Mengingat Masa Lalu 1 title
Kehidupan Di Dunia Bagaikan Mimpi, Akhiratlah Yang Nyata
Mengingat Masa Lalu 2 title
Kehidupan Di Dunia Bagaikan Mimpi, Akhiratlah Yang Nyata
Mengingat Masa Lalu 3 title
Kehidupan Di Dunia Bagaikan Mimpi, Akhiratlah Yang Nyata
Mengingat Masa Lalu 4 title
Kehidupan Di Dunia Bagaikan Mimpi, Akhiratlah Yang Nyata
Mengingat Masa Lalu 5 title
Kehidupan Di Dunia Bagaikan Mimpi, Akhiratlah Yang Nyata
Tampilkan postingan dengan label agama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label agama. Tampilkan semua postingan
Senin, 09 Maret 2015
Sabtu, 24 Mei 2014
Jantung Seorang Yang Mengumandangkan Azan
Dokter Jasim al-Haditsy seorang penasehat jantung anak di ‘Amir Sulthan Center Untuk Penyakit Jantung’ Rumah Sakit Angkatan Bersenjata Riyadh, megkisahkan kepadaku, “Salah seorang rekanku yang bisa dipercaya bercerita kepadaku, bahwa suatu malam saat ia sedang bertugas di rumah sakit , ada seorang pasien yang meninggal dunia, maka ia segera memastikan akan kematian pasien tersebut, ia meletakkan stetoskop di atas dadanya hingga ia mendengarkan suara,‘Allahu akbar, Allahu akbar, Asyhadu alla ilaha illallah’…
Ia berkata, “Saya rasa adzan subuh”. Kemudian saya bertanya kepada perawatnya, “Jam berapa sekarang?” ia menjawab,”Jam satu malam.”
Saya tahu bahwa saat ini belum tiba saatnya adzan subuh, kemudian saya kembali meletakkan stetoskop di atas dadanya dan saya kembali mendengarkan adzan tersebut selengkapnya.
Ia berkata, “Saya rasa adzan subuh”. Kemudian saya bertanya kepada perawatnya, “Jam berapa sekarang?” ia menjawab,”Jam satu malam.”
Saya tahu bahwa saat ini belum tiba saatnya adzan subuh, kemudian saya kembali meletakkan stetoskop di atas dadanya dan saya kembali mendengarkan adzan tersebut selengkapnya.
Rabu, 12 September 2012
Bagai Buih Dilautan
Betapa Banyak kejadian yang terus menghantui Dunia Islam selama ini, mulai dari Karikatur Nabi Muhgammad yang dilecehkan oleh kaum salibi sampai kepada pembuatan Film di Amerika untuk menjelekkan islam. inilah gambaran yang dijelaskan oleh Allah dalam Al-Quran " Tidak rela orang yahudi dan Nasrani kepada orang islam, sampai kita ( ummat Islam) mengikuti ajakan mereka."
Orang islam untuk saat ini mulai Hubbut Dunya, persatuan dalam islam hanya sekedar Lipstik hanya ucapan saja, aplikasi dilapangan tidak ada sama sekali. sesuai perkatan Rsulullah Muhammad saw. " Orang Islam banyak, tapi bagaikan buih dilautan."
inilah Ploblema Ummat Muhammad selama ini. mari kita renungi dan kita hayati betul atau tidak. siapa yang mencegah ini..? mari kata mulai dari sekarang.
Orang islam untuk saat ini mulai Hubbut Dunya, persatuan dalam islam hanya sekedar Lipstik hanya ucapan saja, aplikasi dilapangan tidak ada sama sekali. sesuai perkatan Rsulullah Muhammad saw. " Orang Islam banyak, tapi bagaikan buih dilautan."
inilah Ploblema Ummat Muhammad selama ini. mari kita renungi dan kita hayati betul atau tidak. siapa yang mencegah ini..? mari kata mulai dari sekarang.
Rabu, 29 Agustus 2012
Tanda Kiamat Penjelasan Ayat Al-quran
Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu,
melainkan hari kiamat (yaitu) yang datang kepada mereka dengan tiba-tiba,
karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi
mereka kesadaran mereka itu apabila hari Kiamat sudah datang? (QS
Muhammad: 18)
Dari ayat ini kita ketahui bahwa Al Qur’an telah
menjelaskan tanda-tanda yang mengumumkan datangnya Hari Akhir. Agar dapat
memahami tanda-tanda ‘pengumuman besar’ ini, kita harus merenungkan ayat ini.
Sebaliknya, seperti yang ditunjukkan dalam ayat ini, pemikiran kita tidak akan
berguna sama sekali ketika Hari Akhir tiba-tiba datang kepada kita.
Hari Akhir itu dekat
Allah berfirman dalam Al Qur’an bahwa tidak
diragukan lagi bahwa Hari Akhir itu sudah dekat.
Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah
datang, tak ada keraguan padanya … (QS Al Hajj: 7)
Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi
dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya
saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang
baik (QS Al Hijr: 85)
Mungkin ada sebagian orang yang beranggapan bahwa
pesan Al Qur’an tentang Hari Akhir difirmankan lebih dari 1400 tahun lalu, dan
masa itu sudah lama, jika dibandingkan dengan panjang usia seorang manusia.
Padahal, di sini tersirat persoalan akhir dunia ini, matahari dan
bintang-bintang, singkatnya, alam semesta. Ketika kita menganggap bahwa alam
semesta berusia miliaran tahun, maka empat belas abad adalah suatu jangka waktu
yang sangat pendek.
Keunggulan
akhlakul Islam di dunia
Allah menyatakan bahwa orang-orang yang
menyembah-Nya secara murni, tanpa menyekutukan-Nya dengan makhluk-Nya sebagai
tuhan-tuhan lain selain-Nya dan beramal saleh untuk meraih ridha-Nya, akan dianugerahi
kekuasaan dan pengaruh.
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang
yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam
ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak
mempersekutukan apa pun dengan-Ku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah
(janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik (QS An Nuur: 55)
Dalam sejumlah ayat, juga dikatakan bahwa adalah
sunnatullah, bahwa hamba-hamba Allah yang beriman dan hidup dalam agama yang
benar dalam hati mereka akan menjadi pewaris dunia ini.
Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur
sesudah (Kami tulis dalam Lauhul Mahfuzh), bahwasanya bumi ini dipusakai (oleh)
hamba-hamba-Ku yang saleh (Surat Al Anbiya’: 105)
Dan Kami pasti akan menempatkan kamu di
negeri-negeri itu sesudah mereka. Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang
yang takut (akan menghadap) ke hadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku
(Surat Ibrahim: 14)
Allah pasti akan menepati janji-janji-Nya.
Tingkat akhlak yang tinggi yang akan menaklukkan ajaran yang sesat, paham-paham
yang menyimpang, dan pemahaman agama yang salah adalah akhlak Islam.
Orang-orang kafir dan musyrik tidak dapat mencegah hal ini terjadi.
Terbelahnya bulan
Surat ke-54 di dalam Al Qur’an disebut ‘Surat Al
Qamar.’ Dalam bahasa Inggris, qamar berarti bulan. Dalam beberapa hal, surat
ini menjelaskan kehancuran yang menimpa kaum Nuh, ‘Aad, Tsamud, Luth dan
Fir’aun, karena mereka menolak peringatan para nabi. Bersamaan dengan itu, ada
sebuah pesan yang sangat khusus disampaikan di ayat pertama berkenaan dengan
Hari Akhir.
Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah
terbelah bulan. (QS Al Qamar: 1)
Kata ‘terbelah’ yang digunakan di ayat ini
berasal dari kata dalam bahasa Arab, syaqqa, yang mempunyai berbagai makna.
Dalam sejumlah tafsir atas ayat Al Qur’an ini, makna ‘terbelah’ lebih tepat.
Tetapi kata syaqqa dalam bahasa Arab dapat juga berarti ‘membajak’ atau
‘mencangkul’ tanah.
Untuk contoh pertama, kita dapat merujuk ayat
ke-26 Surat Abasa:
Sesungguhnya Kami benar-benar telah
mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya,
lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran. (QS
‘Abasa: 25-29)
Jelas terlihat bahwa makna syaqqa di sini
bukanlah ‘membelah.’ Kata ini berarti membajak tanah untuk menumbuhkan berbagai
tanaman.
Apabila kita kembali ke tahun 1969, kita dapat
melihat salah satu keajaiban Al Qur’an. Berbagai eksperimen yang dilakukan di
permukaan bulan pada 20 Juli 1969 mungkin mengisyaratkan terbuktinya berita
yang disampaikan 1.400 tahun lalu dalam Surat Al Qamar. Pada tanggal itu, para
astronot Amerika menjejakkan kakinya di bulan. Setelah menggali tanah di bulan,
mereka melakukan berbagai percobaan ilmiah dan mengumpulkan contoh batu-batuan
dan tanah. Tentu sangat menarik bahwa berbagai kejadian ini sesuai sepenuhnya
dengan pernyataan dalam ayat ini.
Tanda-tanda yang dijelaskan oleh Nabi SAW
terjadi satu demi satu
Di berbagai hadits yang sampai kepada kita dari
Rasulullah SAW, disampaikan berita mengenai Hari Akhir dan Masa Keemasan Islam.
Ketika kita membandingkan tanda-tanda ini dengan berbagai peristiwa yang
terjadi di masa kita, kita dapat melihat berbagai petunjuk bahwa kita tengah
hidup dalam Hari Akhir. Kita juga dapat melihat petunjuk yang mengabarkan
datangnya Masa Keemasan Islam.
Berbagai hadits yang digunakan di bagian lain
buku ini nanti akan berisi informasi yang disampaikan oleh Rasulullah SAW
berkenaan dengan hal ini.
Di sini, mungkin akan muncul keraguan di benak
pembaca dalam hal kebenaran dan kesahihan hadits-hadits mengenai Hari Akhir
ini. Ada sebuah cara untuk membedakan hadits yang sahih dengan hadits yang
palsu. Seperti kita ketahui, hadits mengenai Hari Kiamat berkaitan dengan
berbagai peristiwa yang akan terjadi di masa depan. Karena alasan itu, ketika
sebuah hadits memang terbukti dengan berjalannya waktu, semua keraguan tentang
sumber pernyataan itu menjadi sirna.
Sejumlah ilmuwan Islam yang melakukan penelitian
tentang masalah Hari Akhir dan tanda-tanda Hari Kiamat telah menggunakan syarat
ini. Seorang ahli tentang masalah ini, Bediuzzaman Said Nursi, berkata bahwa
hadits tentang Hari Akhir yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang telah
bisa diamati pada masa kita menunjukkan kebenaran hadits tersebut.
Sebagian tanda-tanda yang diberitakan dengan
hadits ini dapat diamati di beberapa tempat di dunia dalam jangka waktu 1400
tahun sejarah Islam. Akan tetapi hal ini belum membuktikan bahwa jangka waktu
itu adalah Hari Akhir. Untuk jangka waktu tertentu yang dapat disebut Hari
Akhir, seluruh tanda-tanda Hari Akhir harus telah dapat dilihat kejadiannya
pada jangka waktu yang sama. Hal ini dinyatakan dalam sebuah hadits:
Tanda-tanda yang terjadi setelah tanda yang
lain seperti butiran manik-manik sebuah kalung yang jatuh satu per satu ketika
talinya putus. (HR Tirmidzi)
Dalam hadits-hadits ini, permulaan Hari Akhir
digambarkan sebagai waktu ketika silang pendapat berkembang, serta perang dan
konflik semakin meningkat, ketika ada kekacauan dan kehancuran moral mencuat
dan manusia menjauh dari akhlak agama. Pada waktu tersebut, berbagai bencana
alam akan terjadi di seluruh dunia, kemiskinan akan mencapai tingkat yang belum
terlihat sebelumnya, ada peningkatan besar dalam angka kejahatan, pembunuhan
dan kekejaman di berbagai tempat. Tetapi, hal ini hanyalah tahap pertama.
Selama tahap kedua, Allah akan menyelamatkan manusia dari kekacauan ini dan
menggantikannya dengan keadaan yang penuh berkah dan ridha-Nya dengan
berlimpahnya materi, perdamaian, dan keamanan.
