa Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW.
Periode Kedua
Masa al-Khulafa’ ar-Rasyidin (Empat Khalifah Besar) sampai pertengahan abad ke-l H. Pada zaman Rasulullah, para sahabat dalam menghadapi berbagai masalah yang menyangkut hukum senantiasa bertanya kepada Rasulullah. setelah ia wafat, rujukan untuk tempat bertanya tidak ada lagi.
Oleh sebab itu, para sahabat besar melihat bahwa perlu dilakukan ijtihad apabila hukum untuk suatu persoalan yang muncul dalam masyara’at tidak ditemukan di dalam Al-Qur’an atau sunnah Rasulullah. Ditambah lagi, bertambah luasnya wilayah kekuasaan Islam membuat persoalan hukum semakin berkembang karena perbedaan budaya di masing-masing daerah.
periode Ketiga
Pertengahan abad ke-1 H sampai awal abad ke-2 H. Periode ini merupakan awal pembentukan fiqh Islam. Sejak zaman Usman bin Affan (576-656), khalifah ketiga, parasahabat sudah banyak yang bertebaran di berbagai daerah yang ditaklukkan Islam. Masing-masing sahabat mengajarkan Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW kepada penduduk setempat. Di Irak dikenal sebagai pengembang hukum Islam adalah Abdullah bin Mas’ud (Ibnu Mas’ud), Zaid bin Sabit  dan Abdullah bin Umar (Ibnu Umar) di Madinah dan Ibnu Abbas di Makkah. Masing-masing sahabat ini menghadapi persoalan yang berbeda, sesuai dengan keadaan masyara’at setempat.
Periode Keempat
Pertengahan abad ke-2 sampai pertengahan abad ke-4 H. Periode ini disebut sebagai periode gemilang karena fiqh dan ijtihad ulama semakin berkembang. Pada periode inilah muncul berbagai mazhab, khususnya mazhab yang empat, yaitu Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hanbali.
Pertentangan antara Madrasah al-hadits dengan Madrasah ar-ra’yu semakin menipis sehingga masing-masing pihak mengakui peranan ra’yu dalam berijtihad, seperti yang diungkapkan oleh Imam Muhammad Abu Zahrah, guru besar fiqh di Universitas al-Azhar, Mesir, bahwa pertentangan ini tidak berlangsung lama, karena ternyata kemudian masing-masing kelompok saling mempelajari kitab fiqh kelompok lain.
Periode Kelima
Pertengahan abad ke-7 H sampai munculnya Majalah al-Ahkam al-’Adliyyah pada tahun 1286 H. Periode ini diawali dengan kelemahan semangat ijtihad dan berkembangnya taklid serta ta’assub (fanatisme) mazhab. Penyelesaian masalah fiqh tidak lagi mengacu pada Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW serta pertimbangan tujuan syara’ dalam menetapkan hukum, tetapi telah beralih pada sikap mempertahankan pendapat mazhab secara jumud (konservatif). Upaya mentakhrij (mengembangkan fiqh melalui metode yang dikembangkan imam mazhab) dan mentarjih pun sudah mulai memudar.
Ulama merasa sudah cukup dengan mempelajari sebuah kitab fiqh dari kalangan mazhabnya, sehingga penyusunan kitab fiqh pada periode ini pun hanya terbatas pada meringkas dan mengomentari kitab fiqh tertentu. Di akhir periode ini pemikiran ilmiah berubah menjadi hal yang langka. Di samping itu, keinginan penguasa pun sudah masuk ke dalam masalah-masalah fiqh. Pada akhir periode ini dimulai upaya kodifikasi fiqh (hukum) Islam yang seluruhnya diambilkan dari mazhab resmi pemerintah Turki Usmani (Kerajaan Ottoman; 1300-1922), yaitu Mazhab Hanafi, yang dikenal dengan Majalah al-Ahkam al-’Adliyyah.
Periode Keenam
Sejak munculnya Majalah al-Ahkam al- ‘Adliyyah sampai sekarang. Ada tiga ciri pembentukan fiqh Islam pada periode ini, yaitu:
1. Munculnya Majalah al-Ahkam al-’Adliyyah sebagai hukum perdata umum yang diambilkan dari fiqh Mazhab Hanafi;
2. Berkembangnya upaya kodifikasi hukum Islam; dan
3. Munculnya pemikiran untuk memanfaatkan berbagai pendapat yang ada di seluruh mazhab, sesuai dengan kebutuhan zaman.
Munculnya kodifikasi hukum Islam dalam bentuk Majalah al-Ahkam al-’Adliyyah dilatarbelakangi oleh kesulitan para hakim dalam menentukan hukum yang akan diterapkan di pengadilan, sementara kitab-kitab fiqh muncul dari berbagai mazhab dan sering dalam satu masalah terdapat beberapa pendapat. Memilih pendapat terkuat dari berbagai kitab fiqh merupakan kesulitan bagi para hakim di pengadilan, di samping memerlukan waktu yang lama. Oleh sebab itu, pemerintah Turki Usmani berpendapat bahwa harus ada satu kitab fiqh/hukum yang bisa dirujuk dan diterapkan di pengadilan.

