Jelajah Alam atau hutan memang sudah dikenal masyarakat
luas, lebih-lebih mereka yang berkecimpung dalam organisasi pencinta alam. Tapi
ini Jelajah Hutan Ala Pesantren yang di ikuti oleh seluruh santri Pesantren
Babun Najah Ulee Kareng Banda Aceh.
Memang unik dan penuh serta sarat pengalaman, sebelumbe rangkat
terlebih dahulu para panitia mencari rute perjalanan untuk jelajah, biasanya
sekitar banda aceh dan aceh besar. Maklum rombongannya anak sekolahan atau
santri pesantren. Disini panitia yang mencari rute, biasanya terdiri dari 4
orang atau lebih, tergantung seberapa parah medan yang di tempuh.
Dalam pencarian rute untuk jelajah ( cross cantry) kita
harus minta izin terlebih dahulu ke Geucik atau kepala desa setempat, dan
sedikit pertanyaan tentang huan yang dituju. Jalurnya harus ada beberapa
paktor:
1.
Ada sungai, biasanya
sungainya tidak terlalu dalam. Ditakutkan ada sebagian peserta nantinya Fabia
atau takut air dan tidak bisa berenang, karena mengantisifasi hal itu maka
dipilih sungai yang tidak dalam.
2.
Ada hutan, faktor kedua ini
sangat asyik dan penuh tantangan. Diman jalurnya bisa jadi masuk kedalam hutan
belantar, atau mengambil jalur yang kurang tantangn. Biasanya kalau ala
pesantren jalur dalam hutan atau rute jelajah langsung menempuh hutan. Karena nantinya
akan didapati berbagai macam tumbuhan di hutan, sekalian perkenalan dengan
tumbuhan-tumbuhan yang bisa untuk di makan dan yang beracun alias tidak bisa di
makan.
3.
Ada gunung atau bukit. Ini merupakan
tantangan ketahanan fisik dan kekuatan otot kaki.hehehehe..? kalau gunung ada
jurangnya, sebaiknya rute dipinggir jurang yang mudah untuk di lalui.
Ketiga faktor ini sangat perlu dalam pencarian rute cros
cantri ala pesantren. Para panitia pencari rute membaca peralatan yang cukup. Diantaranya
parang, cat, kompas, kertas dan pulpen serta yang lainnya. Kegunaannya untuk
membuat peta perjalanan.
Nah... setelah siap semuanya, baru di cari rute. Dan ingat
dilarang mematahkan batang kayu dalam hutan. Dalam rute, biasanya ada
diberlakukan beberapa Pos, ada pos induk dan ada pos bayangan. Biasanya terdiri
dari 5 Pos Induk dan 5 Pos Bayangan. Pos Induk beda lagi, ada yang mengurus
masalah PBB, ada Tes mental, ada P3K, ada Pos tanya jawab dan ada juga pos
Peristirahatan.
Sedankan Pos Bayangan bertugas untuk mengontrol para peserta
supaya todak sesat dan menunjukkan jalan kerute yang benar. Oh iya, setiap Pos
Induk ada memberikan beberapa pertanyaan dan Yel..Yel..?
Setelah selesai pencarian rute dan pembuatan peta jalan. Baru
mulai jelajah yang di ikuti oleh seluruh santri pesantren modern babun Najah. Disini
ada pembentukan regu, setiap regu boleh menamakan regunya dengan nama-nama
sesuai keinginan masing-masing sebagai suatu ciri khas kelompok. Satu regu
terdiri dari 10-15 orang peserta yang di koordinir oleh Pemru, heheh Ketuanya.
Mereka dilepas pertama sekali di pos pertama, atau juga
dinamakan dengan Pos Pelepasan, sebelum
menjelajah disini diberikan kembali aba-aba atau nasehat kepada peserta oleh
Pimpinan Pesantren atau yang mewakilinya.
Peserta di lepas tidak bersamaan, akan tetapi ada jeda waktu
antara regu pertama dengan regu kedua dan selanjutnya. Oke.. dalam jelajah mereka harus jeli tehadap tanda
yang sudah di Cat berupa anak panak di batang pohon atau batu, dan tanda itu
boleh juga berupa patangan kayu, makanya dilarang mematahkan kayu, di takutkan
kelompok atau regu yang lain sesat nantinya.
Kita lanjut membacanya. Satu Pos induk terdiri dari 3 orang
Instruktur atau lebih. Tugas instruktur tergantung kesepakatan diantara mereka
juga. Sedangkan mereka yang berada di pos bayangan biasanya terdiri dari 2
orang, dan tidak di anjurkan untuk memberikan pertanyaan apalagi mengerjai para
peserta. Dan lebih bagusnya pos bayangan tidak nampak orangnya, tapi waktu para
peserta sesat atau salah jalur mereka langsung menegur dan menunjuk jalur yang
benar.
Yang terakir ada pos Terakir. Maka pos terakir biasanya ada
sungai, selain bisa istirahat, shalat, makan (ISOMA) mereka juga bisa
mandi-mandi. Wuih enaknya. Sampai tiba waktu pulang dah kembali ke pesantren.
Waktunya hanya sehari, kenapa...? besoknya libur panjang dan
bisa berjumpa kembali dengan orang tua di kampung masing-masing...
0 komentar:
Posting Komentar
komen disini