Peperangan dan kekacauan
Rasulullah SAW bersabda, “Al Harj (akan
meningkat)”’ Mereka bertanya, “Apakah Al Harj itu?” Beliau menjawab, “(Yaitu)
pembunuhan (saling membunuh), (yaitu) saling membunuh (pembunuhan).” (HR
Bukhari)
Hari Kiamat (As Sa’ah) akan tiba ketika
kekerasan, pertumpahan darah, dan kekacauan akan menjadi suatu yang lazim (HR
Al-Muttaqi al-Hindi, Muntakhab Kanzul Ummaal)
Dunia ini tidak akan menemui akhirnya, hingga
suatu hari akan datang pada manusia, pada hari itu akan ada pembunuhan massal
dan pertumpahan darah. (Muslim)
Apabila kita melihat empat belas abad lalu, kita
melihat berbagai peperangan di wilayah tertentu sebelum abad kedua puluh. Akan
tetapi, peperangan yang mempengaruhi setiap orang di dunia, sistem politik,
seluruh perekonomian, dan struktur sosial, hanya terjadi pada masa kini saja,
dalam dua perang dunia. Di Perang Dunia I, lebih dari 20 juta jiwa meninggal.
Pada Perang Dunia II, jumlah yang mati lebih dari 50 juta jiwa. Di samping itu,
Perang Dunia II diakui sebagai perang yang paling berdarah, paling besar, dan
paling menghancurkan dalam sejarah.
Berbagai pertentangan yang terjadi setelah Perang
Dunia II (Perang Dingin, Perang Korea, Perang Vietnam, konflik Arab-Israel dan
Perang Teluk) adalah contoh di antara berbagai peristiwa yang paling gawat di
zaman modern ini. Selain itu, berbagai perang, pertentangan, dan perang saudara
di tingkat wilayah telah menyebabkan kehancuran di berbagai belahan dunia. Di
berbagai tempat seperti Bosnia, Palestina, Chechnya, Afghanistan, Kashmir, dan
banyak lagi lainnya, berbagai masalah terus merongrong kemanusiaan.
Contoh lain bentuk ‘kekacauan’ yang menghantui umat
manusia yang setara dengan peperangan adalah teror terorganisir tingkat
internasional. Seperti yang juga disepakati oleh pihak berwenang dalam masalah
ini, berbagai tindakan teror telah berlipat ganda jumlahnya di paruh kedua abad
kedua puluh.2 Bahkan dapat dikatakan bahwa teror adalah sebuah ciri khas abad
kedua puluh. Berbagai organisasi yang bercirikan rasisme, komunisme, dan
berbagai paham serupa, atau dengan tujuan kebangsaan, telah melakukan berbagai
tindakan kejam dengan bantuan teknologi yang semakin maju. Di dalam sejarah
dunia yang lebih terkini, berbagai tindakan teror berulang-ulang telah
menyebabkan kekacauan. Banyak darah telah tertumpah dan orang-orang tak bersalah
yang tak terhitung jumlahnya telah telah dibantai atau terbunuh.
Kehancuran kota-kota besar: peperangan
dan bencana
Berbagai kota besar akan dihancurkan dan hal
ini akan terjadi seolah-olah kota-kota itu tidak pernah ada sebelumnya. (Al-Muttaqi
al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir al-Zaman)
Kehancuran kota-kota yang dimaksudkan dalam
hadits ini mengingatkan pada kehancuran yang sekarang muncul karena perang dan
berbagai bencana alam. Belum lama ini, senjata nuklir, pesawat tempur, bom,
rudal, dan senjata modern yang canggih lainnya telah menyebabkan kehancuran
yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Berbagai senjata mengerikan ini
telah menyebabkan tingkat kehancuran yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Jelas, kota-kota besar yang menjadi sasaran adalah yang paling menderita karena
kehancuran ini. Kehancuran karena Perang Dunia II yang belum ada bandingannya
adalah salah satu contohnya. Dengan penggunaan bom atom di perang terbesar di
dunia itu, Hiroshima dan Nagasaki hancur total. Akibat pemboman hebat, berbagai
ibu kota Eropa dan kota-kota penting lainnya menderita berbagai kerusakan.
Pada beberapa tahun terakhir, angin topan, badai,
angin puyuh, dan berbagai bencana lainnya menimbulkan akibat merusak atas benua
Amerika dan juga beberapa tempat lain di dunia. Selain itu, banjir telah
menyebabkan timbunan lumpur yang menutupi berbagai pusat pemukiman penduduk.
Kemudian, gempa bumi, letusan gunung, dan gelombang pasang air laut juga telah
menyebabkan kehancuran yang besar. Oleh karena itu, seluruh kehancuran yang
terjadi pada kota-kota besar karean bencana-bencana ini adalah suatu tanda
penting dalam setiap peristiwanya.
Gempa Bumi
As Sa’ah (Hari Akhir) tidak akan terjadi
hingga … gempa bumi akan sangat sering terjadi (HR Bukhari)
Ada dua hadits besar sebelum hari hisab … dan
kemudian tahun-tahun penuh gempa bumi (Diriwayatkan oleh Ummu Salamah RA.)
Dalam beberapa tahun terakhir, gempa bumi besar
telah terjadi berulang-ulang, dan termasuk bencana yang menakutkan bagi
masyarakat di seluruh dunia. Apabila kita melihat data yang dikumpulkan oleh
American National Earthquake Information Center (Pusat Informasi Gempa Bumi
Nasional Amerka, ANEI) selama tahun 1999, kita menemukan 20.832 gempa bumi
telah terjadi di berbagai tempat di dunia. Akibatnya, 22.711 orang diperkirakan
kehilangan jiwanya.
Kemiskinan
Orang-orang miskin akan meningkat jumlahnya. (Amal
Al-Din Al-Qazwini, Mufid Al-’ulum Wa-mubid Al-humum)
Kekayaan beredar hanya di antara orang-orang
kaya, tanpa manfaat bagi orang-orang miskin. (HR Tirmidzi)
Yang jelas masa yang dimaksudkan oleh Rasulullah
SAW menjelaskan keadaan pada saat ini. Apabila kita menengok abad-abad
sebelumnya, kita melihat bahwa berbagai kesulitan dan kecemasan yang disebabkan
oleh kekeringan, peperangan, dan berbagai bencana lain bersifat sementara dan
terbatas di sebuah wilayah tertentu. Akan tetapi, saat ini, kemiskinan dan
kesulitan mencari penghidupan bersifat permanen den mewabah.
Di dunia saat ini, kemiskinan telah mencapai
angka yang sangat memprihatikankan. Laporan terakhir UNICEF mengungkapkan bahwa
satu dari empat penduduk dunia hidup dalam ‘penderitaan dan kekurangan yang
tidak terbayangkan sebelumnya’.4
Sekitar 1,3 miliar manusia di dunia bertahan hidup dengan uang kurang dari $1
(sekitar Rp8.800) sehari. Tiga miliar manusia di dunia saat ini bertahan hidup
dengan $2 (sekitar Rp17.600) sehari. 5
Sekitar 1,3 miliar kekurangan air bersih. Sekitar 2,6 miliar tidak mampu
mendapatkan sarana kesehatan yang memadai.
Runtuhnya nilai-nilai akhlak
Hari Kiamat (As Sa’ah) akan datang ketika
perzinaan tersebar luas (Al-Haythami, Kitab al-Fitan)
Hari Akhir tidak akan datang hingga mereka
(orang-orang jahat) melakukan perzinaan di jalan-jalan (jalan-jalan umum).
(Ibn Hibban and Bazzar)
Pria akan meniru perilaku wanita; dan wanita
akan meniru perilaku pria. (Allama Jalaluddin Suyuti, Durre-Mansoor)
Orang-orang akan menyenangi perbuatan
homoseksual dan lesbianisme. (Al-Muttaqi al-Hindi, Muntakhab Kanzul Ummaal)
Hubungan seksual tidak sah secara terbuka
akan marak. (HR Bukhari)
Hari Akhir itu tidak akan datang hingga angka
pembunuhan meningkat. (HR Bukhari)
Di masa kini, ada bahaya besar yang mengancam
pola hidup masyarakat dunia. Dengan cara yang sama seperti virus membunuh tubuh
manusia, bahaya ini mengakibatkan keruntuhan sosial yang sangat parah. Bahaya
ini adalah keruntuhan nilai-nilai akhlak yang membantu mempertahankan
masyarakat yang sehat. Homoseksualitas, pelacuran, hubungan seks pra-nikah dan
di luar nikah, penyimpangan seksual, pornografi, pelecehan seksual, dan
peningkatan angka penderita penyakit kelamin, adalah sejumlah petunjuk penting
dari keruntuhan nilai-nilai akhlak.
Hadits tentang penolakan agama yang benar
dan nilai-nilai moral dalam Al Qur’an
Menjelang datangnya Hari Akhir akan ada
hari-hari ketika pengetahuan (agama) akan dicabut (lenyap) dan kejahiliyahan
secara umum akan meluas…. (HR Bukhari)
Akan ada suatu ujian kegelapan yang menakutkan
yang akan menimpa setiap orang di suatu masyarakat, dan kemudian ketika orang
menganggap ujian itu telah berakhir, ujian itu akan terjadi terus-menerus.
Selama itu seorang manusia bisa jadi adalah seorang mukmin di pagi hari dan
menjadi seorang kafir di sore hari. (HR Abu Daud)
Akan datang suatu waktu pada umat ketika
orang akan membaca Al Qur’an, tetapi tidak akan lebih jauh dari tenggorokan
(tidak masuk ke dalam hati mereka) (HR Bukhari)
Sebelum Hari Akhir akan ada kekisruhan
seperti potongan malam yang gelap, ketika seorang manusia akan menjadi seorang
beriman di pagi hari dan seorang kafir di sore hari, atau seorang beriman di
sore hari dan kafir di pagi hari (HR Abu Daud)
Suatu waktu akan datang, ketika seorang
manusia tidak akan peduli bagaimana mereka mendapatkan sesuatu, halal atau
haram. (HR Bukhari)
Akan muncul pada hari akhir seseorang yang
akan memperoleh keuntungan dunia dengan menjual agama. (HR Tirmidzi)
Hari Akhir tidak akan datang hingga tersisa
orang-orang yang tidak mengetahui kebajikan dan tidak pernah mencegah kejahatan
(HR Ahmad)
Hari Akhir tidak akan datang sebelum Allah
mengambil agama-Nya dari manusia di bumi, tidak meninggalkan seorang pun di
atas bumi ini selain orang-orang kafir yang tidak mengenal perbuatan yang benar
atau menolak perbuatan yang salah. (Diriwayatkan oleh Abdullah ibn ‘Amr
bin ‘Ash)
Munculnya nabi-nabi palsu
Hari akhir tidak akan datang sebelum
datangnya tiga puluh Dajjal, masing-masing mengaku dirinya sebagai seorang
utusan Allah. (HR Abu Daud)
Para ahli telah mencatat meningkatnya jumlah
orang yang mengaku dirinya juru selamat, yang mulai muncul pada tahun 1970-an,
dan sejak itu peningkatan jumlahnya cukup berarti. Menurut para ahli ini, ada
dua alasan dasar peningkatan ini. Yang pertama adalah jatuhnya komunisme, dan
sebab lainnya adalah kesempatan yang dimungkinkan oleh teknologi internet.
Al Qur’an menjelaskan turunnya Isa AS ke
bumi
Allah tidak menghendaki orang-orang kafir
membunuh ‘Isa AS, melainkan mengangkatnya ke sisi-Nya, dan mengumumkan kabar
gembira kepada umat manusia bahwa nabi Isa akan turun ke bumi di Hari Akhir. Al
Qur’an memberikan informasi mengenai turunnya ‘Isa AS dalam sejumlah ayat:
Salah satu ayat menyatakan bahwa
orang-orang kafir yang merencanakan pembunuhan Isa AS tidak berhasil;
… dan karena ucapan mereka, “Sesungguhnya
kami telah membunuh Al Masih, ‘Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka
tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh
ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang
yang berselisih paham tentang (pembunuhan) ‘Isa, benar-benar dalam
keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan
tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka
tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah ‘Isa. (QS An Nisaa’:
157)
Ayat lain mengatakan bahwa ‘Isa AS tidak
meninggal, melainkan diangkat dari lingkungan manusia ke kehadirat Allah.
tetapi (yang sebenarnya), Allah telah
mengangkat ‘Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana
(QS An Nisaa’: 158)
Pada ayat ke-55 Surat Ali ‘Imran, kita telah
mengetahui bahwa Allah akan menempatkan orang-orang yang mengikuti ‘Isa AS di
atas orang-orang yang kafir hingga Hari Kebangkitan. Ini sebuah fakta sejarah
bahwa 2000 tahun lalu, murid-murid ‘Isa tidak mempunyai kekuasaan politik.