C. Tokoh Ulama Fiqih

MAM ABU HANIFAH
Abu Hanifah al-Nu'man ibn Tabit, ahli terbesar dalam Hukum Islam, dilahirkan di Kufa pada 80 H (699M) semasa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan. Ia seorang non-Arab keturunan Persia. Beliau pernah mengalami hidup pada masa sepuluh Khalifah Umayyah, termasuk Umar bin Abdul Aziz.
Pada saat itu ilmu sastra, hadits dan fiqih merupakan mata pelajaran yang banyak diminati oleh ilmuan. Banyak ilmuan dari Mesir, Persia dan Suriah yang belajar di Kufa. Kufa saat itu merupakan pusatnya ilmu-ilmu Hadits karena di sana telah tinggal 1000 pengikut nabi, termasuk di dalamnya yang pernah terjun pada perang Badar. Abu Hanifah sendiri belajar pada seorang ulama besar pemilik sekolah tersebut yang bernama Hammad.
Selain belajar kepada Imam Hammad beliau juga berguru kepada 93 guru ahli Hadits, termasuk didalamnya Ata bin Ali Rabah dan Imam Akrama yang termasyur.
Selain kedalaman ilmunya beliau juga terkenal keberaniannya dalam menasehati penguasa yang dzalim dan kukuh memegang pendapatnya. Hingga pernah beliau dipenjarakan oleh Khalifah Abbasiyah karena enggan bersekongkol dalam pelanggaran hukum Islam. Dipenjara beliau di racuni hingga wafat.
Namun demikian karya-karyanya banyak digunakan oleh muridnya untuk disebarkan kelapisan umat Islam, tiga karyanya yang terbesar antara lain, yaitu Fiqih Akbar, Al-Alim wal Mutaam, Musnad Fiqih Akbar, sebuah ringkasan majalah yang terkenal.

