Minggu, 03 Juni 2012

Cendekiawan Kontemporer Iran, Imam Khomeini bagian 5

Penyair dikenal memiliki jiwa yang lembut. Karena itu, banyak yang meyakini bahwa seorang politikus ulung tak memiliki bakat untuk bersyair. Tapi  anggapan seperti itu tidak tepat untuk sosok Imam Khomeini. Mengenai jiwa syair Imam Khomeini, Hamid Sabzavari, penyair Iran saat ini mengatakan, "Kepribadian irfani Imam Khomeini nampak jelas dalam puisi-puisinya dan itulah yang menjadikannya penyair yang arif. Irfan membawa manusia ke derajat yang tinggi, dan karenanya puisi-puisi Imam memberi petunjuk keselamatan bagi masyarakat."
 
Sejak masa muda hingga akhir hayatnya, Imam Khomeini sering menggubah puisi. Bait-bait puisi Imam, sebagian dibukukan dalam bentuk diwan atau kumpulan syair dan sebagian dihafal dan dinukil dari mulut ke mulut. Sepeninggal beliau, sebagian puisi-puisi itu dibukukan dan diterbitkan. Diwan syair Imam Khomeini umumnya berbicara tentang tauhid dan ketuhanan yang murni.
 
به تو دل بستم و غیر تو کسی نیست مرا
 
جز تو ای جان جهان دادرسی نیست مرا
 
مده از جنت و از حور و قصورم خبری
 
جز رخ دوست نظر سوی کسی نیست مرا
 
Hanya kepadaMulah ku tambatkan hati, dan tak ada bagiku selain-Mu
 
Wahai Jiwa Alam, tak ada yang mendengar keluh-kesahku selain-Mu
 
Jangan Kau beri aku berita akan surga, bidadari dan istana
 
Selain Wajah Sahabat, tak ada pandangan yang aku mau
 
آن روز که عاشق جمالت گشتم
 
دیوانه روی بی مثالت گشتم
 
دیدم نبود در دو جهان جز تو کسی
 
بیخود شدم و غرق کمالت گشتم
 
Hari itu, kala ku mabuk akan keindahan-Mu
 
Ku tergila-gila pesona tak tertandingi pada Wajah-Mu
 
Ku lihat, di dua alam tak ada satupun kecuali Diri-Mu
 
Ku tak sadarkan diri tenggalam dalam Kesempurnaan-Mu
 
Buku 40 Hadis adalah satu lagi karya Imam Khomeini yang beliau tulis pada tahun 1939. Dalam buku ini, beliau menjelaskan makna dan penafsiran 40 hadis dari Nabi Saw dan Ahlul Bait as. Pada mukaddimah buku ini, beliau menjelaskan bahwa keempat puluh hadis ini dipilih dengan selektif dan dalam bahasa Persia supaya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Di awal setiap hadis setelah menyebutkan teks hadis dalam bahasa aslinya yaitu bahasa Arab, beliau pertama-tama mengartikan dan menjelaskan makna masing-masing kata. Setelah itu hadis ditafsirkan secara mendalam. Nabi Saw bersabda, "Barang siapa menghafal 40 hadis yang bermanfaat bagi umatku, maka kelak di Hari Kiamat Allah akan membangkitkannya dalam keadaan fakih dan berilmu."
 
33 hadis pertama dalam kitab ini membahas tentang akhlak. Pada bagian ini, Imam Khomeini menjelaskan tentang penyakit jiwa dan hati manusia. Masing-masing penyakit jiwa dan ruh seperti kesombongan, riya, amarah, kedengkian dan sebagainya beliau jelaskan secara rinci sebelum akhirnya beliau menawarkan resep untuk mengobatinya. Dalam banyak kesempatan beliau membawakan dalil-dalil yang berasal dari ayat al-Quran dan Hadis. Secara umum, buku 40 Hadis karya Imam Khomeini adalah panduan bagi muslim untuk meniti jalan menuju kesempurnaan spiritual dan menempa diri menjadi pesalik di jalan Allah.
 
Jihad Akbar adalah karya Imam Khomeini berikutnya yang mengajak pembacanya untuk mengetatkan ikat pinggang dan berjihad melawan hawa nafsu. Buku ini sebenarnya merupakan kumpulan dan ringkasan dari pidato-pidato yang disampaikan Imam di depan para santri di kota Najaf. Beliau menegaskan bahwa manusia harus bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu dan membersihkan ruh dan jiwanya dari berbagai penyakit yang bisa menyesatkannya. Imam Khomeini mengatakan, "Ilmu adalah cahaya. Tapi ia akan menyebarkan kegelapan ketika berada di hati yang hitam dan kotor. Ilmu yang mendekatkan manusia kepada Allah juga bisa semakin menjauhkannya dari Allah saat berada di jiwa orang yang cinta dunia."
 
