Kamis, 17 Mei 2012

Ketika Cinta Menjadi Persoalan Muda Mudi


Banyak pertanyaan yang di tanyakan kepada saya dan bahkan kepada orang lain, dan tidak di pungkiri pertanyaan ini sampai di warung kopi pun masih hangat untuk di bahas, bahkan terjadi perdebatan yang membutuhkan waktu yang lama.
Sehingga pernah terjadi di kuliyah ketika presentasi makalah mengenai dosa dalam islam, serta ayat yang menjelaskan jauhi zina. Hingga terdapat berbagai macam tanggapan dan bantahan.
Oke kali ini saya akan berusaha semanpu dan sepengetahuan saya tentang hukum pacaran serta menurut para Ulama yang sudah di nukilkan dalam Kitab dan terjemahan Buku-buku di indonesia.

Seorang Ulama bernama Ibnu Qoyyim menjelaskan tentang hal ini . Kata Ibnu Qoyyim, " Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta. Malah, cinta diantara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan. Karena bila keduanya telah merasakan kenikmatan dan cita rasa cinta, tidak boleh tidak akan timbul keinginan lain yang tidak diperoleh sebelumnya. "
Bagaimana saudara sekalian. Jelaskan hukumnya???.
Itulah pandangan mereka guna membela hawa nafsunya yang dimurkai Allah, yakni berpacaran. Karena mereka telah tersosialisasi dengan keadaan seperti ini, seolah-olah mengharuskan adanya pacaran dengan bercintaan secara haram.
Bahkan lebih dari itu mereka berani mengikrarkan, bahwa cinta yang dilahirkan bersama dengan sang pacar adalah cinta suci dan bukan cinta birahi. Hal ini didengung-dengungkan, dipublikasikan dalam segala bentuk media, entah cetak maupun elektronika.
Entah yang legal maupun ilegal. Padahal yang diistilahkan kesucian dalam islam adalah bukanlah semata-mata kepemudaan, kegadisan dan selaput dara saja. Lebih dari itu, kesucian mata, telinga, hidung, tangan dan sekujur anggota tubuh, bahkan kesucian hati wajib dijaga.
Zinanya mata adalah berpandangan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, zinanya hati adalah  membayangkan dan menghayal, zinannya tangan adalah menyentuh tubuh wanita yang bukan muhrim. Dan pacaran adalah refleksi hubungan intim, dan merupakan ring empuk untuk memberi kesempatan terjadinya segala macam zina ini.
Rasulullah bersabda,
" Telah tertulis atas anak adam nasibnya dari hal zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tak dapat tidak. Zinanya mata adalah melihat, zina telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berkata, zina tangan adalah menyentuh, zina kaki adalah berjalan, zina hati adalah ingin dan berangan-angan. Dibenarkan hal ini oleh kelaminnya atau didustakannya."
Jika kita sejenak mau introspeksi diri dan mengkaji hadist ini dengan kepala dingin maka dapat dipastikan bahwa segala macam bentuk zina terjadi karena motivasi yang tinggi dari rasa tak pernah puas sebagai watak khas makhluk yang bernama manusia.
Dan kapan saja, diman saja, perasaan tak pernah puas itu selalu memegang peranan. Seperti halnya dalam berpacaran ini.  Pacaran adalah sebuah proses ketidakpuasan yang terus berlanjut untuk sebuah pembuktian cinta. Kita lihat secara umum tahapan dalam pacaran.
1.      Perjumpaan pertama, yaitu perjumpan keduanya yang belum saling kenal. Kemudian berkenalan baik melalui perantara teman atau inisiatif sendiri. hasrat ingin berkenalan ini begitu menggebu karena dirasakan ada sifat2 yang menjadi sebab keduanya merasakan getaran yang lain dalam dada.
Hubungan pun berlanjut, penilaian terhadap sang kenalan terasa begitu manis,      pertama ia nilai dengan daya tarik fisik dan penampilannya, mata sebagai juri. Senyum pun mengiringi, kemudian tertegun akhirnya , akhirnya jantung berdebar, dan hati rindu menggelora. Pertanyaan yang timbul kemudaian adalah kata-kata pujian, kemudian ia tuliskan dalam buku diary, "Akankah ia mencintaiku." Bila bertemu ia akan pandang berlama-lama, ia akan puaskan rasa rindu dalam dadanya.
2.      Yang kedua, rasa ingin lebih dekat terus menghantui hingga pengorbanan akan di gadaikan demi memahami dan mencintai. Bahkan kalaupun tidak punya uang rela untuk menguntang kepada kawa. Demi membahagiakan dan mendapatkan orang yang di cintai orang tua dan kewajiban kepada Allah kadang terlupakan. Malam terbayang, siang menjadi lama karena hasrat dan hawa nafsu terus menga-nga.