Orang-orang Kristen yang hidup antara zaman tersebut dan masa sekarang telah
meyakini sejumlah ajaran palsu, terutama doktrin Trinitas (mengakui tiga Tuhan
dalam satu Tuhan). Oleh karena itu, terbukti bahwa mereka tidak bisa disebut
sebagai pengikut Nabi ‘Isa as, karena, seperti dikatakan di berbagai ayat di
dalam Al Qur’an, mereka yang meyakini Trinitas telah tergelincir ke dalam
kesesatan. Dalam hal ini, pada waktu sebelum Hari Akhir, para pengikut ‘Isa AS
akan mengalahkan orang-orang yang ingkar itu dan memenuhi janji ilahiyah yang
termuat di dalam Surat Ali ‘Imran. Yang pasti, kelompok yang diberkati ini akan
diketahui ketika ‘Isa AS ketika turun kembali ke bumi.
Senin, 21 Mei 2012
Kuasa Allah Bayi Lahir Membawa Al-Quran
Inilah yang paling hangat terjadi pada 7 mei 2012. Berita bayi lahir
dengan membawa Al-Quran, sambil buka – buka google, eh dapat berita ini, dan
langsung saya posting lagi deh kepada rekan-rekan yang mau membacanya.
Ini termasuk kekuasaan Allah yang di tunjukkan untuk seluruh manusia,
ini adalah kenyataan dan bukan rekayasa. Karena ketika mendekati kiamat, Allah
akan menunjukkan kekuasaannya hingga manusia terheran-heran. Mari kita baca
beritanya dibawah ini
Selasa, 15 Mei 2012
Apakah ada Yesus Mengakui Agama Kristen
Semua pengikut
Yesus pasti mengakui bahwa mereka beragama Kristen. Tetapi apakah ada di antara
mereka bisa memberikan bukti atau menunjukkan ayat-ayat yang tertulis di dalam
Alkitab bahwa Yesus beragama Kristen?
Pertanyaan
seperti itu tampak sepele atau main-main, padahal kami benar-benar serius dan
akan menepati janji bila ada diantara umat Kristiani atau dari agama manapun
yang bisa memberikan bukti berupa ayat-ayatnya yang tertulis dalam Alkitab
tentang pengakuan Yesus bahwa dia beragama Kristen.
Jika Yesus
ternyata bukan beragama Kristen, lalu apa nama agama Yesus yang sebenarnya?
Siapa saja yang bisa menunjukkan bukti atau menunjukkan ayat-ayat yang
benar-benar tertulis di dalam Alkitab (Bible), pengakuan Yesus bahwa dia
beragama Kristen.
Minggu, 06 Mei 2012
Percaya Quran Atau Al-Kitab
Maka Kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan
tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud)
untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka Kecelakaan
yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri,
dan Kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.” (Qs
2 Al Baqarah 79)
“Hai ahli kitab,
Mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal kamu mengetahui
(kebenarannya).” (Qs 3 Ali Imran 70) download disini
“Hai ahli kitab,
Sesungguhnya Telah datang kepadamu Rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari
isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang)
dibiarkannya. Sesungguhnya Telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab
yang menerangkan.” (Qs 5 Al Maaidah 15)
“Dan janganlah
kamu berdebat dengan Ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali
dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan Katakanlah: "Kami Telah beriman
kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu;
Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami Hanya kepada-Nya berserah diri".”
(Qs 29 Al Ankabut 46)
Sabtu, 05 Mei 2012
Dajjal Menurut Hadis Nabi
Dajjal |
"Seakan-akan ia (Dajjal) mirip dengan "Abdul-'Uzza". Kata seakan-akan ini terang sekali menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW menggambarkan keadaan yang beliau lihat dalam visiun (kasyaf); hal ini memberi keyakinan kepada kita bahwa ramalan beliau mengenai Dajjal itu berasal dari kasyaf atau ru'yah. Tetapi pada waktu menceritakan ramalan-ramalan itu, biasanya tak diterangkan bahwa kenyataan itu dilihat dalam kasyaf atau ru'yah.
Apa-apa yang dilihat dalam ru'yah (kasyaf) itu biasanya harus ditafsirkan. Al-Qur'an sendiri menceritakan beberapa impian, yang artinya berlainan sekali dengan arti kalimatnya. Misalnya, dalam mimpi Nabi Yusuf melihat matahari, bulan dan sebelas bintang bersujud kepada beliau. Tetapi arti impian ini yang sesungguhnya ialah bahwa Allah akan menaikkan derajat dan kedudukan beliau.
Selanjutnya dalam mimpi Raja melihat tujuh ekor sapi kurus menelan tujuh ekor sapi gemuk. Adapun artinya ialah simpanan gandum selama tujuh tahun musim baik akan habis dimakan dalam tujuh tahun musim kering.
Dalam Hadits juga diriwayatkan impian Nabi Muhammad yang artinya berlainan sekali dengan kejadian yang dilihat dalam mimpi. Misalnya, dua gelang yang beliau lihat dalam mimpi, artinya, dua nabi palsu; tangan panjang artinya dermawan. Selain itu, pada umumnya orang mengakui bahwa ramalan-ramalan itu dibungkus dengan kalam ibarat.
Oleh karena itu, apa yang nomor satu harus diingat sehubungan dengan ramalan-ramalan tentang Dajjal, ialah bahwa ramalan itu penuh dengan kalam ibarat. Selanjutnya, karena ramalan itu tak berhubungan dengan Hukum Syari'at, maka akan mengalami dua macam kesukaran.
Pertama, orang-orang yang menceritakan ramalan itu kurang begitu hati-hati terhadap penyimpanan sabda yang diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW mengenai masalah ini, seperti hati-hati mereka terhadap penyimpanan sabda beliau mengenai Hukum Syari'at.
Kedua, oleh karena tak ada alat untuk mengetahui arti yang sebenarnya dari ramalan itu, sebelum ini menjadi kenyataan, maka tak jarang terjadi bahwa ucapan Nabi Muhammad SAW itu keliru ditangkapnya, sehingga kesan yang keliru ini mengakibatkan adanya penambahan dan perubahan dalam Hadits itu.
Senin, 09 Januari 2012
Lorong Hatiku
semua telah aku jalani dalam hidup ini. banyak sudah yang kudapati suka dan lukaku, perjalanan waktu masih sangat panjang. ribuan jejak telahku lampaui dengan nikmat dan susahnya perjuangan ini. tapi aku pingin menulis kisah hidupku yang makin suram.Untuk adikku Dek cut maafkan akhimu, telah lama aku meninggalkanmu, kadang dalam keramaian engkau masih merasa sendiri. bukan salahmu dek. salah akhimu yang terlalu tertekan dengan perasaan dan tekakanan dari orang yang sekarang akhi sayangi. akhi tidak tau kenapa dia sangat benci padamu. kadang kata-katamu benar dek, kadang kata-katamu mengandung makna yang sangat dalam untul bisa akhi mengertikan dengan bait-bait syair yang kadang engkau tulis disamping pelajaranmu.
wahai pejuang..? engkau memang penuh dengan perasaan dan sangat pengertian terhadap akhimu, cuman akhimu yang selalu menghidar dari hadapanmu karena desakan orang yang membencimu jika dekat denganku. padahal engkau orang yang sangat akhi sayang. engkau adikku yang selalu membantuku untuk terus maju dalam pergulatan dunia ini. engkau memang cahaya dalam hidupku.
wahai pejuangku,,? sejak kecil engkau telah bersamaku. berbagai penglaman dan rintanan telah kita hadapi dengan penuh kesabaran dan ketulsan jiwamu yang selalu lembut untuk direnungi. dek cut, tidak ada wanita yang sepertimu. akhi hanya ingin membahagiakanmu selagi umurku masih dikandung badan,
adikkku dek cut, namamu tidak akan hilang begitu saja dalam jiwa ini. namamu yang telah melekat sebagai dek cut adalah pemberianku di malaysia dulu. nama yang sempurna bagi seorang bocah yang telah ditinggalkan ayah ibu saudara dalam musibah tsunami 204 dulu.
adikku mafkan daku. sakit dan sehatmu telah kurang aku mengetahuinya. tapi engkau adalah temanku adikku dan guruku............
Kamis, 07 Juli 2011
Sesal Trus Menghantui
Tidak ada Kebahagiaan yang kudapati, setiap hari berlumuran dengan dosa. entah apa yang aku cari dalam hidup ini. keluh kesah terus membayangi dalam setiap langkah kakiku. wahai orang yang biasa menyemangatiku...? maafkan daku yang belum bisa memenuhi hasrat keinginanmu untuk patuh dan menjalani apa yang engkau anjurkan.
Dirimu baik jujur dan penuh perhatian. ucapanmu membuat aku ingin berubah, tapi nafsu dan kemalasan dan kebiaasaan telah menjadi teman dan kawan karibku dek. aku tau engkau terus menangis bila melihat diri ini masih terbalut dengan kemelut yang aku ciptakan sendiri.
Allah memang adil dek. allah tidak akan merubah suatu kaum, sebelum kaum itu merubah dirinya sendiri. begitu juga denganku dek. ingin berubah, tapi kenapa bisa ketempat itu lagi>>? kebawa kesana lagi...?
Aku malu pada diriku, padamu, pada ayah dan ibuku, pada orang-orang yang mengenalku.. malu lantaran kecerobahan dan ke maksiatan yang terus berlaku. walau orang lain tidak tau dek, termasuk dirimu, kecuali Allah dan para Malaikatnya.
Kesadaran kadang menghantui malamku ketika mendengarkan lantunan ayat suci tuhanku. kadang juga air mata bisa menetes melingkari sekujur bola matku yang mulai memerah dimakan usia malam yang tidak pernah bisa memejamkan mata mengingat dosa yang sering kuperbuat dengan dosa yang sama. duh...? padahal orang baik adalah mereka yang tidak jatuh pada lubang yang sama. tapi aku dek.....? entahlah. mungkin hatiku telah buta? mungkin jiwaku yang sudah tidak bisa membaca situasi dan kondisi yang baik dan perubahan yang baik...?
aku tersesat karena ulahku. aku tersukur karena keboonganku. dek...? hidupmu masih jauh kedepan, gapaikan cita-citamu seolah dirimu masih buta terhadap ilmu. lihatlah keatas, pandang jauh kedepan dek, makin dirimu belajar makin membuatmu pingi mengetahui. maka ingatkah engkau dek kata Imam Al-Ghazali " makin banyak kita mempelajari dan mengkaji ilmu, makin membuat kita bodoh.". tau dek maksudnya. makin banyak kita belajar, membaca dan mengamalkan, makin membuat kita haus akan ilmu, berarti kita masih bodoh dek...?
Doakam Akhimu bisa merangkak mendekati ajaran Rabbku, Allah Ya Rabbi....
Aku rindu Padamu Ilahi
Tapi hatiku tidak suci
banyak menjahili kawn dan sanak saudara
aku bersimpuh padamu, memohon dan merindu...?
Dirimu baik jujur dan penuh perhatian. ucapanmu membuat aku ingin berubah, tapi nafsu dan kemalasan dan kebiaasaan telah menjadi teman dan kawan karibku dek. aku tau engkau terus menangis bila melihat diri ini masih terbalut dengan kemelut yang aku ciptakan sendiri.
Allah memang adil dek. allah tidak akan merubah suatu kaum, sebelum kaum itu merubah dirinya sendiri. begitu juga denganku dek. ingin berubah, tapi kenapa bisa ketempat itu lagi>>? kebawa kesana lagi...?
Aku malu pada diriku, padamu, pada ayah dan ibuku, pada orang-orang yang mengenalku.. malu lantaran kecerobahan dan ke maksiatan yang terus berlaku. walau orang lain tidak tau dek, termasuk dirimu, kecuali Allah dan para Malaikatnya.
