Sabtu, 19 Mei 2012

Siapa Yang Patut Di salahkan...?


Betapa heran dan penuh tanda tanya..?
Itulah ungkapan pertama sekali tulisan ini saya buat.. heran karena tingkah polah hidup yang semene-mena tidak ada aturan lagi, padahal hidup penuh dengan aturan main yang sudah digariskan yang kuasa.
Ini kisah mengenai sekumpulan orang-orang yang terdidik dengan pendidikan agama, telah di ajarkan berbagai macam disiplin ilmu, kususnya Ilmu Agama, Ilmu Kalam, Ilmu Fiqih termasuk juga Akhlakul Karimah.
Dunia memang  sudah sangat dekat mendekati akhir dari peredarannya. Akan tetapi kita juga termasuk orang-orang yang mempercepat mengakiri dunia dengan tingkah polah kehidupan yang sudah jauh dari tuntutan dan tuntunan Agama..

Ibarat ungkapan yang sering kita dengarkan, baik melalui ceramah maupun nasehat dari orang tua tentang mendidik dan mengasuh. Apakah itu siswa maupun santri. “ Bunga makin disiram makin layu, kalau tidak di siram bukan lagi layu tetapi akan mati dalam keadaan sekejap” beginilah umpama yang akan saya uraikan dalam tulisan ini.
Betapa senang hati guru,Ustaz, Teungku dan orang tua bila sianak dalam kehidupan sehari-hari menjalani hidup dan tingkah laku sesui yang diajarkan guru.. tapi ini sebaliknya..?
Beberapa orang yang terpelajar pulang kerumah karena libur, mereka gembira karena terlepas dari aturan-aturan yang telah mereka jalani di Asrama. Shalat harus berjama’ah, tidur harus tepat waktu, Televisi tidak ada, makanan seala kadar, pergaulan di batasi antara muda dan mudi selama berada di asrama yang dikenal dengan pesantren.
Ketika libur dan mungkin mereka tidak kembali lagi ke Asrama karena sudah tamat belajar, menunggu hari untuk diwisudakan. Ada sebagian dari mereka merasa terlepas dari penjara, jadi bebas untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginan mereka.
Yang disayangkan beberapa diantara mereka berani memakai pakaian seala kadar( model ABG zaman sekarang). Jalan sore-sore menyelusuri lorong kota berboncengan dengan orang yang mereka sayangi  dan telah lama mereka tinggalkan. Melepas kangen dan melepas kerinduan, tapi bukan denga saudara apalagi keluarga.
Ada yang berani mengolok-olok gurunya melalui akun sosial yang bertebaran di internet, padahal orang yang di olok adalah guru yang sudah berusaha memberikan ilmu kepada mereka selama 24 jam.
Tapi sayang semua itu tidak berbekas dalam jiwa mereka ketika tidak ada lagi di Asrama Pesantrn. Tingkah mulai berubah, sikap mulai acuh tak acuh, pakaian ikut mode, shalat mulai terbengkalai karena kesibukan dengan kawan-kawan.
Inilah penomena masa sekarang.?.
Inilah peran orang tua untuk ikut berkecimpung dalam memberikan informasi dan perilaku serta menanyakan apa yang dilakukan, jangan sampai ala modernisasi terus menghantui kehidupan mereka.
Siapa yang salah..?
Siapa yang peduli lagi dengan mereka. Apakah pendidikan yang salah.? Guru atau Ustaz yang mengajarkan yang salah?, ataukah orang tua yang kurang open. Ataukah dari diri mereka sendiri..?
Siapa Yang patut untuk disalahkan...?????

0 komentar:

Posting Komentar

komen disini