Mengingat Masa Lalu 1 title
Kehidupan Di Dunia Bagaikan Mimpi, Akhiratlah Yang Nyata
Mengingat Masa Lalu 2 title
Kehidupan Di Dunia Bagaikan Mimpi, Akhiratlah Yang Nyata
Mengingat Masa Lalu 3 title
Kehidupan Di Dunia Bagaikan Mimpi, Akhiratlah Yang Nyata
Mengingat Masa Lalu 4 title
Kehidupan Di Dunia Bagaikan Mimpi, Akhiratlah Yang Nyata
Mengingat Masa Lalu 5 title
Kehidupan Di Dunia Bagaikan Mimpi, Akhiratlah Yang Nyata
Jumat, 08 Juni 2012
Benteng Palestina Mulai Rontok
Juru Bicara Majlis Perlemen Iran Ali Larijani menggambarkan kerusuhan
yang terus berlangsung di Suriah sebagai bagian dari skema habis-habisan
kekuatan global untuk menghilangkan perlawanan terhadap rezim Zionis
(Israel).
Senin, 04 Juni 2012
Ahmad Dhani jadi pengikut feminis penghina nabi
JAKARTA (Arrahmah.com) - Beberapa hari ini pemberitaan mengenai sosok penulis feminis Irshad Manji begitu menggema di media. Banyak orang yang penasaran dengan feminis penghinan nabi asal Kanada itu, salah satunya musisi Ahmad Dhani.
Sebagaimana diberitakan tempo.co, saking penasaran, motor band Dewa ini mencari Irshad Manji di Twitter dan dia langsung menjadi pengikut penulis buku Allah, Liberty and Love itu.
@AHMADDHANIPRAST: Todai, i follow @irshadManji..ada yg keberatan???dulu ogut gak tau siapa doi..gara2 ada yg sok sok an ganggu doi..jd penasaran..
Diskusi Allah Liberty & Love di Gedung Salihara, Jumat, 4 Mei 2012 dibubarkan masyarakat. Hal yang sama terjadi pada Rabu, 9 Mei 2012 ketika akan berdiskusi buku yang sama di Yogyakarta kembali dibubarkan.
Sebagaimana diketahui, Irshad Manji sendiri, merupakan sosok feminis yang sangat sering menghujat Islam. Dalam bukunya , ‘Beriman Tanpa Rasa Takut: Tantangan Umat Islam Saat Ini’, mengungkapkan Cerita bernada penghinaan terhadap nabi Muhammad SAW dengan menuduh Rasulullah telah mengedit al-Qur’an dan keraguan terhadap al-Qur'an melalui riwayat lemah dan palsu yang menjadi favorit kaum orientalis untuk menyerang al-Quran dan Nabi Muhammad saw.
"Sebagai seorang pedagang buta huruf, Muhammad bergantung pada para pencatat untuk mencatat kata-kata yang didengarnya dari Allah. Kadang-kadang Nabi sendiri mengalami penderitaan yang luar biasa untuk menguraikan apa yang ia dengar. Itulah bagaimana ”ayat-ayat setan” – ayat-ayat yang memuja berhala – dilaporkan pernah diterima oleh Muhammad dan dicatat sebagai ayat otentik untuk al-Quran. Nabi kemudian mencoret ayat-ayat tersebut, menyalahkan tipu daya setan sebagai penyebab kesalahan catat tersebut". Cerita ini yang pernah diungkap pula oleh terfatwa mati Salman Rushdie dalam novelnya yang menghina nabi 'Ayat-ayat Setan'. (bilal/tempo/arrahmah.com)
Abd Al-Malik: Kisah Musisi Rapper Prancis yang Bersyahadat Demi Islam
Fiqhislam.com
- Menjadi penjahat yang lihai mencuri mobil dan mengedarkan narkoba,
Abd al-Malik bisa saja tak punya masa depan. Beruntung ia memiliki rasa
ingin tahu yang begitu besar, yang menghadiahinya nilai-nilai terbaik di
sekolah dan membawanya pada sebuah pencarian spiritual.
Sebagai seorang rapper, di awal keislamannya, Abd al-Malik sempat kalut saat mendengar Islam tak sejalan dengan seni musik yang dipilihnya.
Sebagai seorang rapper, di awal keislamannya, Abd al-Malik sempat kalut saat mendengar Islam tak sejalan dengan seni musik yang dipilihnya.
Tekhnologi Israil Hanya mitos
Fiqhislam.com
- Beberapa waktu lalu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian
Pertahanan (Kemenhan), Brigjen Hastind Asrin, menyatakan bahwa
pemerintah menjatuhkan pilihan untuk membeli pesawat tanpa awak
(Unmanned Aero Vehicle-UAV) buatan Israel, karena kecanggihan
teknologinya.
Bahkan,
dia membandingkan dengan buatan Iran. "Dia sangat mengagumi kecanggihan
teknologi Israel sebagai yang terhebat di dunia," kata Presidium
Medical Emergency Rescue Commitee (Mer-C), Joserizal Jurnalis, dalam
pesan singkatnya, Jumat (3/2).
Bahkan, lanjutnya, ketika pesawat mata-mata tanpa awak yang tercanggih Amerika Serikat (AS) berhasil ditangkap dengan cara 'dituntun' oleh Iran untuk mendarat di wilayah Iran, Hastind menyatakan bahwa pesawat itu jatuh sendiri. "Saya melihat bahwa Hastind kurang banyak berada di medan perang, jadi terlihat pembelaannya terhadap superioritas Irael melampaui akal sehat dan fakta di lapangan."
Dia menjelaskan, ketika perang Gaza tahun 2009, pemimpin zionis Israel, Benjamin Netanyahu, berjanji ke pemerintahan Bush bahwa dia akan mengalahkan Hamas dalam tiga hari. Namun, kenyataannya, setelah perang selama 22 hari, Hamas tidak kalah.
Dalam kunjungan Joserizal ke daerah Jabalia, dia juga melihat, lima tank Israel yang hancur. Belum di front yang lain. Setelah perang berakhir, Hamas kehilangan serdadu 48 orang. Korban dari pihak Israel diperkirakan lebih. "Bagaimana cara menghitungnya? Kalau tank yang hancur memuat lima orang awak, lalu dikalikan dengan tank yang hancur di Jabalia, belum yang tewas terkena sniper," rincinya.
Tank yang digunakan Israel adalah Merkava yang digadang-gadang oleh Israel sebagai tank tercanggih di dunia. Pada perang selama 34 hari antara Hizbullah melawan Israel di Lebanon Selatan tahun 2006, kata dia, Israel secara militer kalah.
Tank mereka banyak yang hancur, begitu juga dengan kapal elektronik Israel yang katanya juga sangat canggih, terbakar dihantam rudal Hizbullah setelah diberi tembakan elektronik tipuan. Lalu, tambah Joserizal, beberapa pesawat Drone Israel yang berhasil ditembak jatuh. "Dunia ini tidak seperti yang dibayangkan. Ini baru sebagian fakta lapangan yang saya ungkapkan," cetus spesialis tulang dan traumatologi ini.
Bahkan, lanjutnya, ketika pesawat mata-mata tanpa awak yang tercanggih Amerika Serikat (AS) berhasil ditangkap dengan cara 'dituntun' oleh Iran untuk mendarat di wilayah Iran, Hastind menyatakan bahwa pesawat itu jatuh sendiri. "Saya melihat bahwa Hastind kurang banyak berada di medan perang, jadi terlihat pembelaannya terhadap superioritas Irael melampaui akal sehat dan fakta di lapangan."
Dia menjelaskan, ketika perang Gaza tahun 2009, pemimpin zionis Israel, Benjamin Netanyahu, berjanji ke pemerintahan Bush bahwa dia akan mengalahkan Hamas dalam tiga hari. Namun, kenyataannya, setelah perang selama 22 hari, Hamas tidak kalah.
Dalam kunjungan Joserizal ke daerah Jabalia, dia juga melihat, lima tank Israel yang hancur. Belum di front yang lain. Setelah perang berakhir, Hamas kehilangan serdadu 48 orang. Korban dari pihak Israel diperkirakan lebih. "Bagaimana cara menghitungnya? Kalau tank yang hancur memuat lima orang awak, lalu dikalikan dengan tank yang hancur di Jabalia, belum yang tewas terkena sniper," rincinya.