Kesadaran kadang menghantui malamku ketika mendengarkan lantunan ayat suci tuhanku. kadang juga air mata bisa menetes melingkari sekujur bola matku yang mulai memerah dimakan usia malam yang tidak pernah bisa memejamkan mata mengingat dosa yang sering kuperbuat dengan dosa yang sama. duh...? padahal orang baik adalah mereka yang tidak jatuh pada lubang yang sama. tapi aku dek.....? entahlah. mungkin hatiku telah buta? mungkin jiwaku yang sudah tidak bisa membaca situasi dan kondisi yang baik dan perubahan yang baik...?
aku tersesat karena ulahku. aku tersukur karena keboonganku. dek...? hidupmu masih jauh kedepan, gapaikan cita-citamu seolah dirimu masih buta terhadap ilmu. lihatlah keatas, pandang jauh kedepan dek, makin dirimu belajar makin membuatmu pingi mengetahui. maka ingatkah engkau dek kata Imam Al-Ghazali " makin banyak kita mempelajari dan mengkaji ilmu, makin membuat kita bodoh.". tau dek maksudnya. makin banyak kita belajar, membaca dan mengamalkan, makin membuat kita haus akan ilmu, berarti kita masih bodoh dek...?
Doakam Akhimu bisa merangkak mendekati ajaran Rabbku, Allah Ya Rabbi....
Aku rindu Padamu Ilahi
Tapi hatiku tidak suci
banyak menjahili kawn dan sanak saudara
aku bersimpuh padamu, memohon dan merindu...?
Sabtu, 25 Juni 2011
KELUHKU UNTUKMU
Aku hanya menutur kata ditempat ini, sebagai tempat keluh dan kesah dan tempat menyimpan kekesalan kesalahan dan dosa yang telah aku perbuat.. Aku tau selama ini bayak dosa yang telah aku perbuat kepada manusia yang dekat denganku. Terlebih kepada seorang adikku yang slalu membimbingku menju ke arah yang lebih baik
Adek.. Bukan akhe tidak berusaha dan menuruti apa yang adek sarankan, tapi jiwa akhe tidak menentu. Entah kenapa dek, persoalan terus melanda diri ini. Dosa terus ku perbuat bail sengaja maupun tidak sengaja, karena aku mulai jauh dari agama, akhe mulai berani meninggalkan shalat, mempermainkan orang lain.
Dek. Akhe mohon diperbanyak maaf. Kilafku memang kadang sengaja dan kadang tidak sengaja kepadamu, tidak ada maksudku menyakiti orang lain lebih-lebih diri adek. Engkau orang yang paling dekat denganku, engkau adek yang sejak kecil telah bersama dalam menempuh kehidupan di penjara suci ini.
Keluhku memang sangat banyak dan penuh dengan persoalan, kesalahn yang aku perbuat bukan karena orang lain, tapi karena diriku sendiri. Dalam jiwa ini masih ada kata dan harapan untuk berubah. Jiwa ini masih ada rasa untuk berubah kearah yang lebih baik. Tapi akhe tidak sanggup bila tidak ada yang yang menolong dan memotivasiku setiap saat dan menuntunku menuju jalan yang baik dan benar menurut agama ini..
Aku tidak tau lagi harus berbuat apa../? Kemalasanku untuk berbuat mulai berakar kuat membalut jiwaku dan mengikatku dengan kekuatan yang sangat sulit untuk aku putuskan dan lepaskan dari dorongan ini. Aku bagaikan orang yang tersest ditengah padang pasir, tidak tau arah menuju kemana, kehausanku mulai terasa, penolongku mulai tiada. Aku terhempas sedangmatari trus menikuti seolah aku mau diadili. Keringat mulai bercucuran. Tapi hujan tidak bernah turun, ain makin menjauh langkah mulai goyang, mata makin memudar, kerongkongan mulai mencekik. Yang aku butuhkan hanyalah air dan makanan dek...? Untuk mempertahankan hidup mulai mencari kehidupan yang baru..?
Jumat, 24 Juni 2011
Di Rumah Allah Itu Aku Bersimpuh
Banyak cara yang bisa kita lakukan saat sedang mendapat ujian dan cobaan. setiap orang pastinya sudah punya caranya masing masing. sudah kita ketahui bersama jika permasalahan akan selalu datang silih berganti. dari masalah keluarga sampai masalah kerja.
selain silaturahim yang sudah saya tulis sebelumnya, ada cara lain yang paling sering saya lakukan. ketika ada masalah dengan riset saya, biasanya saya pergi ke mushola itu. sebuah mushola yang berada di lantai 11 sebuah gedung di kampus kami.
setelah ambil wudhu, saya sholat berjamaah jika emang itu waktu sholat. kalo bukan palingan sholat setelah wudhu atau langsung duduk saja. paling enak adalah jika itu waktu sholat.
akhir akhir ini saya tersusik dengan sebuah pertanyaan hati.
“sudahkan saya benar benar meminta kepada Allah dan hanya kepada Allah”
hati kecil saya menjawab….belum. yah itulah ternyata yang saya lakukan selama ini. saya hanya meminta sebagai sambilan saja. saya merasa jika saya belum menjawab pertanyaan diatas dengan ya.
sejak saat itu kucoba jadikan mushola itu tempat buat bersimpuh dan mengadukan semuanya kepada Allah. saya yakin kita kita sudah benar benar meminta kepada Allah dan hanya kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan kemudahan dan jawaban atas semua yang kita adukan.
kepada siapa lagi kita meminta dan mengadu ? adakah mahluk di dunia ini yang bisa mengabulkan apa yang kita inginkan ? saya yakin jawabanya tidak ada. Hanya Allahlah yang bisa mengabulkan semua permintaan kita. mari kita sering sering basahi lidah kita dengan doa berikut:
Ya Allah! Tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Sedang yang susah boleh Engkau jadikan mudah, apabila Engkau menghendakinya.” (HR. Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya no. 2427 (Mawaarid), Ibnus Sunni no. 351. Al-Hafizh berkata: Hadits di atas sahih, dan dinyatakan shahih pula oleh Abdul Qadir Al-Arnauth dalam Takhrij Al-Adzkar oleh Imam An-Nawawi, h. 106)
Kehidupan Akhirat
Perinsip iman kepada kehidupan abadi akhirat merupakan salah satu poin penting dalam konsepsi Islam tentang kosmos (alam semesta) dan merupakan ajaran dasar Islam. Iman kepada akhirat merupakan syarat mutlak untuk menjadi Muslim. Tidak beriman kepada akhirat berarti bukan Muslim.
Setelah syahadat (pengakuan akan monoteisme), iman kepada akhirat merupakan ajaran paling penting yang disampaikan semua nabi tanpa kecuali. Para teolog akademis Islam menyebutnya ajaran Kebangkitan.
Dalam Al-Qur'an terdapat ratusan ayat mengenai Hari Pengadilan, kehidupan setelah mad, bangkit dari kematian, buku amal, surga, neraka, keabadian akhirat dan soal-soal lain yang berkaitan dengan alam setelah kematian. Dalam dua belas ayat, iman kepada Hari Terakhir secara formal disebut setelah iman kepada Allah SWT.
Al-Qur'an menggunakan beragam ungkapan untuk menunjukkan Hari Kebangkitan. Satu persatu ungkapan ini penuh dengan makna irfan. Hari Terakhir merupakan salah satunya. Dengan menggunakan ungkapan ini Al-Qur'an ingin kita memperhatikan dua poin:
Bahwa kehidupan manusia, dan sungguh sepanjang waktu eksistensi dunia, dibagi menjadi dua periode. Masing-masing periode dapat disebut hari. Hari Pertama (periode durasi dunia ini) akan berakhir, namun Hari Terakhir (periode durasi akhirat) tak ada akhirnya. Al-Qur'an menyebut kehidupan dunia ini hari pertama dan menyebut kehidupan akhirat hari terakhir. (lihat QS. al-Lail: 3 dan adh-Dhuhâ: 4)
Bahwa sekarang pun ketika kita masih berada dalam periode pertama dan belum mencapai periode kedua dan hari kedua, sukses dan keselamatan kita selama hari ini maupun hari itu tergantung pada iman kita. Dengan iman, kita lalu memperhatikan amal baik dan reaksinya. Kita harus mengerti bahwa seperti kita, pikiran kita, perbuatan kita dan kebiasaan kita juga, dari yang paling kecil sampai yang paling besar, ada hari pertama dan hari terakhirnya. Kata dan perbuatan kita selama hari pertama tidak sirna, melainkan terus eksis dan akan dimintai pertanggung jawaban pada Hari Pengadilan. Karena itu kita harus berusaha keras agar diri kita, perbuatan kita dan niat kita lurus, agar kita tidak berpikir serta berbuat buruk. Jadi kita harus selalu melangkah ke depan dengan taat hukum dan perilaku yang baik, karena pada iman kita bergantung kebahagiaan kita di hari itu, Perilaku manusia di dunia inilah yang membuat hidupnya di akhirat bahagia atau sengsara. Itulah sebabnya Al-Qur'an memandang iman kepada akhirat atau Hari Terakhir sebagai syarat mutlak kebahagiaan manusia.
Sumber Iman kepada Kehidupan Akhirat
Sumber pokok iman kepada kehidupan abadi akhirat adalah wahyu Allah yang disampaikan kepada umat manusia melalui para nabi. Setelah mengakui Allah, beriman kepada kebenaran para nabi dan mengetahui dengan pasti bahwa apa yang disampaikan para nabi memang berasal dari Allah SWT dan karena itu benar, lalu manusia beriman kepada Hari Kebangkitan dan kehidupan abadi akhirat. Prinsip keyakinan religius ini digambarkan oleh para nabi sebagai ajaran terpenting setelah tauhid.
Dengan begitu, derajat iman seseorang kepada kehidupan akhirat tergantung, di satu pihak, pada derajat imannya kepada Kenabian dan kebenaran para nabi, dan di pihak lain, pada derajat kebenaran dan rasionalitas konsepsinya mengenai akhirat, dan keterbebasannya dari pikiran-pikiran kotor dan bodoh.
Selain wahyu Allah SWT yang disampaikan oleh para nabi, ada beberapa metode lain untuk beriman kepada akhirat. Melalui upaya intelektual dan ilmiah, manusia dapat melihat, setidak-tidaknya, beberapa indikasi kuat yang mendukung apa yang dikatakan para nabi tentang akhirat. Metode-metode ini adalah:
(i) dengan jalan mengenal Allah SWT; (ii) dengan jalan mengenal dunia; (iii) dengan jalan mengenal roh dan mentalitas manusia. Untuk saat ini kami tak akan membahas metode-metode ini yang memerlukan deretan panjang argumen filosofis dan ilmiah. Kami hanya akan membahas metode Kenabian dan wahyu saja. Karena Al-Qur'an sendiri, dalam beberapa ayatnya, dengan jelas menyebutkan metode-metode ini, dan dalam beberapa ayat lainnya meng-isyaratkan ke arah metode-metode ini, maka kami akan membahasnya pada bagian selanjutnya di bawah judul Argumen Al-Qur'an tentang Akhirat. Agar soal kehidupan abadi akhirat bisa jelas dari sudut pandang Islam, maka perlu dilihat soal-soal berikut:
(i) Karakter hakiki kematian.
(ii) Kehidupan setelah mati.
(iii) Barzakh.
(iv) Kebangkitan.
(v) Hubungan kehidupan dunia dengan kehidupan setelah kematian.
(vi) Eksistensi abadi amal perbuatan manusia dalam bentuk fisik.
(vii) Karakter umum dan khas kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
(viii) Argumen Al-Qur'an mengenai akhirat.
Karakter Hakiki Kematian
Apa kematian itu? Apakah kematian adalah kehancuran, kemusnahan, dan non-eksistensi, ataukah suatu perubahan, perkembangan dan peralihan dari satu dunia ke dunia lain? Inilah pertanyaan yang selalu menarik perhatian manusia. Setiap orang ingin menemukan sendiri jawabannya atau menerima jawaban yang sudah ada. Karena kita ini Muslim, maka kita ingin memberikan jawaban untuk pertanyaan ini dari Al-Qur'an, dan kita percaya pada apa yang dikatakan Al-Qur'an dalam hal ini.
Al-Qur'an memiliki penjelasannya sendiri mengenai karakter hakiki kematian. Al-Qur'an menggunakan kata "tawaffâ dalam kaitan ini. Arti kata ini adalah menerima penuh. Empat belas ayat Al-Qur'an menggunakan ungkapan ini. Semua ayat ini menunjukkan bahwa, dari sudut pandang Al-Qur'an, arti kematian adalah masuk ke dalam penjagaan. Dengan kata lain, ketika mati manusia memasuki penjagaan otoritas-otoritas ilahiah yang menerimanya tanpa batas. Dari ungkapan ini dapat disimpulkan beberapa poin:
(i) Arti kematian bukanlah kesirnaan dan kemusnahan. Kematian hanyalah peralihan dari satu dunia ke dunia lain, dan dari satu tahap kehidupan ke tahap kehidupan lain. Setelah kematian, kehidupan manusia berlanjut, meski bentuknya berbeda.