Imam Khomeini dengan tegas menjelaskan bahwa seiring dengan kegiatan menuntut ilmu, orang juga harus mulai membersihkan jiwanya dari kotoran batin. Jika kotoran ini tidak dihilangkan, ilmu bukan hanya tak mendatangkan faedah bagi wujud yang kotor, malah akan membuat kotoran itu semakin menyebar dan berkembang. Pada tahap pertama, kotoran batin itu akan membinasakan si alim yang bejat, dan pada tahap berikutnya ia akan merusak orang-orang lain, dan membinasakan masyarakat insani. Sejarah menyebutkan bahwa bahaya yang ditimbulkan oleh orang alim yang bejat jauh lebih besar dibanding bahaya orang biasa. Dalam pandangan Imam Khomeini, mencari keutamaan insani dan akhlak mulia adalah kewajiban yang sangat sulit dan besar yang mesti dilaksanakan oleh semua orang, khususnya para pencari ilmu. Sebab, ilmu yang disertai jiwa yang terbersihkan akan mendatangkan faedah dan berkah yang sangat besar bagi umat dan akan menyelamatkan masyarakat.
 
Mungkin dari semua buku yang dinisbatkan kepada Imam Khomeini, Sahifeh Nur adalah buku yang spesial. Buku yang dicetak dalam 21 jilid ini adalah kumpulan pidato dan surat-surat Imam. Buku ini diawali dengan surat beliau yang ditulis pada tahun 1933 dan diakhiri dengan surat bertanggal 19 Mei 1989 atau sekitar dua minggu sebelum beliau wafat. Sahifeh Nur juga memuat surat-surat Imam Khomeini kepada anak-anaknya, orang-orang dekatnya dan para pencintanya yang tersebar di seluruh penjuru Iran bahkan di berbagai negara dunia. Surat-surat itu menunjukkan sisi lain dari kepribadian agung beliau. Meski secara keilmuan beliau adalah marji yang menjadi rujukan fatwa dan pemimpin revolusi besar Islam di Iran, namun Imam Khomeini tetap menaruh perhatian kasih sayang kepada anak-anak, orang-porang dekat dan para pencintanya. Surat-surat beliau bervariasi ada yang sekedar menanyakan kabar, ada yang memberi arahan unutk menyelesaikan masalah, ada pula yang mendorong untuk tekun belajar dan membersihkan jiwa, dan ada pula bimbingan untuk hidup yang lebih baik. Semua itu mengandung nilai pelajaran akhlak Islami yang sangat berharga.
 
Sahifeh Nur juga memuat pesan-pesan agama dan politik sang Imam. Pesan-pesan ini memperlihatkan hubungan erat dan emosional antara pemimpin agung ini dengan masyarakat baik sebelum kemenangan revolusi Islam maupun setelahnya. Pesan-pesan itulah yang menyulut semangat rakyat untuk bangkit berjuang melawan kezaliman rezim Syah. Proses perjuangan rakyat Iran dalam revolusi Islam berjalan sesuai arahan pesan-pesan dari Imam Khomeini.
 
Selain pesan-pesan itu, Sahifeh Nur juga memuat pidato-pidato dan pembicaraan Imam Khomeini. Pidato-pidato itulah yang mengenalkan rakyat akan pemikiran beliau. Beliau memiliki kepribadian yang lembut dan serlalu nampak tenang tapi tegar dan penuh ketegasan. Pandangannya lembut tapi merasuk ke dalam jiwa. Kata-katanya sederhana tapi penuh ketulusan. Semua itu membuat rakyat tak ragu untuk meluapkan perasaan cinta yang sangat dalam kepadanya. Imam Khomeini yang dikenal berani dan lantang dalam melawan kezaliman adalah figur yang sangat penyayang kepada mereka yang teraniaya. Beliau adalah mujtahid dan fakih, filosof dan arif, pemimpin besar dan sekaligus hamba Allah yang saleh. Revolusi Islam sampai saat ini tetap menjadikan petuah-petuah dan bimbingannya sebagai pelita penerang dalam setiap langkahnya.  (IRIB Indonesia)

0 komentar:

Posting Komentar

komen disini