Tank yang digunakan Israel adalah Merkava yang digadang-gadang oleh Israel sebagai tank tercanggih di dunia. Pada perang selama 34 hari antara Hizbullah melawan Israel di Lebanon Selatan tahun 2006, kata dia, Israel secara militer kalah.
Tank mereka banyak yang hancur, begitu juga dengan kapal elektronik Israel yang katanya juga sangat canggih, terbakar dihantam rudal Hizbullah setelah diberi tembakan elektronik tipuan. Lalu, tambah Joserizal, beberapa pesawat Drone Israel yang berhasil ditembak jatuh. "Dunia ini tidak seperti yang dibayangkan. Ini baru sebagian fakta lapangan yang saya ungkapkan," cetus spesialis tulang dan traumatologi ini.
Minggu, 03 Juni 2012
Cendekiawan Kontemporer Iran, Imam Khomeini bagian 5
Penyair dikenal memiliki jiwa yang lembut. Karena itu,
banyak yang meyakini bahwa seorang politikus ulung tak memiliki bakat
untuk bersyair. Tapi anggapan seperti itu tidak tepat untuk sosok Imam
Khomeini. Mengenai jiwa syair Imam Khomeini, Hamid Sabzavari, penyair
Iran saat ini mengatakan, "Kepribadian irfani Imam Khomeini nampak jelas
dalam puisi-puisinya dan itulah yang menjadikannya penyair yang arif.
Irfan membawa manusia ke derajat yang tinggi, dan karenanya puisi-puisi
Imam memberi petunjuk keselamatan bagi masyarakat."
Sejak masa muda hingga akhir hayatnya, Imam Khomeini sering menggubah
puisi. Bait-bait puisi Imam, sebagian dibukukan dalam bentuk diwan atau
kumpulan syair dan sebagian dihafal dan dinukil dari mulut ke mulut.
Sepeninggal beliau, sebagian puisi-puisi itu dibukukan dan diterbitkan.
Diwan syair Imam Khomeini umumnya berbicara tentang tauhid dan ketuhanan
yang murni.
به تو دل بستم و غیر تو کسی نیست مرا
جز تو ای جان جهان دادرسی نیست مرا
مده از جنت و از حور و قصورم خبری
جز رخ دوست نظر سوی کسی نیست مرا
Hanya kepadaMulah ku tambatkan hati, dan tak ada bagiku selain-Mu
Wahai Jiwa Alam, tak ada yang mendengar keluh-kesahku selain-Mu
Jangan Kau beri aku berita akan surga, bidadari dan istana
Selain Wajah Sahabat, tak ada pandangan yang aku mau
آن روز که عاشق جمالت گشتم
دیوانه روی بی مثالت گشتم
دیدم نبود در دو جهان جز تو کسی
بیخود شدم و غرق کمالت گشتم
Hari itu, kala ku mabuk akan keindahan-Mu
Ku tergila-gila pesona tak tertandingi pada Wajah-Mu
Ku lihat, di dua alam tak ada satupun kecuali Diri-Mu
Ku tak sadarkan diri tenggalam dalam Kesempurnaan-Mu
Buku 40 Hadis adalah satu lagi karya Imam Khomeini yang beliau tulis
pada tahun 1939. Dalam buku ini, beliau menjelaskan makna dan penafsiran
40 hadis dari Nabi Saw dan Ahlul Bait as. Pada mukaddimah buku ini,
beliau menjelaskan bahwa keempat puluh hadis ini dipilih dengan selektif
dan dalam bahasa Persia supaya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Di awal setiap hadis setelah menyebutkan teks hadis dalam bahasa aslinya
yaitu bahasa Arab, beliau pertama-tama mengartikan dan menjelaskan
makna masing-masing kata. Setelah itu hadis ditafsirkan secara mendalam.
Nabi Saw bersabda, "Barang siapa menghafal 40 hadis yang bermanfaat
bagi umatku, maka kelak di Hari Kiamat Allah akan membangkitkannya dalam
keadaan fakih dan berilmu."
33
hadis pertama dalam kitab ini membahas tentang akhlak. Pada bagian ini,
Imam Khomeini menjelaskan tentang penyakit jiwa dan hati manusia.
Masing-masing penyakit jiwa dan ruh seperti kesombongan, riya, amarah,
kedengkian dan sebagainya beliau jelaskan secara rinci sebelum akhirnya
beliau menawarkan resep untuk mengobatinya. Dalam banyak kesempatan
beliau membawakan dalil-dalil yang berasal dari ayat al-Quran dan Hadis.
Secara umum, buku 40 Hadis karya Imam Khomeini adalah panduan bagi
muslim untuk meniti jalan menuju kesempurnaan spiritual dan menempa diri
menjadi pesalik di jalan Allah.
Jihad Akbar adalah karya Imam Khomeini berikutnya yang mengajak
pembacanya untuk mengetatkan ikat pinggang dan berjihad melawan hawa
nafsu. Buku ini sebenarnya merupakan kumpulan dan ringkasan dari
pidato-pidato yang disampaikan Imam di depan para santri di kota Najaf.
Beliau menegaskan bahwa manusia harus bersungguh-sungguh melawan hawa
nafsu dan membersihkan ruh dan jiwanya dari berbagai penyakit yang bisa
menyesatkannya. Imam Khomeini mengatakan, "Ilmu adalah cahaya. Tapi ia
akan menyebarkan kegelapan ketika berada di hati yang hitam dan kotor.
Ilmu yang mendekatkan manusia kepada Allah juga bisa semakin
menjauhkannya dari Allah saat berada di jiwa orang yang cinta dunia."
Imam Khomeini dengan tegas menjelaskan bahwa seiring dengan kegiatan
menuntut ilmu, orang juga harus mulai membersihkan jiwanya dari kotoran
batin. Jika kotoran ini tidak dihilangkan, ilmu bukan hanya tak
mendatangkan faedah bagi wujud yang kotor, malah akan membuat kotoran
itu semakin menyebar dan berkembang. Pada tahap pertama, kotoran batin
itu akan membinasakan si alim yang bejat, dan pada tahap berikutnya ia
akan merusak orang-orang lain, dan membinasakan masyarakat insani.
Sejarah menyebutkan bahwa bahaya yang ditimbulkan oleh orang alim yang
bejat jauh lebih besar dibanding bahaya orang biasa. Dalam pandangan
Imam Khomeini, mencari keutamaan insani dan akhlak mulia adalah
kewajiban yang sangat sulit dan besar yang mesti dilaksanakan oleh semua
orang, khususnya para pencari ilmu. Sebab, ilmu yang disertai jiwa yang
terbersihkan akan mendatangkan faedah dan berkah yang sangat besar bagi
umat dan akan menyelamatkan masyarakat.
Mungkin dari semua buku yang dinisbatkan kepada Imam Khomeini, Sahifeh
Nur adalah buku yang spesial. Buku yang dicetak dalam 21 jilid ini
adalah kumpulan pidato dan surat-surat Imam. Buku ini diawali dengan
surat beliau yang ditulis pada tahun 1933 dan diakhiri dengan surat
bertanggal 19 Mei 1989 atau sekitar dua minggu sebelum beliau wafat.
Sahifeh Nur juga memuat surat-surat Imam Khomeini kepada anak-anaknya,
orang-orang dekatnya dan para pencintanya yang tersebar di seluruh
penjuru Iran bahkan di berbagai negara dunia. Surat-surat itu
menunjukkan sisi lain dari kepribadian agung beliau. Meski secara
keilmuan beliau adalah marji yang menjadi rujukan fatwa dan pemimpin
revolusi besar Islam di Iran, namun Imam Khomeini tetap menaruh
perhatian kasih sayang kepada anak-anak, orang-porang dekat dan para
pencintanya. Surat-surat beliau bervariasi ada yang sekedar menanyakan
kabar, ada yang memberi arahan unutk menyelesaikan masalah, ada pula
yang mendorong untuk tekun belajar dan membersihkan jiwa, dan ada pula
bimbingan untuk hidup yang lebih baik. Semua itu mengandung nilai
pelajaran akhlak Islami yang sangat berharga.
Sahifeh Nur juga memuat pesan-pesan agama dan politik sang Imam.