IMAM MALIK
Malik ibn Anas datang dari keluarga Arab yang terhormat. Para ahli tarikh berbeda pendapat dalam menentukan tahun kelahiran Imam Malik, Ibn Khalikan menyebut 95 H, tetapi yang umum diterima adalah 93 H, dan ia lebih mudah 13 tahun dari rekannya Abu Hanifah. Beliau menggali ilmu di Madinah yang saat itu merupakan pusat pendidikan, kakeknya dan pamannya adalah seorang ahli Hadits. Cendekiawan yang mengajarkan beliau antara lain Imam Jafas Sadiq, Muhammad bin Syahab Az-Zahri, Yahya bin Saeeb dan Rabi Rayi.
Imam ini banyak mewariskan karya tulisnya salah satu yang cukup terkenal adalah Muwatta (kumpulan hadits), yang berisi tentang Fiqih Islam, Akhlak dan Aqidah. Muwwata merupakan kumpulan hadits yang telah banyak dibuktikan kebenarannya dan memuat sekitar 10.000 hadits, lalu beliau merevisi sehingga menjadi 1.720 hadits.
Beliau banyak melahirkan manusia-manusia unggul yang tenti di dukung oleh sistem saat itu di bawah kekuasaan Umar bin Abdul Aziz, yang pernah belajar dari beliau antara lain Imam Syafii, Sofyan Tsauri, Imam Hanafi, Qadi Muhammad Yusuf para Khalifah seperti Khalifah Mansur, Hadi Harun dan Ma'mun, serta banyak lagi lainnya yang berguru padanya.
Beliau tidak bersedia bila dipanggil untuk mengajar, sekalipun oleh seorang khalifah. Prinsip beliau ilmu haruslah dihampiri, bukan ilmu yang menghampiri. Beliau memiliki pendirian yang kuat dan berani menentang segala kekufuran yang ada walaupun cambuk dihadapan matanya.
IMAM SYAFI'I
Abu Abdullah Muhammad bin Idris, lebih terkenal dengan sebutan Imam Syafii. Ia lahir di Ghaza pada 767 M, ayahnya meninggal saat ia masih kanak-kanak, dan dibesarkan oleh ibunya dalam kemiskinan. Beliau belajar Hadits dan Fiqih dari Muslim Abu Khalid Al-Zinyi dan Sufyan Ibn Uyayna. Ia hafal kitab Muwatta di hadapan Imam Malik menerimanya sebagai murid. Ia berpetualang mencari ilmu ke Kairo, Baghdad, Yaman dan menyebarkannya. Daya ingatannya yang kuat dan ketajamannya berfikir membuat banyak orang ingin tahu dan belajar padanya. Ia dianggap pendiri Usul al-Fiqih. Ijtihad-itjihadnya banyak digunakan kaum muslimin saat itu maupun sekarang.
Beliau memusatkan kegiatannya di Kairo dan Baghdad dengan menghasilkan banyak karya. Dibawah Sultan Salahudin Ayyubi, Mazhab Syafii paling utama. Tetapi Sultan Baibars mengakui juga Mazhab fiqih yang lain.
Ia wafat di Mesir pada 20 Januari 820 M (29 Rajab 204 H) dan dimakamkan di pemakaman Banu Abd.
IMAM HAMBALI
Masa Khalifah Abbasiyah, Ma'mun ar-Rasyid, terkenal saat itu berkembangnya paham Mu'tazilah. Ahmad ibn Hambal dihadapkan kepada Khalifah dan dimintai pendapatnya tentang "Apakah Al-Qur'an itu Mahluk Alllah?" Beliau berpendapat yang bertentangan dengan pendapat Khalifah beserta ulama Mutazilah dengan mengatakan bahwa Al-Quran adalah firman Allah. Ternyata jawabannya itu menyebabkan ia tidur di bui.
Imam Ahmad bin Hambal terkenal sebagai seorang tokoh Islam sekaligus pembangkit umat. Beliau dilahirkan di Baghdad pada I Rabiulawal 164 H (Desember 780 M). Ahmad menjadi piatu dalam usia muda sekali, dan mewarisi perkebunan keluarga dengan penghasilan yang lumayan. Ia mempelajari Hadits di Baghdad dari Qadi Abu Yusuf. Guru utamanya adalah Sofyan bin Uyayna, tokoh ahli mahzab Hejaz. Menjadi murid Imam Syafii sejak 795 M.
Khalifah Abbasiyah, Ma'mun ar-Rasid, meninggal tak lama setelah Imam Ahmad dipenjarakan. Al-Mu'tasim sebagai khalifah baru memanggil kembali Imam Ahmad, lalu ditanyai kembali mengenai Al-quran itu mahluk, dengan tegas dan penuh percaya diri Imam Ahmad menjelaskan hal yang sama sehingga ia diasingkan, namun demikian beliau tetap memegang teguh pendirianya.
Imam Ahmad sangat mementingkan Hadits. Karya besarnya adalah Musnad, sebuah ensikplopedi yang memuat 2.800 sampai 2.900 Hadits Nabi. Karyanya yang lain adalah Kitab us Salah (kitab tentang sholat), Ar-radd-alal-Zindika (sebuah sanggahan tentang Mutazilah yang dikarangnya saat dipenjara) Kitab us Sunnah.

IMAM ABU ISHAQ AS SYIRAZI (W. 476 H.)
Nama lengkapnya, Ibrahim bin Ali bin Yusuf Jamaluddin al Firusabadi as Syirazi, Dila-hirkan pada tahun 383 H. di desa Firuz Abad, Syirazi, Persia. Ia sebagai dosen Universitas Nidzamiyah di Baghdad, sebuah Perguruan Tinggi yang didirikan perdana menteri Nidzamul Muluk dari kerajaan Sal-juq. Banyak kitab-kitab karangan beliau antara lain Al Muhazab, At Tanbih, At Tabsyirah Al Luma’, Tazkirah al Masulin dan sebagainya. Kitab At Tanbih itu kemudian. Disyarahkan oleh para pakar Islam seba-nyak 37 macam syarah dengan berbagai pemikiran sesuai dengan latar belakang disiplin ilmu yang mereka miliki. Di samping itu kitab Al Muhazab oleh Imam Nawawi di syarakhan menjadi 21 jilid besar dan dinamakan Al Majmu’. Abu Ishaq wafat tahun 476 H.

