Nagan Raya adalah salah satu Kabupaten yang di mekarkan dari Kabupaten Aceh Barat. Ada yang mengatakan Nagan Raya bersal dari 2 kata “nagan” ( Naga red) “ Raya” jadi kalau di gabungkan menjadi Naga Raya. Karena banyak yang mengucapkan Nagan, maka jadilah Nagan Raya.
Kabupaten ini juga masyarakatnya dikenal juga dengan sebutan perangoe Munyakni dan lebih populer lagi dengan sebutan meurameune ( banyak tingkah )ini di buktikan dengan ucapan “ paken meurameune that gata” Kenapa banyak sekali tingkah kamu. Bahasa itu dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari di nagan raya kususnya daerah jeuram.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa aceh yang huruf ‘R’nya di ucapkan seperti huruh غ (qha) Abjad Arab.
Maka jangan heran bila berkunjung kedaerah kabupaten Nagan Raya, Aceh Barat, Abdiya dan Aceh selatan. Semua pengucapan huru R mengunakan abjad Qha Arab. Beda kabupaten beda pula irama bahasa yang keluar, kususnya di nagan raya irama bahasanya agak mengalun-alun dan ada bunyi e;k ketika di akir ucapan. “ hoe meunjak e;k”. Inilah ciri yang paling mendasar dalam percakapan bahasa aceh di nagan raya yang dialeknya sudah di kenal seluruh aceh. Banyak orang tua mengatakan Adat di nagan raya masih sangat kental dan masih dijalani dalam kehidupan sehari-hari, adat ketika pestapun masih banyak menganut adat aceh berupa, sambot lintoe (mempelai pria) dengan berbalas panton dan peusijok ( menepung tawari) sebelum sampai kehalaman rumah dara baroe ( mempelai wanita). Pelaminan dan hiasan rumah kental dengan warna kuning dan merah yang menandakan kebesaran raja-raja aceh terdahulu. Dialek bahasa nagan raya sedikit banyaknya ada perbedaan dengan bahasa aceh yang laian.
Ipok (Nagan)= balum (Aceh Umum)=saku baju
Cantek= keh gah = korek api
Lagang = hangat = hangat
Singen beungeh ( di nagan dari pagi sampai sore)= singeh = besok
Meunyakni = peurango = perangai
Nek agam/nek inoung ( sebutan untuk kakek/nenek)= cik agam/inoung
Tembok = gayong =gayung
Mok = glah =gelas
Leusong =jingki =
Gata= dron= droneh = anda
Ladang (sebutan untuk semua bercocok tanam padi)= blang = umong= ladang.
Gari = kitangen= geutangen= sepeda.
Begitulah perbedaan sedikit banyaknya, dan masih banyak yang lainnya.
Maka jangan heran bila berkunjung kedaerah kabupaten Nagan Raya, Aceh Barat, Abdiya dan Aceh selatan. Semua pengucapan huru R mengunakan abjad Qha Arab. Beda kabupaten beda pula irama bahasa yang keluar, kususnya di nagan raya irama bahasanya agak mengalun-alun dan ada bunyi e;k ketika di akir ucapan. “ hoe meunjak e;k”. Inilah ciri yang paling mendasar dalam percakapan bahasa aceh di nagan raya yang dialeknya sudah di kenal seluruh aceh. Banyak orang tua mengatakan Adat di nagan raya masih sangat kental dan masih dijalani dalam kehidupan sehari-hari, adat ketika pestapun masih banyak menganut adat aceh berupa, sambot lintoe (mempelai pria) dengan berbalas panton dan peusijok ( menepung tawari) sebelum sampai kehalaman rumah dara baroe ( mempelai wanita). Pelaminan dan hiasan rumah kental dengan warna kuning dan merah yang menandakan kebesaran raja-raja aceh terdahulu. Dialek bahasa nagan raya sedikit banyaknya ada perbedaan dengan bahasa aceh yang laian.
Ipok (Nagan)= balum (Aceh Umum)=saku baju
Cantek= keh gah = korek api
Lagang = hangat = hangat
Singen beungeh ( di nagan dari pagi sampai sore)= singeh = besok
Meunyakni = peurango = perangai
Nek agam/nek inoung ( sebutan untuk kakek/nenek)= cik agam/inoung
Tembok = gayong =gayung
Mok = glah =gelas
Leusong =jingki =
Gata= dron= droneh = anda
Ladang (sebutan untuk semua bercocok tanam padi)= blang = umong= ladang.
Gari = kitangen= geutangen= sepeda.
Begitulah perbedaan sedikit banyaknya, dan masih banyak yang lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar
komen disini