(ii) Yang membentuk manusia dan dirinya bukanlah tubuhnya serta sistem fisis dan penunjangnya, yang di dunia ini berangsur-angsur mengalami kerusakan dan kehancuran. Yang sesungguhnya membentuk personalitas dan ego manusia adalah apa yang oleh Al-Qur'an digambarkan sebagai "diri" dan terkadang "jiwa".
(iii)Jiwa atau diri manusia merupakan konstituen sejati personalitasnya. Manusia tidak mati, karena jiwa atau rohnya tidak mati. Rohnya eksis di sebuah cakrawala yang letaknya di atas cakrawala materi dan hal-hal material. Meskipun ini merupakan hasil dari evolusi esensi fenomena alam yang mengalami transformasi menjadi jiwa atau roh sebagai akibat dari evolusinya, namun cakrawalanya mengalami perubahan dan menjadi sesuatu dari alam lain yang di luar alam semesta. Ketika mati, roh beralih ke kelas lain, yaitu kelas roh. Dengan kata lain, realitas di luar materi ini kini berada dalam penjagaan malaikat. Al-Qur'an mengemukakan poin bahwa manusia adalah sebuah realitas yang kelasnya di luar materi. Mengenai Adam as, manusia pertama, Al-Qur'an mengatakan,
"Dan telah meniupkan ke dalamnya roh-Ku." (QS. al-Hijr: 29)
Soal roh dan kelangsungan hidupnya setelah mati merupakan salah satu ajaran pokok Islam. Separo dari ajaran-ajaran Islam yang tak dapat diingkari itu didasarkan pada doktrin bahwa roh tak bergantung pada tubuh, dan roh masih terus eksis meski manusia telah mati. Semua nilai manusiawi sejati didasarkan pada kebenaran ini. Tanpa kebenaran ini, nilai-nilai tersebut tak lebih dari imajinasi belaka.
Semua ayat yang berbicara tentang kehidupan setelah mati, beberapa contohnya akan kami kutip, membuktikan bahwa roh adalah sebuah realitas yang tak bergantung pada tubuh dan bahwa roh akan terus ada sekalipun tubuh sudah hancur dan sirna.
Sebagian orang mengira bahwa dari sudut pandang Al-Qur'an tak ada roh atau jiwa. Akhir eksistensi manusia adalah ketika manusia mati. Setelah mati, manusia tak memiliki kesadaran dan juga tak merasa senang atau sakit. Pada saat Kebangkitan, manusia akan mendapat hidup baru, dan pada saat ini sajalah dia akan menemukan kembali dirinya dan dunia. Namun teori ini bertentangan dengan ayat-ayat yang menyebutkan kehidupan setelah mad.
Para pendukung teori ini mengira bahwa orang yang mempercayai eksistensi roh atau jiwa mendasarkan klaimnya pada ayat, "Katdkanlah, roh adalah atas perintah Tuhanku." Mereka mengatakan bahwa meskipun kata "roh" disebut berulang-ulang dalam Al-Qur'an, namun makna roh adalah sesuatu yang berbeda dengan apa yang disebut jiwa. Dalam ayat ini juga arti roh sama dengan yang dimaksud dalam ayat-ayat lain. Orang-orang ini tidak tahu bahwa orang yang mempercayai eksistensi roh tidak mendasarkan argumennya pada ayat ini. Ada sekitar dua puluh ayat lagi yang jelas-jelas menyebut roh atau menyebutnya dalam bentuk kata benda dan kata ganti yang mengungkapkan milik, rangkaian kata sifat dan seterusnya seperti roh Kami, roh-Ku, roh suci, roh dengan Perintah Kami. Mengenai manusia, dikatakan "Dan Aku tiupkan he dalamnya roh-Ku." Ungkapan ini menunjukkan bahwa dari sudut pandang Al-Qur'an ada sebuah realitas yang lebih tinggi daripada malaikat dan manusia, dan realitas inilah yang disebut roh. Sebagai nikmat dari Allah SWT, malaikat dan manusia memiliki realitas ini yang digambarkan sebagai "dengan Perintah-Ku". Ayat "Aku tiupkan ke dalamnya roh-Ku," bersama ayat-ayat lain menunjukkan bahwa roh manusia memiliki realitas yang luar biasa.
Banyak ayat Al-Qur'an bukan saja menegaskan eksistensi mandiri roh manusia, namun pandangan ini juga diperkuat oleh banyak riwayat mutawatir dalam kitab-kitab hadis dan juga diperkuat oleh banyak kalimat dalam "Nahj al-Balaghah". (Lihat Peak of Eloquence (Nahj al-Balaghah atau Puncah Kefasihan, I. S. P. 1984) dan Doa Para Imam Suez)
Faktanya adalah bahwa pengingkaran eksistensi roh merupakan pikiran kotor Barat yang diilhami oleh materialisme Barat. Sayangnya, ada sebagian pengikut Al-Qur'an yang berpikiran seperti ini. Sekarang kami kutip, melalui contoh-contoh, tiga dari empat ayat yang menggunakan kata "tawaffi' untuk kematian. Dalam ayat-ayat ini dikatakan bahwa setelah kematiannya manusia masih melakukan perbuatan-perbuatan seperti yang dilakukannya ketika masih hidup (seperti bicara, berkehendak dan memohon).
(i) Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya din, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu itu?" Mereka menjawab: "Kami adalah orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah). " Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?" Orang-orang itu tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburu-buruk tempat kembali. (QS. an-Nisâ': 97)
Setelah syahadat (pengakuan akan monoteisme), iman kepada akhirat merupakan ajaran paling penting yang disampaikan semua nabi tanpa kecuali. Para teolog akademis Islam menyebutnya ajaran Kebangkitan.
Dalam Al-Qur'an terdapat ratusan ayat mengenai Hari Pengadilan, kehidupan setelah mad, bangkit dari kematian, buku amal, surga, neraka, keabadian akhirat dan soal-soal lain yang berkaitan dengan alam setelah kematian. Dalam dua belas ayat, iman kepada Hari Terakhir secara formal disebut setelah iman kepada Allah SWT.
Al-Qur'an menggunakan beragam ungkapan untuk menunjukkan Hari Kebangkitan. Satu persatu ungkapan ini penuh dengan makna irfan. Hari Terakhir merupakan salah satunya. Dengan menggunakan ungkapan ini Al-Qur'an ingin kita memperhatikan dua poin:
Bahwa kehidupan manusia, dan sungguh sepanjang waktu eksistensi dunia, dibagi menjadi dua periode. Masing-masing periode dapat disebut hari. Hari Pertama (periode durasi dunia ini) akan berakhir, namun Hari Terakhir (periode durasi akhirat) tak ada akhirnya. Al-Qur'an menyebut kehidupan dunia ini hari pertama dan menyebut kehidupan akhirat hari terakhir. (lihat QS. al-Lail: 3 dan adh-Dhuhâ: 4)
Bahwa sekarang pun ketika kita masih berada dalam periode pertama dan belum mencapai periode kedua dan hari kedua, sukses dan keselamatan kita selama hari ini maupun hari itu tergantung pada iman kita. Dengan iman, kita lalu memperhatikan amal baik dan reaksinya. Kita harus mengerti bahwa seperti kita, pikiran kita, perbuatan kita dan kebiasaan kita juga, dari yang paling kecil sampai yang paling besar, ada hari pertama dan hari terakhirnya. Kata dan perbuatan kita selama hari pertama tidak sirna, melainkan terus eksis dan akan dimintai pertanggung jawaban pada Hari Pengadilan. Karena itu kita harus berusaha keras agar diri kita, perbuatan kita dan niat kita lurus, agar kita tidak berpikir serta berbuat buruk. Jadi kita harus selalu melangkah ke depan dengan taat hukum dan perilaku yang baik, karena pada iman kita bergantung kebahagiaan kita di hari itu, Perilaku manusia di dunia inilah yang membuat hidupnya di akhirat bahagia atau sengsara. Itulah sebabnya Al-Qur'an memandang iman kepada akhirat atau Hari Terakhir sebagai syarat mutlak kebahagiaan manusia.
Sumber Iman kepada Kehidupan Akhirat
Sumber pokok iman kepada kehidupan abadi akhirat adalah wahyu Allah yang disampaikan kepada umat manusia melalui para nabi. Setelah mengakui Allah, beriman kepada kebenaran para nabi dan mengetahui dengan pasti bahwa apa yang disampaikan para nabi memang berasal dari Allah SWT dan karena itu benar, lalu manusia beriman kepada Hari Kebangkitan dan kehidupan abadi akhirat. Prinsip keyakinan religius ini digambarkan oleh para nabi sebagai ajaran terpenting setelah tauhid.
Dengan begitu, derajat iman seseorang kepada kehidupan akhirat tergantung, di satu pihak, pada derajat imannya kepada Kenabian dan kebenaran para nabi, dan di pihak lain, pada derajat kebenaran dan rasionalitas konsepsinya mengenai akhirat, dan keterbebasannya dari pikiran-pikiran kotor dan bodoh.
Selain wahyu Allah SWT yang disampaikan oleh para nabi, ada beberapa metode lain untuk beriman kepada akhirat. Melalui upaya intelektual dan ilmiah, manusia dapat melihat, setidak-tidaknya, beberapa indikasi kuat yang mendukung apa yang dikatakan para nabi tentang akhirat. Metode-metode ini adalah:
(i) dengan jalan mengenal Allah SWT; (ii) dengan jalan mengenal dunia; (iii) dengan jalan mengenal roh dan mentalitas manusia. Untuk saat ini kami tak akan membahas metode-metode ini yang memerlukan deretan panjang argumen filosofis dan ilmiah. Kami hanya akan membahas metode Kenabian dan wahyu saja. Karena Al-Qur'an sendiri, dalam beberapa ayatnya, dengan jelas menyebutkan metode-metode ini, dan dalam beberapa ayat lainnya meng-isyaratkan ke arah metode-metode ini, maka kami akan membahasnya pada bagian selanjutnya di bawah judul Argumen Al-Qur'an tentang Akhirat. Agar soal kehidupan abadi akhirat bisa jelas dari sudut pandang Islam, maka perlu dilihat soal-soal berikut:
(i) Karakter hakiki kematian.
(ii) Kehidupan setelah mati.
(iii) Barzakh.
(iv) Kebangkitan.
(v) Hubungan kehidupan dunia dengan kehidupan setelah kematian.
(vi) Eksistensi abadi amal perbuatan manusia dalam bentuk fisik.
(vii) Karakter umum dan khas kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
(viii) Argumen Al-Qur'an mengenai akhirat.
Karakter Hakiki Kematian
Apa kematian itu? Apakah kematian adalah kehancuran, kemusnahan, dan non-eksistensi, ataukah suatu perubahan, perkembangan dan peralihan dari satu dunia ke dunia lain? Inilah pertanyaan yang selalu menarik perhatian manusia. Setiap orang ingin menemukan sendiri jawabannya atau menerima jawaban yang sudah ada. Karena kita ini Muslim, maka kita ingin memberikan jawaban untuk pertanyaan ini dari Al-Qur'an, dan kita percaya pada apa yang dikatakan Al-Qur'an dalam hal ini.
Al-Qur'an memiliki penjelasannya sendiri mengenai karakter hakiki kematian. Al-Qur'an menggunakan kata "tawaffâ dalam kaitan ini. Arti kata ini adalah menerima penuh. Empat belas ayat Al-Qur'an menggunakan ungkapan ini. Semua ayat ini menunjukkan bahwa, dari sudut pandang Al-Qur'an, arti kematian adalah masuk ke dalam penjagaan. Dengan kata lain, ketika mati manusia memasuki penjagaan otoritas-otoritas ilahiah yang menerimanya tanpa batas. Dari ungkapan ini dapat disimpulkan beberapa poin:
(i) Arti kematian bukanlah kesirnaan dan kemusnahan. Kematian hanyalah peralihan dari satu dunia ke dunia lain, dan dari satu tahap kehidupan ke tahap kehidupan lain. Setelah kematian, kehidupan manusia berlanjut, meski bentuknya berbeda.
(ii) Yang membentuk manusia dan dirinya bukanlah tubuhnya serta sistem fisis dan penunjangnya, yang di dunia ini berangsur-angsur mengalami kerusakan dan kehancuran. Yang sesungguhnya membentuk personalitas dan ego manusia adalah apa yang oleh Al-Qur'an digambarkan sebagai "diri" dan terkadang "jiwa".