IMAM NAWAWI (Wafat: 676 H.)
Nama lengkapnya ialah Muhyiddin Abi Zakaria Yahya bin Syaraf An Nawawi dilahir-kan pada tahun 630 H. di Nawa, sebuah negeri dekat Damaskus (Damsyik) Suriah. Imam Nawawi putra terbaik telah berhasil menyelesaikan kitab karangannya sebanyak 30 judul kitab diantaranya yaitu, Minhajut Thalibin, Riyadhus Shalihin, Al Azkar, Matan Arba’in, Al Majmu’. Syarah Hadits Muslim, AL Idlah, At Tibyan, Al Irsyad, Bustanul ‘Arifin, Al Isyarat, Mir’atuz Zaman, At Tahqiq dan lainnya. Selama hidupnya ia belum pernah menikah karena sibuk dengan penyusunan kitab-kitabnya itu hingga akhir hayat pada tahun 676 H. dalam usia 46 tahun.

SYAIKH AL BAJURI (Wafat: 1276 H.)
Nama lengkapnya adalah Ibrahim bin Muhammad al Bajuri, lahir di Bajur, Mesir. Setelah selesai kuliah di Universitas Al Azhar Kairo kemudian menjadi dosen pada Univer-sitas ter-sebut. Guru-gurunya ilmu fiqih ialah Syaikh Abdullah as Syarqawi, Dawud al Qal’awi, Muhammad al Fadhali dan ulama lainnya.  Diantara para murid Bajuri ini ada-lah Syaikh Haji Ahmad Rifa’i bin Muhammad al Indunisi. Kitab-kitab karangannya ialah Hasyiyah Al Bajuri, Tahqiqul Maqam, Hasyi-yah Sanusi, Tuhfatul Murid Hasyiyah Matan Sulam, Tuhfatul Basyar, Tuhfatul Khairiyah, Hasyiyah Banat S’ad, Fathul Khabir, Ad Durarul Hasan, Fathur Rabbi Bariyah. Fathul Fatah. Hasyiyah al Burdah dan Al Mawahibul Laduniyah serta yang lain. Beliau wafat pada tahun 1276 H.
C.        Analisis Dan Kesimpulan
·                     Analisis
Fiqih adalah Ilmu yang menerangkan segala hak dan kewajiban yang berhubungan amalan para mukalaf, maka sudah sepatutnya setiap muslim mempelajari fiqih sebagai alat untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.
Maka segala Amalan didunia harus disertai dengan ilmu Fiqih, karena semua tatacara pelaksanaan ibadah ada dalam fiqih. Hamba yang tidak mengetahui tentang ilmu fiqih, maka amalannya dalam keadaan sia-sia.
·                     Kesimpulan
Fiqih Menurut Imam Asy-Syafi’i adalah ilmu yang menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan pekerjaan para mukallaf, yang dikeluarkan (diistimbatkan) dari  dalil-dalil yang jelas (tafshili)
Sedangkan menurut Imam Hanafi adalah Ilmu yang menerangkan segala hak dan kewajiban yang berhubungan amalan para mukalaf.
Jadi Fiqih secara keseluruhan pengertiannya adalah fiqih adalah : ilmu yang menjelaskan tentang hukum syar’iyah yang berhubungan dengan segala tindakan manusia, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang diambil dari nash-nash yang ada, atau dari mengistinbath dalil-dalil syariat Islam.
Tokoh ulama yang paling terkemuka dalam Ilmu Fiqih adalah para ulama yang mempunyai pengikut banyak atau yang kita kenal dengan ulama mazhab. Diantaranya adalah: Imama Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Imam Hambali, disamping para tokoh ulama yang lain.






