Mengingat Masa Lalu 1 title

Kehidupan Di Dunia Bagaikan Mimpi, Akhiratlah Yang Nyata

Mengingat Masa Lalu 2 title

Kehidupan Di Dunia Bagaikan Mimpi, Akhiratlah Yang Nyata

Mengingat Masa Lalu 3 title

Kehidupan Di Dunia Bagaikan Mimpi, Akhiratlah Yang Nyata

Mengingat Masa Lalu 4 title

Kehidupan Di Dunia Bagaikan Mimpi, Akhiratlah Yang Nyata

Mengingat Masa Lalu 5 title

Kehidupan Di Dunia Bagaikan Mimpi, Akhiratlah Yang Nyata

Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 16 Mei 2012

Ada Waktu untuk Mengingat


Sediakan beberapa menit dalam sehari untuk melakukan perenungan. Lakukan di pagi hari yang tenang, segera setelah bangun tidur.
Atau di malam hari sesaat sebelum beranjak tidur. Merenunglah dalam keheningan. Jangan gunakan pikiran untuk mencari berbagai jawaban.
Dalam perenungan anda tidak mencari jawaban. Cukup berteman dengan ketenangan maka anda akan mendapatkan kejernihan pikiran. Jawaban berasal dari pikiran anda yang bening. Selama berhari-hari anda disibukkan oleh berbagai hal. 

Cermin Diri


Engkau yang merasa entah mengapa, kehilangan tenaga dan keinginan untuk melakukan sesuatu yang penting bagi hidupmu, dengarlah ini … Kehidupan ini berlanjut. Apakah engkau mengeluhkannya, memprotesnya, atau mensyukurinya, … kehidupan ini berlanjut.
Tapi engkau tak sendiri.
Ketahuilah bahwa di balik cadar keanggunan, atau tameng kegagahan, dan di balik semua
keceriaan dan tawa lantang yang menggema dalam pergaulan yang popular itu, …
sesungguhnya banyak tergelatak hati yang galau, yang tak bertenaga, yang letih dengan
kepura-puraan, yang ingin berteriak seliar-liarnya, yang ingin berlari kencang membuta

Minggu, 13 Mei 2012

Tip dan Solusi Memecahkan Permasalahan Dalam Organisasi


Banyak kawan-kawan yang menanyakan, bagaimana menghadapi masalah dalam suatu organisasi. Dan banyak juga kita lihat solusi yang di kemukakan oleh para ahli, namun terkadang tidak cukup dengan ucapan dan perlu pembuktian yang tepat. Tulisan saya ini hanya berdasarkan pengalaman sekaligus hasil dari tanya jawab kesana kemari.
1. Tingkatkan Komunikasi
Kalau kita kembali kepada agama, ayat yang pertama di turunkan adalah Surat Al-‘Alaq. Bunyi pertamanya adalah Iqrak yang artinya adalah ‘bacalah’. Dari sini kita mulai....
Iqrak selain artinya membaca, bisa juga diartikan dengan menghayati, mengontrol, mengalisa, menjalankan, mematuhi, dan termasuk Komunikasi.  Maka apapun permasalahan yang timbul dalam suatu organisasi komunikasi harus di kedepankan. 

Kamis, 10 Mei 2012

Haruskah Kita Malu Karena Ayah miskin

Ironis dan menyedihkan, inilah kejadian yang paling nyata dan menyita perhatian bagi orang-orang yang peka dan memperhatikan keadaan disekelilingnya. Banyak kita alami dan tanpa kita sadari itu adalah kenyataan, kususnya penimpa para remaja. Bisa dikatakan ini adalah penyakit jiwa. Ia.. penyakit yang menimpa diri kita selaku manusia. Betapa sering kita mengabaikan dan acuh tak acuh, pernahkah kita meminta untuk lahir kedunia dari orang tua kita...? pernahkah kita memesan kepada Allah harus lahir dari orang tua yang berharta..? pernahkah kita memesan supaya tidak lahir dari orang tua yang cacat..? tidak semua itu adalah Kudrat dan Takdir bagi kita manusia.