(iii)Jiwa atau diri manusia merupakan konstituen sejati personalitasnya. Manusia tidak mati, karena jiwa atau rohnya tidak mati. Rohnya eksis di sebuah cakrawala yang letaknya di atas cakrawala materi dan hal-hal material. Meskipun ini merupakan hasil dari evolusi esensi fenomena alam yang mengalami transformasi menjadi jiwa atau roh sebagai akibat dari evolusinya, namun cakrawalanya mengalami perubahan dan menjadi sesuatu dari alam lain yang di luar alam semesta. Ketika mati, roh beralih ke kelas lain, yaitu kelas roh. Dengan kata lain, realitas di luar materi ini kini berada dalam penjagaan malaikat. Al-Qur'an mengemukakan poin bahwa manusia adalah sebuah realitas yang kelasnya di luar materi. Mengenai Adam as, manusia pertama, Al-Qur'an mengatakan,
"Dan telah meniupkan ke dalamnya roh-Ku." (QS. al-Hijr: 29)
Soal roh dan kelangsungan hidupnya setelah mati merupakan salah satu ajaran pokok Islam. Separo dari ajaran-ajaran Islam yang tak dapat diingkari itu didasarkan pada doktrin bahwa roh tak bergantung pada tubuh, dan roh masih terus eksis meski manusia telah mati. Semua nilai manusiawi sejati didasarkan pada kebenaran ini. Tanpa kebenaran ini, nilai-nilai tersebut tak lebih dari imajinasi belaka.
Semua ayat yang berbicara tentang kehidupan setelah mati, beberapa contohnya akan kami kutip, membuktikan bahwa roh adalah sebuah realitas yang tak bergantung pada tubuh dan bahwa roh akan terus ada sekalipun tubuh sudah hancur dan sirna.
Sebagian orang mengira bahwa dari sudut pandang Al-Qur'an tak ada roh atau jiwa. Akhir eksistensi manusia adalah ketika manusia mati. Setelah mati, manusia tak memiliki kesadaran dan juga tak merasa senang atau sakit. Pada saat Kebangkitan, manusia akan mendapat hidup baru, dan pada saat ini sajalah dia akan menemukan kembali dirinya dan dunia. Namun teori ini bertentangan dengan ayat-ayat yang menyebutkan kehidupan setelah mad.
Para pendukung teori ini mengira bahwa orang yang mempercayai eksistensi roh atau jiwa mendasarkan klaimnya pada ayat, "Katdkanlah, roh adalah atas perintah Tuhanku." Mereka mengatakan bahwa meskipun kata "roh" disebut berulang-ulang dalam Al-Qur'an, namun makna roh adalah sesuatu yang berbeda dengan apa yang disebut jiwa. Dalam ayat ini juga arti roh sama dengan yang dimaksud dalam ayat-ayat lain. Orang-orang ini tidak tahu bahwa orang yang mempercayai eksistensi roh tidak mendasarkan argumennya pada ayat ini. Ada sekitar dua puluh ayat lagi yang jelas-jelas menyebut roh atau menyebutnya dalam bentuk kata benda dan kata ganti yang mengungkapkan milik, rangkaian kata sifat dan seterusnya seperti roh Kami, roh-Ku, roh suci, roh dengan Perintah Kami. Mengenai manusia, dikatakan "Dan Aku tiupkan he dalamnya roh-Ku." Ungkapan ini menunjukkan bahwa dari sudut pandang Al-Qur'an ada sebuah realitas yang lebih tinggi daripada malaikat dan manusia, dan realitas inilah yang disebut roh. Sebagai nikmat dari Allah SWT, malaikat dan manusia memiliki realitas ini yang digambarkan sebagai "dengan Perintah-Ku". Ayat "Aku tiupkan ke dalamnya roh-Ku," bersama ayat-ayat lain menunjukkan bahwa roh manusia memiliki realitas yang luar biasa.
Banyak ayat Al-Qur'an bukan saja menegaskan eksistensi mandiri roh manusia, namun pandangan ini juga diperkuat oleh banyak riwayat mutawatir dalam kitab-kitab hadis dan juga diperkuat oleh banyak kalimat dalam "Nahj al-Balaghah". (Lihat Peak of Eloquence (Nahj al-Balaghah atau Puncah Kefasihan, I. S. P. 1984) dan Doa Para Imam Suez)
Faktanya adalah bahwa pengingkaran eksistensi roh merupakan pikiran kotor Barat yang diilhami oleh materialisme Barat. Sayangnya, ada sebagian pengikut Al-Qur'an yang berpikiran seperti ini. Sekarang kami kutip, melalui contoh-contoh, tiga dari empat ayat yang menggunakan kata "tawaffi' untuk kematian. Dalam ayat-ayat ini dikatakan bahwa setelah kematiannya manusia masih melakukan perbuatan-perbuatan seperti yang dilakukannya ketika masih hidup (seperti bicara, berkehendak dan memohon).
(i) Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya din, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu itu?" Mereka menjawab: "Kami adalah orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah). " Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?" Orang-orang itu tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburu-buruk tempat kembali. (QS. an-Nisâ': 97)
Ayat Suci Dalam Kromosom Manusia
Seorang ilmuwan yang penemuannya sehebat Gallileo, Newton dan Einstein yang berhasil membuktikan tentang keterkaitan antara Alquran dan rancang struktur tubuh manusia adalah Dr. Ahmad Khan. Dia adalah lulusan Summa Cumlaude dari Duke University . Walaupun ia ilmuwan muda yang tengah menanjak, terlihat cintanya hanya untuk Allah dan untuk penelitian genetiknya. Ruang kerjanya yang dihiasi kaligrafi, kertas-kertas penghargaan, tumpukan buku-buku kumal dan kitab suci yang sering dibukanya, menunjukkan bahwa ia merupakan kombinasi dari `ilmuwan dan pecinta kitab suci.
Salah satu penemuannya yang menggemparkan dunia ilmu pengetahuan adalah ditemukannya informasi lain selain konstruksi Polipeptida yang dibangun dari kodon DNA. Ayat pertama yang mendorong penelitiannya adalah Surat "Fussilat" ayat 53 yang juga dikuatkan dengan hasil-hasil penemuan Profesor Keith Moore ahli embriologi dari Kanada.
Penemuannya tersebut diilhami ketika Khatib pada waktu salat Jumat membacakan salah satu ayat yang ada kaitannya dengan ilmu biologi. Bunyi ayat tersebut adalah sebagai berikut: "...Sanuriihim ayatinaa filafaaqi wa fi anfusihim hatta yatabayyana lahum annahu ul-haqq..." Yang artinya; Kemudian akan Kami tunjukkan tanda-tanda kekuasaan kami pada alam dan dalam diri mereka, sampai jelas bagi mereka bahwa ini adalah kebenaran".
Hipotesis awal yang diajukan Dr. Ahmad Khan adalah kata "ayatinaa" yang memiliki makna "Ayat Allah", dijelaskan oleh Allah bahwa tanda-tanda kekuasaanNya ada juga dalam diri manusia. Menurut Ahmad Khan ayat-ayat Allah ada juga dalam DNA (Deoxy Nucleotida Acid) manusia. Selanjutnya ia beranggapan bahwa ada kemungkinan ayat Alquran merupakan bagian dari gen manusia. Dalam dunia biologi dan genetika dikenal banyaknya DNA yang hadir tanpa memproduksi protein sama sekali. Area tanpa produksi ini disebut Junk DNA atau DNA sampah.
Kenyataannya DNA tersebut menurut Ahmad Khan jauh sekali dari makna sampah. Menurut hasil hasil risetnya, Junk DNA tersebut merupakan untaian firman-firman Allah sebagai pencipta serta sebagai tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir. Sebagaimana disindir oleh Allah; Afala tafakaruun (apakah kalian tidak mau bertafakur atau menggunakan akal pikiran?).
Setelah bekerjasama dengan adiknya yang bernama Imran, seorang yang ahli dalam analisis sistem, laboratorium genetiknya mendapatkan proyek dari pemerintah. Proyek tersebut awalnya ditujukan untuk meneliti gen kecerdasan pada manusia. Dengan kerja kerasnya Ahmad Khan berupaya untuk menemukan huruf Arab yang mungkin dibentuk dari rantai Kodon pada cromosome manusia. Sampai kombinasi tersebut menghasilkan ayat-ayat Alquran. Akhirnya pada tanggal 2 Januari tahun 1999 pukul 2 pagi, ia menemukan ayat yang pertama "Bismillah ir Rahman ir Rahiim. Iqra bismirrabbika ladzi Khalq"; "bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan". Ayat tersebut adalah awal dari surat Al-A'laq yang merupakan surat pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad di Gua Hira. Anehnya setelah penemuan ayat pertama tersebut ayat lain muncul satu persatu secara cepat. Sampai sekarang ia telah berhasil menemukan 1/10 ayat Alquran.
Dalam wawancara yang dikutip "Ummi" edisi 6/X/99, Ahmad Khan menyatakan: "Saya yakin penemuan ini luar biasa, dan saya mempertaruhkan karier saya untuk ini. Saya membicarakan penemuan saya dengan dua rekan saya; Clive dan Martin seorang ahli genetika yang selama ini sinis terhadap Islam. Saya menyurati dua ilmuwan lain yang selama ini selalu alergi terhadap Islam yaitu Dan Larhammar dari Uppsala University Swedia dan Aris Dreisman dari Universitas Berlin .
Ahmad Khan kemudian menghimpun penemuan-penemuannya dalam beberapa lembar kertas yang banyak memuat kode-kode genetika rantai kodon pada cromosome manusia yaitu; T, C, G, dan A masing-masing kode Nucleotida akan menghasilkan huruf Arab yang apabila dirangkai akan menjadi firman Allah yang sangat mengagumkan.
Di akhir wawancaranya Dr. Ahmad Khan berpesan "Semoga penerbitan buku saya "Alquran dan Genetik", semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga non-muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama.
Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan. Penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi pendidikan atau pada level pemerintah. Memfasilitasi serta memberi dukungan secara moral dan finansial.
Salah satu penemuannya yang menggemparkan dunia ilmu pengetahuan adalah ditemukannya informasi lain selain konstruksi Polipeptida yang dibangun dari kodon DNA. Ayat pertama yang mendorong penelitiannya adalah Surat "Fussilat" ayat 53 yang juga dikuatkan dengan hasil-hasil penemuan Profesor Keith Moore ahli embriologi dari Kanada.
Penemuannya tersebut diilhami ketika Khatib pada waktu salat Jumat membacakan salah satu ayat yang ada kaitannya dengan ilmu biologi. Bunyi ayat tersebut adalah sebagai berikut: "...Sanuriihim ayatinaa filafaaqi wa fi anfusihim hatta yatabayyana lahum annahu ul-haqq..." Yang artinya; Kemudian akan Kami tunjukkan tanda-tanda kekuasaan kami pada alam dan dalam diri mereka, sampai jelas bagi mereka bahwa ini adalah kebenaran".
Hipotesis awal yang diajukan Dr. Ahmad Khan adalah kata "ayatinaa" yang memiliki makna "Ayat Allah", dijelaskan oleh Allah bahwa tanda-tanda kekuasaanNya ada juga dalam diri manusia. Menurut Ahmad Khan ayat-ayat Allah ada juga dalam DNA (Deoxy Nucleotida Acid) manusia. Selanjutnya ia beranggapan bahwa ada kemungkinan ayat Alquran merupakan bagian dari gen manusia. Dalam dunia biologi dan genetika dikenal banyaknya DNA yang hadir tanpa memproduksi protein sama sekali. Area tanpa produksi ini disebut Junk DNA atau DNA sampah.
Kenyataannya DNA tersebut menurut Ahmad Khan jauh sekali dari makna sampah. Menurut hasil hasil risetnya, Junk DNA tersebut merupakan untaian firman-firman Allah sebagai pencipta serta sebagai tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir. Sebagaimana disindir oleh Allah; Afala tafakaruun (apakah kalian tidak mau bertafakur atau menggunakan akal pikiran?).
