Betapa heran dan penuh tanda tanya..?
Itulah ungkapan pertama sekali tulisan ini saya buat.. heran
karena tingkah polah hidup yang semene-mena tidak ada aturan lagi, padahal
hidup penuh dengan aturan main yang sudah digariskan yang kuasa.
Ini kisah mengenai sekumpulan orang-orang yang terdidik
dengan pendidikan agama, telah di ajarkan berbagai macam disiplin ilmu,
kususnya Ilmu Agama, Ilmu Kalam, Ilmu Fiqih termasuk juga Akhlakul Karimah.
Dunia memang sudah
sangat dekat mendekati akhir dari peredarannya. Akan tetapi kita juga termasuk
orang-orang yang mempercepat mengakiri dunia dengan tingkah polah kehidupan
yang sudah jauh dari tuntutan dan tuntunan Agama..
Ibarat ungkapan yang sering kita dengarkan, baik melalui
ceramah maupun nasehat dari orang tua tentang mendidik dan mengasuh. Apakah itu
siswa maupun santri. “ Bunga makin disiram makin layu, kalau tidak
di siram bukan lagi layu tetapi akan mati dalam keadaan sekejap”
beginilah umpama yang akan saya uraikan dalam tulisan ini.
Betapa senang hati guru,Ustaz, Teungku dan orang tua bila
sianak dalam kehidupan sehari-hari menjalani hidup dan tingkah laku sesui yang
diajarkan guru.. tapi ini sebaliknya..?
Beberapa orang yang terpelajar pulang kerumah karena libur,
mereka gembira karena terlepas dari aturan-aturan yang telah mereka jalani di
Asrama. Shalat harus berjama’ah, tidur harus tepat waktu, Televisi tidak ada,
makanan seala kadar, pergaulan di batasi antara muda dan mudi selama berada di
asrama yang dikenal dengan pesantren.
Ketika libur dan mungkin mereka tidak kembali lagi ke Asrama
karena sudah tamat belajar, menunggu hari untuk diwisudakan. Ada sebagian dari
mereka merasa terlepas dari penjara, jadi bebas untuk melakukan segala sesuatu
sesuai dengan keinginan mereka.
Yang disayangkan beberapa diantara mereka berani memakai
pakaian seala kadar( model ABG zaman sekarang). Jalan sore-sore menyelusuri
lorong kota berboncengan dengan orang yang mereka sayangi dan telah lama mereka tinggalkan. Melepas kangen
dan melepas kerinduan, tapi bukan denga saudara apalagi keluarga.
Ada yang berani mengolok-olok gurunya melalui akun sosial
yang bertebaran di internet, padahal orang yang di olok adalah guru yang sudah
berusaha memberikan ilmu kepada mereka selama 24 jam.
Tapi sayang semua itu tidak berbekas dalam jiwa mereka
ketika tidak ada lagi di Asrama Pesantrn. Tingkah mulai berubah, sikap mulai
acuh tak acuh, pakaian ikut mode, shalat mulai terbengkalai karena kesibukan
dengan kawan-kawan.
Inilah penomena masa sekarang.?.
Inilah peran orang tua untuk ikut berkecimpung dalam memberikan
informasi dan perilaku serta menanyakan apa yang dilakukan, jangan sampai ala
modernisasi terus menghantui kehidupan mereka.
Siapa yang salah..?
Siapa yang peduli lagi dengan mereka. Apakah pendidikan yang
salah.? Guru atau Ustaz yang mengajarkan yang salah?, ataukah orang tua yang
kurang open. Ataukah dari diri mereka sendiri..?
Siapa Yang patut untuk disalahkan...?????
0 komentar:
Posting Komentar
komen disini