Huru Hara UN di Banda Aceh

Bangga Dengan Kesalahn
Pernahkah terbayang di benak kita selaku orang Aceh, yang katanya negeri Syariat Islam. Tapi lihat kelakuan anak negeri syariat ini. Kebetulan kemaren hari sabtu 26 mei 2012 saya melintas jembatan Pango Miruk, sekitar jam 16.00 Wib. Betapa terkejut dan penuh tanda tanya. Siswa yang dinyatakan lulus UN Nasional berkumpul di atas jembatan dengan membawa Cat Pilok berpesta pora sambil mencoret moret baju sekolah, bercampur baur antara pria dan wanita.
Yang melintas di atas jembatan hanya bisa geleng-geleng kepala sambil melaju ketempat masing-masing. Tidak ada yang menegur apalagi membubarkan mereka, pemandangan ini seolah-olah hal yang lumrah di negeri syariat ini. Itu baru di jembatan pango, ditempat yang lain saya rasa lebih dasyat lagi. Di pantai ulee lhe, alu naga, lam pu uk, ujong bate dan tempat yang lain kita lihat hal yang sama seperti di atas jembatan pango.
Mereka gembira dan merasa benar atas apa yang telah mereka lakukan, wajah penuh dengan kegembiraan, sorotan mata tertuju kearah mereka sambil terjingkrak-jingkrak saling merangkul dengan lawan jenis tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Seolah-olah dunia ada dalam genggaman untuk hari itu.
Budaya Huru Hara
Selaku orang aceh saya merasa malu dan tertekan, disini saya tidak menyebut sekolah mana. Namun kita mengetahui dari simbul baju yang digunakan menandakan identitas sekolah yang terkait. Ini fenomena dan kenyataan kita di aceh, kalau kita ikut untuk berpikir dan bertanya-tanya siapa yang salah.? Saya rasa tidak ada yang patut untuk disalahkan, dan tidak ada yang patut untuk dibenarkan, semua ini adalah keteledoran kita selaku masyarakat aceh yang berbudaya islami.

Negeri yang dibanggakan sebagai tempat pemula islam tersebar dinusantara menjadi lautan pemuda dan pemudi saling bercengkrama didepan umum dengan baju yang sudah compang camping dicat. Fenomena ini menjadi pekerjaan bagi kita dan orang tua siswa, sudah sepatutnya budaya ini diminimalisir disekolah-sekolah untuk membina para siswa kearah yang lebih baik.
Mungkin sebagian orang bertanya-tanya, dimana Polisi Wilayatul Hisbah dan Pamong Praja serta intansi terkait untuk mengamankan mereka agar tidak leluasa merayakan syukuran kelulusan UN tanpa dilandasi dengan syariat islam. Tidak kita pungkiri juga ada sebagian yang merayakannya dengan membaca Yasinan di Musalla Sekolah sebagimana kita baca di harian serambi indonesia. Ini bukan saja pekerjaan WH atau intansi pemerintah yang lain. Ini juga PR bagi kepala sekolah, guru, ustaz, ulama, pemerintah dan masyarakat secara luas.

Potret Siswi Aceh
Kalau ini kita biarkan dan menganggapnya hal yang lumrah, penulis rasa suatu saat serambi mekkah ini akan menjadi negeri yang akan hilang identitas syariatnya. Negeri yang hanya tinggal nama, negeri yang kehilangan jati diri dan penuh huru hara disetiap waktu.
Mari kita lihat dan kita renungi, bahwa kelulusan tersebut bukanlah akhir dari segala tantangan yang harus mereka emban.Karena kedepan tantangan justeru lebih besar,sementara kelulusan hanya sebagai awal bagi tantangan besar yang siap menyongsong mereka.Setelah mereka melakukan eforia seperti itu,lalu mereka mau kemana ? melanjutkan studinya kejenjang yang lebih tinggi atau akan menambah panjang lagi  barisan pengangguran yang memang sudah menunggu sebelumnya.
Bagi keluarga mampu kemungkinan bisa melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi,tetapi bagi keluarga miskin mayoritas di Indonesia dan kita di aceh kususnya tentu saja hal itu hanya tinggal mimpi belaka.Berbagai lembaga pendidikan sekarang ini berlomba-lomba hanya untuk kepentingan bisnis finansial semata,semakin tinggi biaya sekolah seakan semakin tinggi pula kwalitas sekolah tersebut.
Apalagi untuk memasuki kejenjang yang lebih tinggi lagi misalnya,hanya untuk mengenyam pendidikan di tingkat dasar saja kadang orang tua harus membayar sampai jutaan rupiah untuk biaya apa juga tidak jelas . Berbagai lembaga pendidikan berlomba-lomba merekayasa programnya sesuai selera mereka sendiri,yang berseberangan dengan kurikulum nasional Indonesia.