Selasa, 08 Mei 2012

jangan memberikan seluruhnya

Diceritakan bahwa pada masa lalu, seorang pegulat tua yang namanya tersohor karena keahliannya dalam bergulat. Meski sudah tua namun hingga saat itu tidak ada pegulat lain yang dapat mengalahkannya. Sudah banyak pegulat yang ia jatuhkan dan bahkan ia telah mencapai tingkat guru besar di bidang gulat. Ia mengetahui 360 teknik penting gulat yang sebagiannya telah diajarkan kepada murid-muridnya. Pada satu hari ia memutuskan untuk tidak bergulat lagi dan memfokuskan perhatiannya untuk mengajar murid- muridnya. Semua pegulat di masa itu sangat menghormatinya dan menganggapnya sebagai guru besar gulat. Di antara sekian banyak murid, pegulat tua itu sangat memperhatikan salah satu muridnya yang kuat dan telah mengajarkannya banyak teknik. Karena menurutnya, pegulat muda itu memiliki masa depan yang cerah. Ia mengetahui bahwa dalam waktu dekat, pegulat muda itu akan mencapai keberhasilan di bidang ini. Setiap hari, pegulat muda itu mampu meningkatkan kemampuannya dan menang di berbagai turnamen. Pada satu hari, sang guru hendak mengajarkannya seluruh teknik yang masih tersisa kepada pegulat muda itu. Mendengar rencana gurunya, pegulat muda itu merasa sangat senang sekali karena ia tahu bahwa gurunya tidak mengajarkan seluruh teknik kepada murid-muridnya. Namun ketika ia telah mengetahui semua teknik gulat yang diajarkan gurunya, pegulat muda itu mulai merasa sombong dan congkak. Ia menganggap dirinya sebagai pegulat terkuat dan satu- satunya guru besar di bidang olahraga gulat. Hingga saat itu tidak ada orang yang mampu menandingi kemampuannya, dan rentetan kemenangan tersebut membuat kepribadiannya semakin sombong. Ia sangat menyombongkan kemampuan dan kekuatannya sehingga ia lupa untuk menghormati gurunya. Di setiap kesempatan ia selalu berkoar bahwa ia mengetahui teknik gulat lebih banyak dari gurunya, dan jika ia tetap menghormatinya itu dikarenakan derajatnya sebagai guru. Menurut pegulat muda itu gurunya sama sekali tidak dapat menandinginya di medan laga. Ungkapan itu juga dikemukakan oleh pegulat muda itu di depan raja. Mendengar hal tersebut, raja sangat sedih dan memerintahkan para pejabat istana untuk menggelar pertandingan antara pegulat muda itu dengan gurunya. Sang raja mengetahui bahwa pegulat muda ini akan kalah menghadapi gurunya, dan peristiwa itu akan menjadi hukuman besar baginya. Tibalah hari pertandingan. Warga dan para pegulat berdatangan untuk menyaksikan pertandingan besar itu. Raja juga duduk di podium khusus untuk menyaksikan pertandingan itu. Pegulat muda dengan tubuh kekar dan kuat masuk ke medan terlebih dahulu, kemudian disusul oleh gurunya. Menyaksikan lengan dan dada kekar pemuda itu, sang guru mengetahui bahwa ia tidak akan pernah dapat menandinginya. Oleh karena itu sang guru mulai menyusun taktik untuk mengalahkan muridnya itu. Pertandingan dimulai. Para penonton tidak dapat memperkirakan siapa yang akan menang. Para penonton muda bertaruh bahwa pegulat muda itu akan menang, namun dalam hati, mereka semua berharap sang guru memenangi pertandingan itu. Sang guru mulai melancarkan serangan. Pegulat muda itu terkejut dan kelabakan menangkis atau mematahkan serangan gurunya itu. Dan setelah tersudut dalam sekejap gurunya telah mengangkat tubuh muridnya itu dan membantingnya serta mengunci hingga pegulat muda itu tidak dapat bergerak. Para penonton pun sontak bergembira dan riuh bertepuk tangan. Sang raja senang sekali menyaksikan kemenangan guru itu. Sang raja menjabat tangan pegulat tua itu dan mempersilahkannya duduk di tempat khusus. Kemudian, raja menghardik pegulat muda yang telah lancang berbicara tentang gurunya. Pegulat muda itu menjawab, "Wahai raja, pegulat tua itu tidak mengalahkanku dengan kekuatan, melainkan dengan menggunakan teknik yang tidak aku ketahui dan ia tidak mengajarkannya kepadaku." Sebelumnya, sang guru yang tahu bahwa muridnya akan tidak hormat kepadanya dan bahkan menantangnya bertanding, hanya mengajarkan 359 teknik gulat. Satu teknik penting yang tidak diajarkan kepadanya. Sang guru akhirnya berdiri mendekati raja dan berkata kepada muridnya, "Sekarang tentu kau mengerti alasan mengapa aku tidakmengajarkan satu teknik kepadamu? Apakah kau tidak mendengar perkataan orang bijak bahwa "Jangan kau perkuat temanmu sedemikian rupa sehingga jika suatu hari ia menjadi musuh ia dapat mengalahkanmu?"