Pesan-pesan ini memperlihatkan hubungan erat dan emosional antara
pemimpin agung ini dengan masyarakat baik sebelum kemenangan revolusi
Islam maupun setelahnya. Pesan-pesan itulah yang menyulut semangat
rakyat untuk bangkit berjuang melawan kezaliman rezim Syah. Proses
perjuangan rakyat Iran dalam revolusi Islam berjalan sesuai arahan
pesan-pesan dari Imam Khomeini.
Selain pesan-pesan itu, Sahifeh Nur juga memuat pidato-pidato dan
pembicaraan Imam Khomeini. Pidato-pidato itulah yang mengenalkan rakyat
akan pemikiran beliau. Beliau memiliki kepribadian yang lembut dan
serlalu nampak tenang tapi tegar dan penuh ketegasan. Pandangannya
lembut tapi merasuk ke dalam jiwa. Kata-katanya sederhana tapi penuh
ketulusan. Semua itu membuat rakyat tak ragu untuk meluapkan perasaan
cinta yang sangat dalam kepadanya. Imam Khomeini yang dikenal berani dan
lantang dalam melawan kezaliman adalah figur yang sangat penyayang
kepada mereka yang teraniaya. Beliau adalah mujtahid dan fakih, filosof
dan arif, pemimpin besar dan sekaligus hamba Allah yang saleh. Revolusi
Islam sampai saat ini tetap menjadikan petuah-petuah dan bimbingannya
sebagai pelita penerang dalam setiap langkahnya. (IRIB Indonesia)
Cendekiawan Kontemporer Iran,Imam Khomeini Bagian 4
Pada pembehasan sebelumnya kita sudah mengulas tentang
pandangan Imam Khomeini terkait pemerintahan Islam. Beliau meyakini
bahwa politik dan pemerintahan tak bisa dipisahkan dari agama. Salah
satu hal penting yang ditekankan oleh Imam adalah kepatuhan kepada hukum
Islam. Dalam pemerintahan ini, kekuasaan mutlak ada di tangan Allah
Swt. Beliau menekankan peran besar ulama dalam menjalankan hukum Allah
di tengah masyarakat seperti yang terjadi pada zaman Nabi Saw. Dengan
kata lain, perombakan pemikiran yang diciptakan oleh Imam Khomeni ra
sejak zaman rezim Pahlevi, adalah menerangkan peran dan kedudukan ulama
dalam memimpin umat.
Sebelum
kemenangan Revolusi Islam, ulama tidak banyak terlibat dalam urusan
politik. Imam Khomeinilah yang menyeru para ulama untuk ikut berjuang
melawan rezim thagut. Dengan demikian, ulama terlibat dalam perjuangan
politik dan sosial. Setelah kemenangan revolusi Islam, ulama memainkan
peran urgen dalam mengawasi penerapan hukum Allah. Kepada umumnya
rakyat, khususnya para ulama, beliau mengatakan, "Merestui kekuasaan
thagut berarti merestui penjarahan hak-hak rakyat. Dan tidak seorang
Muslimpun yang berhak merestui kekuasaan orang zalim walau hanya untuk
sesaat."
Dengan memaparkan ide
tentang pemerintahan Islam, Imam Khomeini menyatakan bahwa tanggung
jawab membimbing dan memimpin umat di zaman keghaiban Imam Maksum ada di
pundak Wali Faqih. Beliau menjelaskan, "Pemerintahan Islam adalah
pemerintahan hukum. Para pakar hukum khususnya pakar agama yaitu fuqaha
harus memikul tanggung jawab ini. Fuqahalah yang harus mengawasi semua
pelaksanaan, pengelolaan dan penyusunan agenda negara."
Merujuk kepada teks hadis-hadis dan ayat-ayat suci al-Quran, Imam
Khomeini membuktikan bahwa faqih memiliki wewenang kepemimpinan di masa
keghaiban Imam Maksum, yang salah satunya adalah memimpin pemerintahan
Islam. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Imam Jakfar Shadiq as
berkata, "Ketika umat tidak bisa merujuk kepada Imam Maksum hendaknya
mereka merujuk kepada fuqaha yang memiliki wewenang seperti mereka (para
Imam Maksum)."
Kini yang menjadi
pertanyaan adalah siapakah faqih yang berhak memimpin masyarakat Islam
dan apa saja kriteria yang harus dimilikinya? Imam Khomeini menjelaskan
bahwa seorang yang menjadi Wali Fakih haruslah orang yang berjiwa paling
bersih dan menonjol diantara para ulama yang ada. Beliau menambahkan,
Wali Faqih harus memiliki empat kriteria utama, yaitu keilmuan yang
menguasai hukum Islam, keadilan, kesempurnaan dalam iman dan
kesempurnaan dalam akhlak. Imam Khomeini mengatakan, "Pemerintahan Islam
adalah pemerintahan hukum. Karena itu untuk duduk memimpin pemerintahan
ini orang harus memiliki ilmu cukup untuk mengenal hukum-hukum agama…
Pemimpin harus memiliki kesempurnaan iman dan akhlak. Dia harus adil dan
menjauhi dosa."
Keadilan adalah
syarat bagi seorang faqih untuk memimpin dan menjamin keselamatan
masyarakat. Jika pemimpin tidak adil, pemerintahan Islami tak akan
terwujud. Sebab, tanpa keadilan yang berarti keterjauhan dari dosa,
hukum dan ajaran Ilahi tidak akan bisa ia tegakkan. Imam Khomeini
mengatakan, "Pemerintahan Islam adalah supremasi hukum Ilahi atas
rakyat. Penguasa yang tidak adil akan menggantikan hukum Ilahi dengan
ambisi diri dan hawa nafsunya. Hal itu akan membawa pemerintahan ke arah
kediktatoran…"
Pemerintahan yang
dipimpin oleh seorang Wali Faqih yang adil mencegah kediktatoran dan
penistaan hukum. Pemerintahan seperti ini akan sangat peduli dengan
kesejahteraan dan kepuasan rakyat. Ketika seorang Faqih yang berada di
pucuk pimpinan kehilangan keadilan dan ketaqwaan pada dirinya, dengan
sendirinya dia juga kehilangan wilayah kepemimpinan atas umat dan
masyarakat.
Dalam pandangan Imam
Khomeini, ketika seorang pemimpin sudah memenuhi syarat keilmuan,
ketakwaan dan keadilan, maka rakyat harus patuh kepadanya. Beliau
menjelaskan, "Jika seseorang (dari kalangan ulama dan fuqaha) yang
memenuhi dua syarat kelayakan itu bangkit dan membentuk pemerintahan
maka wilayah kepemimpinannya atas masyarakat sama seperti kepemimpinan
Rasulullah Saw dan semua orang harus mentaatinya."
Meski demikian, beliau menggarisbawahi bahwa kedudukan yang dimiliki
fuqaha ini bukan kedudukan atau derajat kenabian dan imamah, tapi
kedudukan dalam hal tugas dan kewajibannya yang seperti tugas Nabi dan
Imam Maksum. Imam Khomeini mengatakan, "Wilayah yaitu pemerintahan,
tugas mengatur negara dan menjalankan hukum syariat yang merupakan tugas
berat dan penting. Ini adalah tugas dan kewajiban bukan derajat dan
kedudukan."
Bentuk pemerintahan
yang dipaparkan oleh Imam Khomeini adalah pemerintahan yang seluruh
instansi dan lembaganya dari sosok pemimpin tertinggi sampai pejabat
terendah berperilaku dan bergaya hidup seperti apa yang pernah
ditunjukkan oleh Imam Ali as ketika beliau duduk sebagai khalifah. Dalam
pemerintahan Islam, seorang pemimpin harus memiliki tujuan yang sama
dengan tujuan dan cita-cita Nabi Saw dan Imam Ali as, yaitu menegakkan
hukum Allah di tengah masyarakat. Gaya hidup pemimpin umat harus sama
dengan gaya hidup level masyarakat paling bawah. Dia harus menjauhi
kemewahan duniawi. Untuk tujuan inilah Imam Khomeini bangkit melawan
rezim Syah Iran.
Dalam pandangan
Imam Khomeini, ulama dan fuqaha memiliki peran besar dalam menjalankan
firman-firman Ilahi dan hukum Islam di tengah masyarakat. Beliau
mengungkapkan, "Imam dan fuqaha yang adil berkewajiban memanfaatkan
pemerintahan untuk menjalankan hukum Ilahi, menegakkan sistem Islam yang
adil dan melayani rakyat. Tak ada yang mereka dapatkan dari kekuasaan
selain jerih payah dan kesusahan. Tapi apa hendak dikata, sebab mereka
memikul tugas ini. Masalah Wilayah Faqih adalah masalah misi dan
pelaksanaan tugas."