3.      Pengungkapan diri dan pertalian, disinilah tahap ucapan I Love You, "Aku mencintaimu". Si Juliet akan sebagai penjual akan menawarkan cintanya dengan rasa malu, dan sang Romeo akan membelinya dengan, "I LOve You". Jika Juliet diam dengan tersipu dan tertunduk malu, maka sang Romeo pun telah cukup mengerti dengan sikap itu. Kesepakatan  pun dibuat, ada ijin sang romeo untuk datang kerumah, "Apel Mingguan atau Wakuncar ". Kapan pun sang Romeo pengin datang maka pintu pun terbuka dan di sinilah mereka akan menumpahkan perasaan masing-masing, persoalanmu menjadi persoalannya, sedihmu menjadi sedihnya, sukamu menjadi riangnya, hatimu menjadi hatinya, bahkan jiwamu menjadi hidupnya. Sepakat pengin terus bersama, berjanji sehidup semati, berjanji sampai rumah tangga. Asyik dan syahdu.

4.      Pembuktian, inilah sebuah pengungkapan diri, rasa cinta yang menggelora pada sang kekasih seakan tak mampu untuk menolak ajakan sang kekasih. " buktikan cintamu sayangku". Hal ini menjadikan perasaan masing-masing saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan diantara keduanya. Bila sudah seperti ini ajakan ciuman bahkan bersenggama pun sulit untuk ditolak. Na'udzubillah
Begitulah akhirnya mereka berdua telah terjerumus dalam nafsu syahwat, tali-tali iblis telah mengikat. Mereka jadi terbiasa jalan berdua bergandengan tangan, canda gurau dengan cubit sayang, senyum tawa sambil bergelayutan,  dan cium sayang melepas abang. Kunjungan kesatu, kedua, ketiga, keseratus, keseribu, dan yang tinggal sekarang adalah suasana usang, bosan, dan menjenuhkan percintaan . Segalanya telah diberikan sang juliet, Juliet pun menuntut sang Romeo bertanggung jawab ? Ternyata sang romeo pergi tanpa pesan walaupun datang dengan kesan. Sungguh malang nasib Juliet.
Wahai para Muslimah sadarlah akan lamunan kalian , bayang-bayang cinta yang  suci, bukanlah dengan pacaran , cobalah pikirkan buat kamu muslimah yang masih bergelimang dengan pacaran atau kalian wahai pemuda yang suka gonta-ganti pacar. Cobalah jawab dengan hati jujur pertanyaan-pertanyaan berikut dan renungkan:
1.      Apakah pacaran bisa membahagiakan kita..? bagaimana dengan batin kita apakah mau menerima.
2.      Lebih banyak kehal yang positif atau negatifkah pacaran itu.?.
3.      Senangkah kita, ketika seluruh badan dan gerak-gerik kita dia tau, maukah dia dengan kita lagi ketika semua yang ada pada diri kita sudah terlanjur dia tau..? ingatlah sifat manusia, ketika dia puas maka dia akan mencari hal yang baru lagi.
4.      Bagaimana kalau hubungan putus...? sedangkan kita sudah terlanjur.. inilah yang sering membawa manusia kejalan yang paling Allah benci. Kepada siapa kita berharab..?
5.      Buah yang bagus dan tersimpan rapi hanya bisa dilihat. Tapi buah yang sudah lembam di pegang dan di cium orang lain, membuat rasa makin tidak menentu. Adakalanya busuk sendiri.
6.      Bunga ditepi jurang hanya bisa di lihat dan dikagumi orang karena kecantikan bunga itu serta tidak bisa untuk di sentuh. Bunga yang tumbuh di pinggir jalan walaupun cantik dia tetap berdebu dan dikagumi orang, tapi terus berguguran karena ulah tangan yang tidak bertanggung jawab.
Bagaimana saudaraku...?
Orang banyak berkata, ada dua persoalan, ketika diomongin pembahasannya tidak akan habis-habis.
Wanita berbicara tentang pria, begitu juga sebaliknya
Berbicara tentang masalah Gaib, pembahasan ini tidak akan ada habis-habisnya. Begitulah hidup kawan-kawan sekalian.

0 komentar:

Posting Komentar

komen disini