Setelah bekerjasama dengan adiknya yang bernama Imran, seorang yang ahli dalam analisis sistem, laboratorium genetiknya mendapatkan proyek dari pemerintah. Proyek tersebut awalnya ditujukan untuk meneliti gen kecerdasan pada manusia. Dengan kerja kerasnya Ahmad Khan berupaya untuk menemukan huruf Arab yang mungkin dibentuk dari rantai Kodon pada cromosome manusia. Sampai kombinasi tersebut menghasilkan ayat-ayat Alquran. Akhirnya pada tanggal 2 Januari tahun 1999 pukul 2 pagi, ia menemukan ayat yang pertama "Bismillah ir Rahman ir Rahiim. Iqra bismirrabbika ladzi Khalq"; "bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan". Ayat tersebut adalah awal dari surat Al-A'laq yang merupakan surat pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad di Gua Hira. Anehnya setelah penemuan ayat pertama tersebut ayat lain muncul satu persatu secara cepat. Sampai sekarang ia telah berhasil menemukan 1/10 ayat Alquran.
Dalam wawancara yang dikutip "Ummi" edisi 6/X/99, Ahmad Khan menyatakan: "Saya yakin penemuan ini luar biasa, dan saya mempertaruhkan karier saya untuk ini. Saya membicarakan penemuan saya dengan dua rekan saya; Clive dan Martin seorang ahli genetika yang selama ini sinis terhadap Islam. Saya menyurati dua ilmuwan lain yang selama ini selalu alergi terhadap Islam yaitu Dan Larhammar dari Uppsala University Swedia dan Aris Dreisman dari Universitas Berlin .
Ahmad Khan kemudian menghimpun penemuan-penemuannya dalam beberapa lembar kertas yang banyak memuat kode-kode genetika rantai kodon pada cromosome manusia yaitu; T, C, G, dan A masing-masing kode Nucleotida akan menghasilkan huruf Arab yang apabila dirangkai akan menjadi firman Allah yang sangat mengagumkan.
Di akhir wawancaranya Dr. Ahmad Khan berpesan "Semoga penerbitan buku saya "Alquran dan Genetik", semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga non-muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama.
Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan. Penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi pendidikan atau pada level pemerintah. Memfasilitasi serta memberi dukungan secara moral dan finansial.
Syariat Islam diaceh, Hukum Dan Pelaksanaan
1. PENDAHULUAN
“Serulah (semua manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (QS An-Nahl: 125).
Penerapan syariat Islam di Aceh didasarkan atas UU No. 44 tahun 1999 dan UU No. 18 tahun 2001. Hasil penelitian oleh Bustami (Pascasarjana UGM, 2004) memperlihatkan bahwa kalangan ulama dan aktivis mahasiswa memang melakukan tuntutan agar syariat Islam diberlakukan di Aceh, sedangkan aktivis LSM, cendekiawan, dan masyarakat kalangan bawah, tidak pernah melakukannya. Terlepas dari ada atau tidaknya tuntutan, penerapan Syariat Islam di Aceh lebih berkorelasi dengan aspek politik, yaitu sebagai upaya pemerintah menyelesaikan konflik di daerah ini.
Menyimak pelaksanaan Syariat Islam di Aceh beberapa waktu lalu, terdapat beberapa keluhan terkait dengan metode penerapan Syariat Islam yang cenderung dipraktekkan dengan cara-cara bernuansa kekerasan oleh masyarakat di berbagai kabupaten dan kota di Aceh, dan pihak pelaksana Syariat Islam seperti tidak berdaya mencegah meluasnya tindak kekerasan yang sering diberitakan melalui media-media lokal di Aceh. Atas nama Syariat Islam, seringkali pelaku pelanggaran menerima perlakuan tidak manusiawi dan penganiayaan dari masyarakat, seperti dimandikan dengan air comberan, diarak massa tanpa busana, bahkan sampai pada pelecehan seksual (contohnya pemaksaan adegan mesum di pantai Lhok Nga oleh oknum polisi Syariah). Kasus Mesum tahun 2007 di Abdya yang juga berakhir dengan pembakaran rumah seorang janda yang diduga sebagai pelaku perbuatan mesum oleh warga.
Salah satu kritik adalah selain belum kaffahnya penerapan syariat di Aceh penekanannya juga hanya pada beberapa hal dan terkesan dangkal, seperti yang seringkali muncul ke permukaan adalah kasus mesum, khalwat, judi, dan khamar, yang kemudian direspon oleh masyarakat melalui sweping-sweping di jalan-jalan negara yang dalam beberapa kasus berakhir ricuh, dan kafe-kafe dengan penekanan pada penggunaan pakaian bagi perempuan. Dalam pelaksanaan Syariat Islam, justru terjadi pelanggaran terhadap serangkaian aturan-aturan lainnya. Oleh karenanya muncul pertanyaan, apakah korupsi dan manipulasi keuangan negara dibenarkan dalam Islam? Apakah tidak menunaikan ibdah shalat, puasa dan zakat dibenarkan dalam Islam? Apakah menghujat orang lain, memukul dan menghina pelaku pelanggaran Syariat Islam tanpa adanya proses hukum yang adil dibenarkan oleh Islam? Sebagian besar masyarakat di Aceh membenci pelanggar Syariat Islam, padahal justru si pembenci sendiri terkadang jarang beribadah untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim, bak kata pepatah lama Aceh “sembahyang wajeb uro jumat, sembahyang sunat uro raya” (shalat wajib adalah Shalat Jumat, dan shalat sunnah adalah Shalat Ied).
2. PENGERTIAN PELAJAR DAN SYARIAT ISLAM
A. Pelajar
Sebutan “Pelajar” diberikan kepada peserta didik yang sedang mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran untuk mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Peserta didik dalam arti luas. Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah
Peserta didik dalam arti sempit inilah yang disebut sebagai pelajar. Dikatakan pelajar sebab mereka mengikuti pembelajaran dalam konteks pendidikan formal , yakni pendidikan di sekolah. Melalui pendidikan formal inilah pelajar diajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan, seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Sosial, Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan masih banyak lagi.
Diharapkan, selama mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa mampu mengembangkan dirinya baik secara social, emosi, intelektual, bahasa, moral dan kepribadian ke arah positif yang diinginkan semua orang. Perkembangan yang dialami pelajar berbeda-beda. Tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Tidak selamanya perkembangan pada diri pelajar menuju pada hal positif. Adakalanya beberapa pelajar justru menunjukkan perkembangan ke arah negatif, salah satunya aksi premanisme yang marak dilakukan oleh pelajar..
B. Syariat Islam
Syari’at adalah ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Al-Quran dan Al-Hadits. Sedangkan Islam merupakan agama terakhir yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat jibril untuk membimbing umat manusia memperoleh kebahagiaan dunia dan akherat. Ilsam juga dapat didefinisikan sebagai tuntutnan, bimbingan dan aturan Allah baik dalam bentuk prinsip-prinsip maupun juga dalam berhubungan dengna Allah SWT, dalam berhubungan dengan diri sendiri, berhubungan dengan sesama manusia disekitarnya baik yang muslim maupun nonmuslim dan juga dalam bergubungan dengan alam sekitarnya.
Islam sejak turun pada masa Rasulullah, berpindah ke masa sahabat dan masa-masa berikutnya sampai ke masa sekarang, tetap diamalkan oleh umat Islam secata berkesinambungan dalam kehidupan sehari-hari, baik secara pribadi maupun dalam kehidupan baermasyarakat. Agar ajaran-ajaran Islam selalu dapat menjawab tantangan global dan sesuai dengan perkembangan zaman, maka diberi kesempatan untuk beijtihad secara terus menerus kepada para mujtahid. Sehingga kitab sucei selalu segar dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Pemahaman inilah kemudian dikenal dengan istilah fiqh.
Dengan demikian perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani hidup beribadahnya kepada Allah itu dapat disederhanakan dalam dua kategori, yaitu apa yang disebut sebagai perkara yang termasuk dalam kategori Asas Syara’ dan perkara yang masuk dalam kategori Furu’ Syar
3. PENTINGNYA PENDIDIKAN ISLAM BAGI PELAJAR
Pentingnya pendidikan Islam bagi pelajar mungkin dapat dipahami secara baik jika kita memperhatikan kembali wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad SAW. Kata pertama dari wahyu itu adalah Iqra yang berarti bacalah. Iqra adalah sebuah kata yang sangat menyeluruh. Ayat ini telah memerintahkan Nabi Muhammad SAW dan pengikut beliau untuk membaca, menulis, memahami, berbagi dan menyebarkan dengan segala kemampuan yang dimiliki.
Kata Iqra diulang-ulang pada wahyu pertama ini untuk menekankan bobot pentingnya. Adalah mengagumkan bahwa tujuan untuk mengajar dan proses pelajaran diucapkan sebagai ‘qalam’ atau pena. Sesungguhnya pena adalah suatu hadiah yang mulia dari Allah SWT kepada umat manusia. Hanya manusia yang mendapat perlakuan khusus, kemampuan dan kehormatan untuk menulis atau merekam pemikiran dan gagasan mereka.
Bagaimana dan sejak kapankah proses belajar mengajar dimulai? Perlu diketahui bahwa perintah pertama kepada Nabi Muhammad SAW adalah memajukan pendidikan, seperti firman Allah SWT dalam surat Ash Shuara 214 “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”, Oleh karenanya, proses pendidikan harus dimulai dari keluarga kita sendiri.
Oleh karena itu pendidikan memang dimulai dari keluarga, karena orang yang pertama mengajarkan kita adalah orang tua, dan orang yang pertama mendidik kita. Namun setelah cukup umur maka kita diantarkan kesekolah untuk menempuh pendidikan formal. Maka disinilah proses perkenalan terhadap ilmu-ilmu dimulai. Salah satu diantaranya adalah ilmu Agama islam.
Tidak dipungkiri islam adalah agama Rahamatan Lil’alamin. Maka setiap pelajar yang beragama islam pada dasarnya wajib mempelajari dan mengetahui tentang islam itu sendiri. Menanamkan tentang ajaran agama islam pada pelajar akan membuat pelajar lebih berakhlakhul kharimah dan terhindar dari perbuatan yang negative. Maka pendidikan islam bagi pelajar adalah hal yang klimak dan harus ada pada setiap lembaga sekolah, karena pelajar rentan dengan tauran dan mereka orang yang sangat butuh bimbingan baik dari keluarga saudara maupun guru kareana mereka lagi dalam tahap pencarian identitas atau puberitas.
Maka solusi bagi para pelajar adalah pendidikan islam harus diterapkan disekolah-sekolah. Karena islam selalu mengajarkan yang ma’ruf dan mencegah kepada yang mungkar, menyuruh untuk saling tolong menolong dan saling mengingatkan antara yang satu dengan yang lain. Apa yang diajarkan dalam islam mencakup seluruh aspek kehidupan ummat manusia dan tidak menyakiti orang yang menjalankannya, malah membentuk kepribadian yang diinginkan oleh semua manusia. Apabila para pelajar telah tertanamkan nilai-nilai pendidikan islam, maka pelajar akan menjadi sosok-sosok pemimpin yang manpu mengangkat derajat dan martabat bangsa kearah yang lebih baik. Karena pelajar terkontrol oleh nial-nilai yang islami, akhlak yang islami, mereka punya benteng dalam hati dan mempunyai perisai yang terus menjaga mereka dari hal-hal yang negative.
Islam menganjurkan Ummatnya harus pandai, berapa banyak Hadits Nabi yang menjelaskan mengenai Ilmu “ Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai keliang lahat” apapun ilmu boleh dituntut asalkan dalam diri para pelajar telah ditanamkan pendidikan agama. Maka jangan heran bila para pelajar sering melakukan tauran, free sex, membantah orang tua dan guru, membuat keonaran, dan menambah pengagguran disebkan ilmu agama islam kurang tertanam dalam diri mereka selaku pelajar dan dan agen perubahan untuk masa yang akan datang.
4. Peran Keluarga, Lembaga Formal/ Informal Dan Lingkungan Masyarakat Terhadap Pendidikan Yang Islami Kepada Anak / Pelajar
A. Peran Keluarga
Keluarga didefinisikan sebagai unit masyarakat terkecil yang terdiri atas ayah, ibu dan anak. Setiap komponen dalam keluarga memiliki peranan penting. Dalam ajaran agama Islam, anak adalah amanat Allah. Amanat wajib dipertanggungjawabkan. Jelas, tanggung jawab orang tua terhadap anak tidaklah kecil. Secara umum inti tanggung jawab itu adalah menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak dalam rumah tangga. Allah memerintahkan :
“Jagalah dirimu dan keluargamu dari siksaan neraka”. [Q.S. At-Tahriim: 6]
Kewajiban itu dapat dilaksanakan dengan mudah dan wajar karena orang tua memang mencintai anaknya. Ini merupakan sifat manusia yang dibawanya sejak lahir. Manusia diciptakan manusia mempunyai sifat mencintai anaknya.