Salah satu
tujuan pembentukan pemerintahan Islam dalam pandangan Imam Khomeini
adalah mengenalkan bentuk pemerintahan yang ideal dan teladan kepada
dunia kontemporer. Hanya pemerintahan berlandasan ajaran Islamlah yang
bisa mengeluarkan umat manusia dari kebuntuan politik dan tipudaya
rezim-rezim bejat dan ilegal. Beliau dalam banyak kesempatan menyatakan
optimis tak lama lagi masyarakat dunia akan menyadari bahwa pemerintahan
Islam adalah pemerintahan yang memperjuangkan keadilan, anti kezaliman
dan demokratis.
Dengan harapan
bisa menegakkan keadilan dan spiritualitas di dunia modern serta
menerapkan hukum-hukum ilahi, Imam Khomeini merintis pemerintahan Islam
di Iran. Beliau juga menggariskan metode kepemimpinan faqih atau Wilayah
Faqih dalam pemerintahan Islam. Dengan membawakan berbagai dalil, Imam
Khomeini membuktikan bahwa di masa keghaiban Imam Maksum pun hukum dan
aturan politik dan sosial Islam harus dijalankan, dan itu menuntut
terbentuknya pemerintahan Ilahi yang melibatkan peran serta rakyat.
Pemerintahan Islam yang dimaukan oleh Imam Khomeini adalah pemerintahan
yang peduli dengan peran rakyat. Partisipasi dan pemikiran rakyat
sangat penting dan efektif. Pandangan rakyat sangat membantu
pemerintahan dan pengaturan negara. Dalam kaitan ini, beliau berkata,
"Tak ada kekuatan apapun yang melebihi kekuatan rakyat." Ungkapan ini
menunjukkan pandangan politik Imam Khomeini yang berlandaskan Islam
tentang peran serta rakyat dalam makna yang sebenarnya. Beda halnya
dengan demokrasi dan kerakyatan versi Barat yang hanya manis di luar
tapi menipu opini umum. Dengan pandangan kerakyatannya ini, Imam
menyerahkan masalah-masalah penting negara kepada rakyat seperti dalam
hal menentukan sistem negara, pengesahan undang-undang dasar, memilih
Rahbar atau Pemimpin Revolusi, memilih Presiden dan para anggota
legislatif.
Imam Khomeini percaya
penuh dengan kekuatan persatuan rakyat. Dalam pandangan beliau, dengan
mengandalkan rakyat, kekuatan kubu agresor dan adidaya daya dunia bisa
dilawan. Beliau berkata, "Sejarah membuktikan bahwa tak ada kekuatan
apapun yang bisa memadamkan gelora hati rakyat tertindas yang bangkit
untuk mencapai kebebasan dan kemerdekaannya."
Sami Zubaidah, pengamat politik dan dosen di Universitas London
menyebut Imam Khomeini sebagai sosok figur milik zaman kontemporer.
Sebab, beliaulah yang mencanangkan pemikiran politik yang melibatkan
rakyat dalam arti yang sesungguhnya.
Sebagai penutup seri cendekiawan kontemporer Iran, kita simak bersama
penggalan kata-kata Imam Khomeini berikut ini,"Bangsa-bangsa Muslim
hendaknya meneladani pengorbanan para pejuang kita yang berjuang demi
kemerdekaan, kebebasan dan cita-cita kemajuan Islam yang besar. Dengan
merapatkan barisan, mereka bisa menjebol dinding-dinding imperialisme
dan melangkah maju ke arah keterbebasan dan kehidupan insani." (IRIB
Indonesia)
Cendekiawan Kontemporer Iran, Imam Khomeini Bagian 3
Koran International Herald Tribune yang terbit di Amerika menulis,
"Ayatollah Khomeini adalah figur revolusioner yang tak kenal lelah.
Sampai akhir hayatnya, dia komitmen dengan cita-citanya membentuk
masyarakat Islam dan pemerintahan Islam di Iran. Ayatollah Khomeini tak
pernah berhenti melakukan apa yang dia inginkan untuk negerinya. Dia
merasa mendapat tugas untuk membersihkan Iran dari apa yang dinilainya
sebagai kebobrokan dan dekandensi Barat dan mengembalikan bangsa Iran
kepada Islam yang murni."
Pandangan politik Imam Khomeini ra adalah pemikiran revolusioner dan Islami paling menonjol dan maju yang dipaparkan dan diterapkan di era modern ini. Dengan mengenal situasi zamannya secara detail dan dengan memanfaatkan pemikiran mazhab Syiah yang hidup, beliau membangun pemikiran politiknya. Dengan kata lain, keistimewaan paling menonjol dari pemikiran politik Imam Khomeini adalah perpaduan tradisi Syiah dengan temuan logika dunia baru. Beliau meneladani sirah Nabi Saw dan menyadur pandangan Islam dalam politik untuk membangun pemerintahan Islam.
Pada kesempatan ini kami mengajak Anda untuk membahas pemikiran Imam Khomeini terkait masalah pembentukan pemerintahan Islam. Lewat berbagai pidato dan bukunya yang berjudul ‘Pemerintahan Islam dan Wilayah Faqih' beliau memaparkan pandangan politiknya.
Imam Khomeini meyakini hukum dan ajaran Islam sebagai kumpulan undang-undang dan aturan ilahi yang diturunkan untuk membimbing manusia dalam kehidupan. Karena itu, ajaran ini menjamin kebahagiaan umat manusia. Islam sudah mengatur semua hal termasuk hubungan manusia dengan keluarga, sanak famili, tetangga, warga sekota, pernikahan, aturan perang dan perdamaian, perdagangan, pembangunan, industri, pertanian, dan semua hal yang menyangkut kehidupan. Imam Khomeini menyatakan bahwa ajaran Islam memiliki target dan cita-cita yang sangat agung. Seluruh ajaran Islam, menurut beliau, dimaksudkan untuk membentuk manusia yang sempurna dan mulia.
Dalam pandangan beliau, tujuan pengutusan para nabi dan utusan Allah adalah untuk mendidik manusia supaya meraih kesempurnaan. Dalam buku ‘Pemerintahan Islam' beliau menyatakan, "Allah yang Maha Bijaksana tidak menciptakan alam dan manusia untuk kesia-siaan, tapi Dia punya tujuan akhir dari masing-masing penciptaan. Manusia, makhluk Allah yang paling unggul, bukanlah wujud yang dilepaskan begitu saja di dunia tanpa tujuan yang jelas."
Imam meyakini bahwa salah satu syarat yang urgen dalam membentuk kepribadian manusia yang sempurna dan bertujuan adalah lingkungan sosialnya. Ketika hukum Allah dijalankan di sebuah lingkungan masyarakat maka keadilan akan tegak, dan saat itulah seluruh anggota masyarakat akan bergerak ke arah kesempurnaan insani. Pertanyaannya, bagaimanakah keadilan bisa ditegakkan di tengah masyarakat? Dalam menjawabnya, Imam Khomeini menerangkan peran pemerintahan Islam dan pemimpin pemerintahan ini. Beliau mengatakan, "Rangkaian hukum dan aturan yang ada tidak cukup untuk memperbaiki kondisi masyarakat. Supaya hukum bisa memperbaiki kondisi dan mendatangkan kebahagiaan untuk manusia diperlukan pelaksana. Karena itulah, selain menurunkan rangkaian hukum dan undang-undang dalam bentuk syariat Allah Swt juga menentukan pelaksananya."
Lebih lanjut Imam Khomeini menjelaskan peran Rasulullah Saw dalam memimpin masyarakat Islam. Beliau menerangkan demikian; "Rasulullah berada di puncak lembaga pelaksana dan pengatur masyarakat Muslim. Selain menyampaikan wahyu dan menerangkan serta menafsirkan hukum-hukum dan aturan agama Islam, beliau juga aktif dalam melaksanakan dan menerapkan hukum-hukum dan aturan Islam sehingga melahirkan pemerintahan Islam. Nabi tidak hanya menerangkan hukum tapi juga menerapkannya. Setelah Rasulullah Saw, tugas dan kedudukan ini dipikul oleh para khalifah muslimin."