“Harta dan anak-anak merupakan perhiasan kehidupan dunia”. [Al-Kahfi ayat 46]
Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa telah datang kepada Aisyah seorang ibu bersama dua anaknya yang masih kecil. Aisyah memberikan tiga potong kurma kepada wanita itu. Diberilah oleh anak-anaknya masing-masing satu, dan yang satu lagi untuknya. Kedua kurma itu dimakan anaknya sampai habis, lalu mereka menoreh kearah ibunya. Sang ibu membelah kurma (bagiannya) menjadi dua, dan diberikannya masing-masing sebelah kepada kedua anaknya. Tiba-tiba Nabi Muhammad SAW datang, lalu diberitahu oleh Aisyah kepadaNabi
“Apakah yang mengherankanmu dari kejadian itu, sesungguhnya Allah telah mengasihinya berkat kasih sayangnya kepada kedua anaknya”.
“Jagalah dirimu dan keluargamu dari siksaan neraka”. [Q.S. At-Tahriim: 6]
Kewajiban itu dapat dilaksanakan dengan mudah dan wajar karena orang tua memang mencintai anaknya. Ini merupakan sifat manusia yang dibawanya sejak lahir. Manusia diciptakan manusia mempunyai sifat mencintai anaknya.
“Harta dan anak-anak merupakan perhiasan kehidupan dunia”. [Al-Kahfi ayat 46]
Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa telah datang kepada Aisyah seorang ibu bersama dua anaknya yang masih kecil. Aisyah memberikan tiga potong kurma kepada wanita itu. Diberilah oleh anak-anaknya masing-masing satu, dan yang satu lagi untuknya. Kedua kurma itu dimakan anaknya sampai habis, lalu mereka menoreh kearah ibunya. Sang ibu membelah kurma (bagiannya) menjadi dua, dan diberikannya masing-masing sebelah kepada kedua anaknya. Tiba-tiba Nabi Muhammad SAW datang, lalu diberitahu oleh Aisyah kepadaNabi
“Apakah yang mengherankanmu dari kejadian itu, sesungguhnya Allah telah mengasihinya berkat kasih sayangnya kepada kedua anaknya”.
Semua orang tua pasti menginginkan agar anak-anak mereka menjadi orang yang shalih dan shalihah. Namun dalam kenyataannya, secara tidak sadar mereka justru memperlakukan anak-anak dengan cara yang menjauhkan dari terwujudnya cita-cita tersebut atau bahkan menjerumuskan kepada kondisi yang sebaliknya. Banyak sekali orang tua yang sibuk dalam mencari nafkah. Kesibukan mereka itu sangat menyita waktu, akibatnya sangat sedikit waktu yang tersisa untuk memberikan pendidikan khususnya mendidik agama Islam pada anak. Akan tetapi banyak juga orang tua yang bekerja itu yang masih memperhatikan kebutuhan anak akan menggali ilmu agama baik itu di lembaga formal maupun non formal seperti memasukkan anak-anak mereka ke tempat pendidikan Al-Quran (TPA) yang diadakan di masjid dusun tersebut.
Maka keluarga sangan besar perannya dalam mendidik dan mengajarkan anak tentang agama, karena keluarga merupakan orang yang paling dekat dengan sianak dan mudah untuk mengayomi serta mengontrol mereka baik dalam hal kawan berkawan maupun dalam hala yang lain.
B. Peran Lembaga Formal / Informal
Rasa tidak puas masyarakat kita terhadap kemajuan pendidikan formal di Aceh, selama ini masih saja terbaca dan terdengar dari berbagai forum dan media. Mulai dari forum diskusi, worlshop, seminar hingga pada forum konferensi. Mulai dari media cetak hingga media elektronik dan internet. Hingga kini perbincangan tentang perkembangan pendidikan islam di Aceh masih menjadi isu hangat untuk dibicarakan oleh para pihak dari berbagai kalangan, baik interen seperti kalangan dinas pendidikan, majelis pendidikan, praktisi pendidikan baik dosen maupun guru. Secara lingkup eksteren adalah kalangan masyarakat umum yang menjadi penikmat pendidikan. Berbagai kritik dan bahkan hujatan ditujukan kepada pemerintah daerah dan pemerintah pusat sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap pendidikan di islam di Aceh. Pemda dan jajarannya dipandang belum mampu mewujudkan cita-cita atau visi pendidikan Aceh yang Islami.
Peran lembaga formal sudah tentu sangat berperan dalam mendidik pelajar / siswa dalam mewujudkan pendidikan yang islami. Karena lembaga formal adalah lembaga yang telah memenuhi criteria kelembagaan dan diakui oleh Undang-undang. Jadi dalam memenuhi tuntutan untuk mewujudkan pendidikan yang islami bagi pelajar, sudah tentu sangat mudah dan terkontrol. Karena lembaga formal khususnya lembaga pendidikan adalah tempat dimana siswa / pelajar setiap hari ada dan berkecimpung dalam proses belajar mengajar.
Sedangkan lembaga informal adalah lembaga yang tumbuh dan berkembang dimasyarakat, seperti balai pengajian, TPA, meunasah dan masih banyak yang lain. Lembaga ini turut andil dalam mendidik siswa untuk mewujudkan pendidikan yang islami. Setelah para pelajar belajar disekolah, biasanya mereka belajar kembali di lembaga non formal. Maka disinalah tempat yang sangan efisien untuk menanamkan pendidikan islam dalam setiap jiwa meeka.
Peran lembaga informal ini dalam masyarakat cukup ampuh untuk mengembangkan dan mengajarkan nilai-nilai yang islami kepada siswa. Di aceh setiap kampong sudah ada tempat pengajian, baik kepada orang tua maupun pelajar. Maka pengajar atau yang dikenal dengan Teungku, Abu maupun Ustaz adalah sosok yang menjadi panutan dimasyarakat. Maka pelajar sedah tentu sedikit banyaknya akan mendengarkan apa yang disampaikan dan mengikuti apa yang ditunjukkan oleh seorang yang mereka anggap cocok dan patut untuk ditiru.
Jadi kedua lembaga ini sama-sama berperan aktif dalam mendidik siswa untuk memahami tentang islam, jadi semua ini tidak ada arti bila orang tua dan masyarakat tidak mengontrol kegiatan mereka sehari-hari
C. Peran Lingkungan Masyarakat.
Masyarakat majemuk memang rawan konflik. Konflik dalam masyarakat majemuk dapat berlangsung terus menerus disetiap tempat dan waktu. Konflik bersumber pada perbedaan-perbedaan, dan setiap perbedaan pasti mempertahankan eksistensinya. Apabila setiap pihak ingin memepertahankan eksistensi, berarti ikut memperjuangkan kepentingan agar tetap eksis dan diakui keberadaannya, hal inilah yang sangat menimbulkan problem-problem.
Lingkungan masyarakat adalah tempat dimana siswa atau pelajar menetap, akan tetapi dalam masyarakat banyak terjadi perselisihan dan perbedaan tingakat pendidikan dan tatanan kemasyarakatan. Semua itu bias teratasi bila Keucik ikut berperan aktif dalam menangani berbagai pboblem dalam masyarakat. Sedangkan siswa atau pelajar meraka akan bergaul sesuai dangan kebiasaan masyarakat setempat. Maka lingkungan sangat mempunyai peran dalam pendidikan yang islami. Maka orang tua, famili, kerabat, mayarakat adalah kumpulan orang-orang yang selalu berkecimpung dan yang paling dekat dengan pelajar.
Pada intinya peran lingkungan masyarakat sangat besar pengaruhnya. Bila lingkungan baik, maka pelajar akan terbiasa dengan hal-hal yang baik. Bila lingkungan tidak baik, maka pelajar akan aka mudah mengikuti hal-hal yang tidak baik. Dengan kata lain apabila lingkungan masyarakat selalu memperhatikan tingkah dan pola hidup anaknya masing-masing, maka disanalah pendidikan yang islami akan melakat pada diri siswa/ pelajar.
5. PERAN PELAJAR DALAM PELAKSANAAN SYARIAT ISLAM
Syari’at Islam yang sedang digalakkan di Nanggroe Aceg Darussalam harus mendapat perhatian dari semua pihak. Perhatian dimaksudkan disini adalah peran serta danpartisipasi aktif untuk menyukseskan pelaksanaan Syari’at Islam sesuai dengan profesikesalehan masing-masing.
Salah satu lembaga yang sangat berperan dalam proses pelaksanaan Syari’at Islam adalah lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan juga bertanggung jawab dalam proses pembentukan karakter anak didik dan mempersiapkan mereka agar menjadi generasi penerus yang handal. Seorang guru bertugas mentransfer ilmu tetapi juga harus menjadi contoh teladan serta dapat mengarahkan mereka untuk dapat menjalankan Syari’at Islam terutama dilingkungan sekolah.
Syari’at Islam sangat penting diterapkan dilingkungan sekolah karena para pelajar ini akan menjadi ganerasi penerus harapan bangsa. Apabila mereka tidak digembleng dan diarahkan dari sekarang tentunya mereka akan menjadi generasi yang tidak bertanggung jawab. Pelajar hari ini adalah pemimpin di hari esok “Syubbanul Yaum Rijalul Ghad/Student Today Leader Tomorrow”. Untuk menjadi pemimpin yang berkualitas di hari esok, tentu membutuhkan usah dari semua pihak termasuk lingkungan sekolah dalam mempersiapkan anak didiknya menjadi generasi yang mantap iman dan taqwa (IMTAQ) dan unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Ada beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam peranan pelajar tehadap pelaksanaan syariat islam
Keseriusan guru dan siswa.
Keseriusan semua pihak ikut perperan penting dalam rangka penerapan Syari’at Islam. Seorang guru selain menyampaikan ilmunya kepada siswa-siswi juga harus merasa bertanggung jawab dalam pembinaan mental dan spritual anak didiknya. Siswa-siswi mematuhi semua peraturan yang telah ditetapkan. Misalnya bagaimana cara berbusana sesuai dengan busana Islami.
Meningkatkan kegiatan-kegiatan keagamaan.
Kegiatan-kegiatan keagamaan perlu ditingkatkan di lingkungan sekolah. Osis dapat meningkatkan perannya dalam proses penerapan nilai-nilai islami. Demikian juga dengan rohani Islam (rohis) atau remaja dakwah (reda) perlu dibentuk di sekolah-sekolah dengan tujuan untuk me.akukan kajian-kajian ke-Islaman dan menambah wawasan khususnya yang menyangkut dengan Syari’at Islam
Meningkatkan Pengawasan.
Pengawasan terhadap siswa-siswi mutlak dibutuhkan bukan hanya pada tingkat kedisiplinan namun juga pengawasan dalam semua ini. Aktifitas yang mereka lakukan harus selalu mendapat kontrol atau pengawasan dari dewan guru. Peran pelajar disini adalah saling mengawasi dan mengingatkan sesama pelajar tentang pelanggaran syariat dan menjalankan syariat, baik dilingkungan sekolah maupun luar sekolah.
Oleh karea itu, peran pelajar sangat besar dalam pelaksanaan syariat islam di aceh. Karena mereak adalah agen perubahan yang perlu selalu ditanamkan nilai-nilai yang islami.
6. PENUTUP
Syari’at adalah ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Al-Quran dan Al-Hadits. Sedangkan Islam merupakan agama terakhir yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat jibril untuk membimbing umat manusia memperoleh kebahagiaan dunia dan akherat. Ilsam juga dapat didefinisikan sebagai tuntutnan, bimbingan dan aturan Allah baik dalam bentuk prinsip-prinsip maupun juga dalam berhubungan dengna Allah SWT, dalam berhubungan dengan diri sendiri, berhubungan dengan sesama manusia disekitarnya baik yang muslim maupun nonmuslim dan juga dalam berhubungan dengan alam sekitarnya
Sebutan “Pelajar” diberikan kepada peserta didik yang sedang mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran untuk mengembangkan dirinya melalui jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Peserta didik dalam arti luas. Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah
Peranan pelajar/ siswa dalam penerapan syariat islam sangat diperlukan, karena mereka adalah penerus bangsa, dan pemimpin untuk masa depan. Peran mereka sangat membantu masyarakat dan lingkungan untuk mensosialisasikan syariat islam di Aceh. Para pelajar cukup efektif mengambil andil dalam penerapan syariat islam, terutama disekolah dan lingkungan masyarakat.