Mengenai kelaziman pembentukan pemerintahan Islam, Imam Khomeini mengajukan pertanyaan, "Apakah penunjukan khalifah oleh Rasulullah Saw dan atas perintah Allah Swt hanya untuk menyampaikan hukum Islam?" Pertanyaan ini beliau jawab sendiri dengan menyatakan, "Untuk menerangkan hukum saja keberadaan khalifah tidak diperlukan. Sebab seluruh hukum bisa ditulis dalam satu buku lalu diserahkan kepada umat supaya mereka melaksanakannya."
Selanjutnya, Imam Khomeini mengambil kesimpulan bahwa penunjukan khalifah oleh Rasulullah Saw adalah untuk menegakkan pemerintahan Islam yang dilandasi firman-firman dan hukum ilahi, supaya tercipta masyarakat yang berjalan sesuai tuntunan agama. Imam dalam banyak kesempatan menerangkan sistem pemerintahan Rasulullah dan Imam Ali as yang beliau sebut sebagai pemerintahan yang bertujuan membangun manusia.
Tak hanya itu, masih ada banyak dalil yang meniscayakan pembentukan pemerintahan Islam. Imam Khomeini meyakini bahwa seluruh hukum Islam diturunkan Allah untuk mengatur kehidupan semua manusia dan di semua zaman. Karena itu, keberadaan pemerintahan Islam diperlukan bahkan di zaman kegaiban Imam Mahdi as.
Argumen lain yang diungkap Imam Khomeini ra untuk membuktikan keharusan membentuk pemerintahan Islam adalah sebagai berikut, jika pemerintahan tidak Islami maka pemerintahan itu tidak menjalankan hukum dan ajaran Islam. Pemerintahan seperti itu berarti pemerintahan zalim dan tagut. Dalam pemerintahan tagut kebejatan dan amoralitas akan menyebar dan kaum mukmin tak bisa memegang teguh keimanan dan amal salehnya.
Menurut Imam Khomeini, dalam situasi seperti itu, orang-orang Mukmin akan terbawa arus ketidakberimanan dan akan menyerah di hadapan syirik, dosa dan thaghut atau jika tidak dia akan bangkit melawan untuk menyingkirkan thaghut. Dalil ini menunjukkan bahwa dalam kondisi apapun berjuang untuk membentuk pemerintahan Islam adalah satu keharusan.
Imam Khomeini mengatakan, "Para ulama berkewajiban untuk memerangi monopoli dan penyalahgunaan kekuasaan oleh kaum zalim, serta mencegah terjadinya kelaparan dan kemiskinan pada kebanyakan anggota masyarakat, sementara kaum zalim dan penjarah hidup dalam kemewahan."
Beliau dalam menjelaskan masalah ini mengutip pula riwayat dari Imam Ali bin Abi Thalib as tentang perjuangan melawan thaghut. Beliau menulis demikian; Amirul Mukminin as berkata, "Aku menerima pemerintahan ini karena Allah Swt telah mengikat janji dan mewajibkan ulama Islam untuk tidak diam menyaksikan penjarahan, kezaliman, kelaparan, kemiskinan dan keteraniayaan."
Pemaparan ide pembentukan pemerintahan Islam oleh Imam Khomeini membuka cakrawala baru di dunia politik. Meskipun ide ini sudah pernah disampaikan oleh para ulama dan cendekiawan Muslim sebelumnya, namun Imam Khomeini dengan baik menjelaskan sistem pemerintahan ideal di zaman kegaiban Imam Maksum as. Teori pemerintahan Islam yang disampaikan Imam Khomeini didasari pada konsep fikih dan teologi Syiah. Beliau mengenalkan konsep ini kepada rakyat Iran. Menurut beliau, masalah pemerintahan dan politik sedemikian menyatu dengan urusan akidah dan syariat sehingga tak bisa dipisahkan dari agama.
Imam Khomeini mengatakan, "Kenalkan Islam kepada masyarakat supaya generasi muda tidak beranggapan bahwa para ulama hanya sibuk dengan hukum syariat di hauzah ilmiah Qom dan Najaf tanpa peduli dengan urusan politik, karena itu agama harus dipisahkan dari politik. Ada ungkapan bahwa ‘agama harus dipisahkan dari politik, dan ulama Islam tidak semestinya mencampuri urusan sosail dan politik'. Ungkapan ini sengaja disebarluaskan oleh imperialis dan mereka yang tidak beragama. Apakah di zaman Nabi Saw, politik terpisah dari agama? Apakah di zaman itu ada kelompok yang hanya berurusan dengan masalah keruhanian dan kelompok politikus yang mengurus pemerintahan? Ungkapan itu dibuat oleh imperialis supaya mereka bisa menguasai urusan dunia dan mencegah terbentuknya masyarakat Muslim. Mereka ingin ulama terjauhkan dari rakyat dan para pejuang kebebasan." (IRIB Indonesia)
Pandangan politik Imam Khomeini ra adalah pemikiran revolusioner dan Islami paling menonjol dan maju yang dipaparkan dan diterapkan di era modern ini. Dengan mengenal situasi zamannya secara detail dan dengan memanfaatkan pemikiran mazhab Syiah yang hidup, beliau membangun pemikiran politiknya. Dengan kata lain, keistimewaan paling menonjol dari pemikiran politik Imam Khomeini adalah perpaduan tradisi Syiah dengan temuan logika dunia baru. Beliau meneladani sirah Nabi Saw dan menyadur pandangan Islam dalam politik untuk membangun pemerintahan Islam.
Pada kesempatan ini kami mengajak Anda untuk membahas pemikiran Imam Khomeini terkait masalah pembentukan pemerintahan Islam. Lewat berbagai pidato dan bukunya yang berjudul ‘Pemerintahan Islam dan Wilayah Faqih' beliau memaparkan pandangan politiknya.
Imam Khomeini meyakini hukum dan ajaran Islam sebagai kumpulan undang-undang dan aturan ilahi yang diturunkan untuk membimbing manusia dalam kehidupan. Karena itu, ajaran ini menjamin kebahagiaan umat manusia. Islam sudah mengatur semua hal termasuk hubungan manusia dengan keluarga, sanak famili, tetangga, warga sekota, pernikahan, aturan perang dan perdamaian, perdagangan, pembangunan, industri, pertanian, dan semua hal yang menyangkut kehidupan. Imam Khomeini menyatakan bahwa ajaran Islam memiliki target dan cita-cita yang sangat agung. Seluruh ajaran Islam, menurut beliau, dimaksudkan untuk membentuk manusia yang sempurna dan mulia.
Dalam pandangan beliau, tujuan pengutusan para nabi dan utusan Allah adalah untuk mendidik manusia supaya meraih kesempurnaan. Dalam buku ‘Pemerintahan Islam' beliau menyatakan, "Allah yang Maha Bijaksana tidak menciptakan alam dan manusia untuk kesia-siaan, tapi Dia punya tujuan akhir dari masing-masing penciptaan. Manusia, makhluk Allah yang paling unggul, bukanlah wujud yang dilepaskan begitu saja di dunia tanpa tujuan yang jelas."
Imam meyakini bahwa salah satu syarat yang urgen dalam membentuk kepribadian manusia yang sempurna dan bertujuan adalah lingkungan sosialnya. Ketika hukum Allah dijalankan di sebuah lingkungan masyarakat maka keadilan akan tegak, dan saat itulah seluruh anggota masyarakat akan bergerak ke arah kesempurnaan insani. Pertanyaannya, bagaimanakah keadilan bisa ditegakkan di tengah masyarakat? Dalam menjawabnya, Imam Khomeini menerangkan peran pemerintahan Islam dan pemimpin pemerintahan ini. Beliau mengatakan, "Rangkaian hukum dan aturan yang ada tidak cukup untuk memperbaiki kondisi masyarakat. Supaya hukum bisa memperbaiki kondisi dan mendatangkan kebahagiaan untuk manusia diperlukan pelaksana. Karena itulah, selain menurunkan rangkaian hukum dan undang-undang dalam bentuk syariat Allah Swt juga menentukan pelaksananya."
Lebih lanjut Imam Khomeini menjelaskan peran Rasulullah Saw dalam memimpin masyarakat Islam. Beliau menerangkan demikian; "Rasulullah berada di puncak lembaga pelaksana dan pengatur masyarakat Muslim. Selain menyampaikan wahyu dan menerangkan serta menafsirkan hukum-hukum dan aturan agama Islam, beliau juga aktif dalam melaksanakan dan menerapkan hukum-hukum dan aturan Islam sehingga melahirkan pemerintahan Islam. Nabi tidak hanya menerangkan hukum tapi juga menerapkannya. Setelah Rasulullah Saw, tugas dan kedudukan ini dipikul oleh para khalifah muslimin."
Mengenai kelaziman pembentukan pemerintahan Islam, Imam Khomeini mengajukan pertanyaan, "Apakah penunjukan khalifah oleh Rasulullah Saw dan atas perintah Allah Swt hanya untuk menyampaikan hukum Islam?" Pertanyaan ini beliau jawab sendiri dengan menyatakan, "Untuk menerangkan hukum saja keberadaan khalifah tidak diperlukan. Sebab seluruh hukum bisa ditulis dalam satu buku lalu diserahkan kepada umat supaya mereka melaksanakannya."
Selanjutnya, Imam Khomeini mengambil kesimpulan bahwa penunjukan khalifah oleh Rasulullah Saw adalah untuk menegakkan pemerintahan Islam yang dilandasi firman-firman dan hukum ilahi, supaya tercipta masyarakat yang berjalan sesuai tuntunan agama. Imam dalam banyak kesempatan menerangkan sistem pemerintahan Rasulullah dan Imam Ali as yang beliau sebut sebagai pemerintahan yang bertujuan membangun manusia.
Tak hanya itu, masih ada banyak dalil yang meniscayakan pembentukan pemerintahan Islam. Imam Khomeini meyakini bahwa seluruh hukum Islam diturunkan Allah untuk mengatur kehidupan semua manusia dan di semua zaman. Karena itu, keberadaan pemerintahan Islam diperlukan bahkan di zaman kegaiban Imam Mahdi as.
Argumen lain yang diungkap Imam Khomeini ra untuk membuktikan keharusan membentuk pemerintahan Islam adalah sebagai berikut, jika pemerintahan tidak Islami maka pemerintahan itu tidak menjalankan hukum dan ajaran Islam. Pemerintahan seperti itu berarti pemerintahan zalim dan tagut. Dalam pemerintahan tagut kebejatan dan amoralitas akan menyebar dan kaum mukmin tak bisa memegang teguh keimanan dan amal salehnya.
Menurut Imam Khomeini, dalam situasi seperti itu, orang-orang Mukmin akan terbawa arus ketidakberimanan dan akan menyerah di hadapan syirik, dosa dan thaghut atau jika tidak dia akan bangkit melawan untuk menyingkirkan thaghut. Dalil ini menunjukkan bahwa dalam kondisi apapun berjuang untuk membentuk pemerintahan Islam adalah satu keharusan.
Imam Khomeini mengatakan, "Para ulama berkewajiban untuk memerangi monopoli dan penyalahgunaan kekuasaan oleh kaum zalim, serta mencegah terjadinya kelaparan dan kemiskinan pada kebanyakan anggota masyarakat, sementara kaum zalim dan penjarah hidup dalam kemewahan."
Beliau dalam menjelaskan masalah ini mengutip pula riwayat dari Imam Ali bin Abi Thalib as tentang perjuangan melawan thaghut. Beliau menulis demikian; Amirul Mukminin as berkata, "Aku menerima pemerintahan ini karena Allah Swt telah mengikat janji dan mewajibkan ulama Islam untuk tidak diam menyaksikan penjarahan, kezaliman, kelaparan, kemiskinan dan keteraniayaan."
Pemaparan ide pembentukan pemerintahan Islam oleh Imam Khomeini membuka cakrawala baru di dunia politik. Meskipun ide ini sudah pernah disampaikan oleh para ulama dan cendekiawan Muslim sebelumnya, namun Imam Khomeini dengan baik menjelaskan sistem pemerintahan ideal di zaman kegaiban Imam Maksum as. Teori pemerintahan Islam yang disampaikan Imam Khomeini didasari pada konsep fikih dan teologi Syiah. Beliau mengenalkan konsep ini kepada rakyat Iran. Menurut beliau, masalah pemerintahan dan politik sedemikian menyatu dengan urusan akidah dan syariat sehingga tak bisa dipisahkan dari agama.
Imam Khomeini mengatakan, "Kenalkan Islam kepada masyarakat supaya generasi muda tidak beranggapan bahwa para ulama hanya sibuk dengan hukum syariat di hauzah ilmiah Qom dan Najaf tanpa peduli dengan urusan politik, karena itu agama harus dipisahkan dari politik. Ada ungkapan bahwa ‘agama harus dipisahkan dari politik, dan ulama Islam tidak semestinya mencampuri urusan sosail dan politik'. Ungkapan ini sengaja disebarluaskan oleh imperialis dan mereka yang tidak beragama. Apakah di zaman Nabi Saw, politik terpisah dari agama? Apakah di zaman itu ada kelompok yang hanya berurusan dengan masalah keruhanian dan kelompok politikus yang mengurus pemerintahan? Ungkapan itu dibuat oleh imperialis supaya mereka bisa menguasai urusan dunia dan mencegah terbentuknya masyarakat Muslim. Mereka ingin ulama terjauhkan dari rakyat dan para pejuang kebebasan." (IRIB Indonesia)
Cendekiawan Kontemporer Iran, Imam Khomeini Bagian 2
Pada dekade 1970 ketika produksi minyak Iran semakin meningkat yang
diiringi dengan peningkatan harga bahan energi ini di pasar dunia, Shah
Mohammad Reza Pahlevi merasa bahwa kekuasaannya semakin kuat. Akibatnya,
dia tenggelam dalam kecongkakan dan tak segan membunuh dan menyiksa
siapa saja yang menentangnya. Rezim Pahlevi yang dimabuk kekayaan
gila-gilaan membeli senjata, perlengkapan militer dan produk-produk
konsumsi buatan negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat (AS).
Shah juga tak segan menjalin hubungan perdagangan secara terbuka dengan
Israel.
Di akhir tahun 1975, Shah Pahlevi membentuk satu
partai bernama Rastakhiz yang berarti kebangkitan, dengan tujuan
membangun sistem politik satu partai. Kebijakan itu semakin membuatnya
angkuh. Shah mengeluarkan instruksi yang isinya bahwa seluruh rakyat
Iran harus menjadi anggota partai Rastakhiz. Bagi siapa saja yang
menolak, rezim sudah menyiapkan hukuman, yaitu harus meninggalkan Iran.
Keputusan rezim Shah direaksi keras oleh Imam Khomeini. Dalam fatwanya,
beliau menegaskan, "Mengingat penentangan partai ini terhadap Islam dan
kepentingan rakyat Iran yang Muslim, maka mengikuti partai ini haram
bagi semua orang dan termasuk membantu kezaliman dan penindasan terhadap
umat Islam."
Fatwa Imam Khomeini yang dengan tegas
mengharamkan keikutsertaan dalam partai Rastakhiz diikuti oleh para
ulama lain. Dengan adanya fatwa ini, semua usaha rezim yang sudah
dilakukan bertahun-tahun untuk memasukkan semua rakyat Iran ke dalam
partai itu gagal total.
Bulan Oktober 1977, rakyat Iran
berkabung atas syahidnya Ayatollah Sayid Mostafa Khomeini, putra sulung
Imam Khomeini. Syahidnya ulama muda ini ibarat pemantik yang menggugah
pusat-pusat keilmuan dan rakyat umum untuk bangkit melawan rezim. Imam
Khomeini menyebut Syahidnya Ayatollah Sayid Mostafa sebagai karunia
Allah yang tersembunyi. Konflik terbuka antara Imam Khomeini bersama
rakyat Iran melawan rezim Shah semakin memanas. Lewat pena para penulis
bayaran, rezim melakukan serangan urat saraf. Salah seorang penulis
bayaran dalam sebuah artikelnya menghujat Imam Khomeini. Rakyatpun
mereaksinya dengan turun ke jalan-jalan. Demonstrasi pertama digelar
oleh para ulama dan rohaniawan bersama warga di kota Qom pada tanggal 9
Januari 1978. Pasukan keamanan Shah menghadapi unjuk rasa itu dengan
senjata api. Terjadilah pembantaian massal di Qom.
Aksi unjuk
rasa warga Iran meluas ke kota-kota lain meniru apa yang dilakukan oleh
warga Qom. Pembantaian demi pembantaian dilakukan rezim terhadap rakyat
di banyak kota. Gerakan kebangkitan rakyat dengan cepat menemukan
bentuknya yang semakin solid. Tak ada yang bisa dilakukan rezim untuk
meredam kemarahan rakyat. Akhirnya untuk memadamkan gejolak, Shah
mencopot Perdana Menteri. Ja'far Sharif Emami, diangkat oleh Shah untuk
menjadi Perdana Menteri. Dalam masa pemerintahan Emami yang mengusung
slogan ‘pemerintahan rekonsiliasi nasional', terjadi pembantaian keji
rakyat di salah satu bundaran kota Tehran. Dia juga mengumumkan jam
malam dan darurat militer di Tehran dan 11 kota lainnya.
Di
Irak, Imam Khomeini dengan cermat mengikuti perkembangan Iran. Dalam
pesannya kepada rakyat Iran, beliau menyatakan ikut berduka atas musibah
yang menimpa mereka. Namun demikian beliau menyatakan, "… Shah harus
tahu bahwa rakyat Iran sudah menemukan jalannya dan tak akan mundur
sampai para penjahat itu dilumpuhkan, dan rakyat berhasil menuntut balas
atas diri mereka dan ayah-ayah mereka dari Savak. Dengan izin Allah
Yang Maha Perkasa, di seluruh penjuru negeri pekikan anti Shah dan anti
rezim menggema dan suara ini akan semakin keras."
Salah satu
hal yang ditekankan oleh Imam Khomeini dalam perjuangan melawan rezim
Shah adalah gerakan tanpa kekerasan seperti menggelar demonstrasi dan
melakukan aksi mogok. Seruan beliau disambut secara luas oleh rakyat
Iran. Di bawah kepemimpinan Imam Khomeini, mereka bangkit melakukan
perlawanan terhadap kediktatoran dan penindasan rezim Pahlevi.
Tekanan yang dilakukan Rezim Irak terhadap pemimpin revolusi Islam Iran
memaksa Imam Khomeini untuk meninggalkan negara itu pada bulan Oktober
1978. Negara yang beliau tuju adalah Perancis. Dari negara itu, beliau
terus mengirimkan pesan-pesan perjuangan ke Iran. Menyaksikan aktivitas
Imam, Presiden Perancis mengirimkan pesan kepada beliau untuk tidak
melakukan aktivitas politik apapun di negara ini. Imam Khomeini menjawab
pesan Presiden Perancis dengan tegas dan menyatakan bahwa membatasi
aktivitas apapun bertentangan dengan prinsip demokrasi yang diklaim oleh
Perancis. Imam juga menegaskan bahwa beliau tak akan pernah berhenti
memperjuangkan cita-citanya.
Neauphle le Chateau, desa tempat
Imam Khomeini tinggal menjadi sorotan dunia. Dalam wawancara dengan
berbagai media massa, beliau mengungkap berbagai kezaliman rezim Shah
dan intervensi AS dalam urusan internal Iran. Suara Imam didengar oleh
masyarakat dunia lewat media massa. Bangsa-bangsa lain di dunia akhirnya
mengenal ide pemikiran Imam Khomeini dalam perjuangannya ini.
Di Iran, aksi mogok yang dilakukan di seluruh penjuru negeri merambah ke
kantor-kantor pemerintahan dan pusat-pusat ketentaraan. Akhirnya pada
bulan Januari 1979, Shah Mohammad Reza Pahlevi lari meninggalkan Iran
bersama istri dan keluarganya. 18 hari kemudian, Imam Khomeini kembali
ke negara yang warganya sudah mengelu-elukan kedatangan beliau. 10 hari
setelah kedatangan sang pemimpin, tanggal 11 Februari 1979, kekuasaan
rezim Pahlevi benar-benar runtuh dan rakyat dengan suka cita mengumumkan
kemenangan revolusi Islam Iran. Kurang dari dua bulan setelah
kemenangan revolusi, rakyat Iran lewat referendum nasional memilih
bentuk pemerintahan Republik Islam dengan suara yang mencapai 98,2
persen.
Imam Khomeini menekankan bahwa pemerintahan yang baru
adalah pemerintahan Islam yang berbasis rakyat. Beliau mengatakan,
"Republik Islam menjadi sistem kenegaraan kita. Republik berarti basis
kerakyatan dengan suara mayoritas dan Islam adalah dasar dari
undang-undang dan hukum negara." Imam juga selalu peduli dengan
keterlibatan rakyat dalam urusan politik khususnya partisipasi mereka
dalam pemilihan umum.
Setelah kemenangan revolusi dan
berdirinya pemerinthan Republik Islam, kubu imperialis Barat terus
berusaha menumbangkan pemerintahan ini dengan berbagai cara. Barat
sadar, jika dibiarkan revolusi ini akan merembet ke negara-negara lain
yang mayoritas rakyatnya beragama Islam. Bangsa-bangsa akan terpanggil
untuk melawan rezim-rezim penguasa yang notabene memerintah dengan
zalim. Untuk merongrong Republik Islam Iran, kubu arogansi dunia
memanfaatkan komponen-komponen yang dimilikinya di dalam Iran. Misi
pertama adalah membunuh Imam Khomeini. Sebab, ulama kharismatik inilah
yang menjadi motor penggerak revolusi. Dialah yang memimpin negara
dengan kepemimpinan yang tanpa padanan di dunia. Agenda membunuh Imam
Khomeini gagal terlaksana.
Musuh-musuh Iran pada tahap
berikutnya mencoba cara lain, yaitu memecah Iran dari dalam. Mereka
membangkitkan sentimen kesukuan di berbagai wilayah Iran. Namun berkat
kepemimpinan Imam Khomeini yang arif, skenario inipun gagal, dan
kelompok-kelompok pemberontak berhasil dilumpuhkan oleh rakyat. Imam
selalu menyerukan persatuan kepada bangsa Iran, tanpa memandang
perbedaan suku, bahasa, mazhab bahkan agama. Semua orang diperlakuan
sama oleh hukum Islam dan berhak hidup dengan bebas dan aman di negara
ini.
Modus berikutnya yang dicoba untuk melumpuhkan Republik
Islam adalah embargo ekonomi dan propaganda gencar yang menyudutkan
Iran. Seiring dengan itu, musuh-musuh bangsa ini memprovokasi rezim Irak
untuk menyerang Iran. Perangpun meletus dan berlangsung selama delapan
tahun. Bangsa Iran yang baru bebas dari kekuasaan rezim despotik harus
menghadapi perang yang tak berimbang melawan Irak dan rezim Saddam
Hossein yang dibantu oleh banyak negara dunia. AS, Inggris, Perancis,
Jerman, dan 30 negara lainnya membantu Iran secara logistik, finansial
dan intelijen. Perang ini kembali memperlihatkan kapasitas Imam Khomeini
dalam memimpin bangsanya dan membawa rakyat Iran melewati ujian ini
dengan kepala tegak. Seruan sang Imam, membangkitkan semangat rakyat
Iran untuk melawan pasukan agresor dengan kekuatan iman, taqwa dan
keberanian. Perang inipun menjadi pentas pengorbanan dan ketulusan para
pejuang Iran yang terjun ke medan dengan keimanan.
Imam
Khomeini adalah sosok figur pemimpin yang sangat disiplin. Setiap
harinya ada waktu-waktu khusus bagi beliau untuk beribadah, membaca
al-Quran, menelaah buku, berolahraga, berpikir, dan menemui para pejabat
negara maupun tamu dari luar negeri. Meski sangat sibuk beliau tak
pernah melupakan rakyat. Selalu ada waktu yang beliau sisihkan untuk
bertemu dengan masyarakat umum. Sebab, beliau meyakini bahwa rakyat
adalah tulang punggung Revolusi Islam. Untuk setiap keputusan yang
hendak diambil, beliau selalu terlebih dahulu menyampaikannya secara
terbuka dan jujur kepada rakyat. Kecintaan Imam kepada rakyat juga
dibalas dengan kecintaan mereka yang sangat dalam kepada beliau. Dalam
setiap doa, rakyat Iran selalu memohon kesehatan dan umur yang panjang
bagi sang pemimpin.
Akan tetapi, takdir Allah berkata lain.
Tanggal 3 Juni 1989, Imam Khomeini memenuhi panggilan Sang Khalik dan
meninggalkan rakyat Iran dalam duka dan tangis. Beliau wafat dalam usia
87 tahun. Dalam surat wasiatnya, beliau menyatakan, "Dengan hati yang
tenang, jiwa yang tenteram, ruh yang ceria dan kalbu yang penuh harap
akan kemurahan Allah, saya mohon diri dari hadapan saudara dan saudari
semua untuk pergi ke alam keabadian, dan saya sangat memerlukan doa-doa
baik dari Anda semua." (IRIB Indonesia)
Cendekiawan Kontemporer Iran, Imam Khomeini Bagian 1
Imam Khomeini ra, Pemimpin Besar Revolusi Islam dan pendiri pemerintahan Islam di Iran adalah sosok figur yang paling berpengaruh dalam perjalanan bangsa Iran di zaman ini. Bahkan beliau dapat dimasukkan ke dalam daftar orang-orang yang sangat berpengaruh pada perjalanan sejarah manusia. Beliaulah yang telah menggugah bangsa Iran bahkan umat manusia di dunia untuk bangkit menyuarakan seruan ilahi. Beliau adalah jelmaan dari sosok penyeru kebenaran yang dulu dikumandangkan oleh para nabi dan imam. Bangkit melawan despotisme dan kediktatoran rezim Pahlevi di Iran, Imam Khomeini ibarat pelita yang menyinari kalbu bangsa Iran di era kekelaman dan membawa mereka kepada cahaya.
Gerakan kebangkitan Imam Khomeini telah membalik nasib bangsa Iran. berkat bantuan dan inayah Allah Swt gerakan ini berujung pada kemenangan sebuah revolusi yang Islami. Ayatollah al-Udzma Khamenei, Pemimpin Revolusi Islam saat ini yang juga salah seorang murid beliau mengatakan, "Setelah para nabi dan wali maksum, keagungan pribadi Imam Khomeini benar-benar tidak bisa dibandingkan dengan kepribadian siapapun juga. Beliau adalah anugerah ilahi kepada kita, hujjah Allah atas kita dan tanda kebesaran Allah. Ketika memandang beliau orang akan mempercayai keagungan para pemimpin agama kita."
Imam Sayid Ruhullah Musavi Khomeini lahir pada tanggal 30 Shahrivar 1281 HS yang bertepatan dengan tanggal 21 September 1902 M di keluarga yang taat dan dikenal dengan ketinggian ilmu di kota Khomein, Iran tengah. Ayah beliau, Ayatollah Sayid Mustafa Musavi, adalah ulama pemberani yang menjadi panutan dan rujukan masyarakat. Dia melawan kekejaman penguasa lokal yang tak menaruh belas kasihan terhadap jiwa dan harta rakyat kecil. Akibat penentangannya itu, dia dibunuh oleh kaki tangan penguasa setempat, saat putranya yang bernama Ruhullah masih berusia lima bulan. Sejak kecil, Ruhullah diasuh oleh ibunya yang dikenal salehah.
Masa kecil dan masa remaja Imam Khomeini bertepatan dengan munculnya pergolakan besar di pentas politik dan sosial Iran, menyusul terjadinya revolusi Konstitusi. Perkembangan itu tak luput dari perhatian remaja yang di kemudian hari akan menjadi pemimpin itu. Kenangan di masa kecil digambarkan oleh Sayid Ruhullah lewat lukisan atau tulisan kaligrafinya. Misalnya, di buku catatan yang ditulis Sayid Ruhullah saat masih berusia 10 tahun, ada ungkapan demikian; "Di manakah kecemburuan Islam? Di manakah gerakan kebangsaan?" Ungkapan tersebut menunjuk ke pergolakan politik saat itu. Saat berusia 15 tahun, Ruhullah harus berpisah dari kasih sayang ibu yang menutup mata untuk selamanya.
Sejak masa kanak-kanak Imam Khomeini yang punya kecerdasan luar biasa mulai menimba ilmu-ilmu agama seperti tata bahasa Arab, mantiq, ushul dan fiqih. Tahun 1297 HS (sekitar 1918 M) beliau melanjutkan pendidikan agama di hauzah ilmiah di kota Arak, Iran tengah. Pada jenjang berikutnya, beliau hijrah ke Qom dan berguru kepada para ulama besar seperti Ayatollah Hairi, yang saat itu menjadi marji Syiah di Qom. Dengan cepat, Sayid Ruhullah menyelesaikan berbagai jenjang pendidikan yang meliputi ilmu fiqih, ushul, filsafat, irfan dan lainnya hingga mencapai tingkat keilmuan yang tinggi. Saat berusia 27 tahun, beliau menikah dengan Khadijah Tsaqafi, putri salah seorang ulama terkemuka.
Menginjak usia 35 tahun, Sayid Ruhullah sudah dikenal sebagai salah satu ulama muda berbakat di hauzah ilmiah Qom. Banyak santri muda yang berlomba-lomba mengikuti kelas pelajaran beliau. Selain mengajar dan belajar, Imam Khomeini juga aktif menulis. Diantara aktivitas keilmuan beliau adalah terlibat secara langsung untuk memperkokoh hauzah ilmiah yang merupakan pusat pendidikan agama. Seiring dengan itu, jiwa anti kezaliman yang beliau miliki semakin matang. Menurut beliau, memperkuat hauzah dan mempererat hubungan kalangan rohaniawan dengan masyarakat, akan menyelamatkan rakyat dari kezaliman dan penindasan rezim penguasa maupun agresi musuh asing.
Imam Khomeini selalu mengikuti perkembangan negara dan dunia dengan menelaah majalah, koran, buku dan media lainnya. Beliau juga menjalin hubungan dengan para ulama pejuang seperti Ayatollah Nurullah Isfahani dan Ayatollah Sayid Hasan Modarres. Di zaman itu, Reza Khan, raja pertama dinasti Pahlevi memerintah dengan tangan besi. Dia tak memberi kebebasan kepada siapapun untuk menyampaikan pendapat dan pandangan yang berbeda. Reza Khan tak segan memenjarakan, menyiksa, mengasingkan bahkan membunuh siapa saja yang dianggap membahayakan takhtanya.
Naiknya Mohammad Reza Pahlevi ke takhta pada tahun 1320 HS (1941 M), dan relatif kondusifnya suasana, memberi keleluasaan kepada Imam Khomeini dan para ulama untuk beraktivitas. Sampai 20 tahun setelah itu, Imam Khomeini aktif mengajar, menulis dan mendidik para ulama muda. Beliau juga mencermati perkembangan politik yang terjadi khususnya di Iran, termasuk gerakan nasionalisasi minyak tahun 1951.
Ketika Ayatollah al-Udzma Boroujerdi, marji besar Syiah, wafat tahun 1961, nama Ayatollah Khomeini sudah dikenal banyak pihak sebagai sosok ulama dengan ilmu yang luas dan kepribadian akhlak yang mulia. Berbagai kalangan juga mengenal ketajaman pandangan politik beliau. Akibatnya, desakan dari berbagai pihak kepada beliau supaya bersedia menjadi marji taklid semakin besar. Di pentas politik, terjadi gejolak menyusul campur tangan Amerika Serikat menggulingkan pemerintahan Dr Mosaddeq yang didukung rakyat. Peristiwa terjadi pada tahun 1953.
Intervensi Amerika Serikat dalam kudeta membuka pintu bagi negara adidaya itu untuk lebih mencampuri urusan dalam negeri Iran. AS mendesak rezim Shah Pahlevi untuk melakukan serangkaian perombakan dan reformasi. Tahun 1962, Shah membuat draf kebijakan yang sebagian isinya bertentangan dengan ajaran Islam. Langkah rezim tersebut direaksi keras oleh Imam Khomeini. Beliau dengan lantang menyuarakan penentangan atas reformasi yang menguntungkan AS dan merugikan Iran itu. Sikap Imam Khomeini didukung oleh kebanyakan ulama dan rakyat. Protes yang dimotori oleh kalangan ruhaniawan muncul di sejumlah kota khususnya Tehran dan Qom. Rencana menggelar referendum untuk mengesahkan kebijakan baru itu ditentang oleh Imam Khomeini. Beliau menyerukan untuk memboikot referendum. Bulan Maret 1963, Imam Khomeini membuat statamen yang dengan berani menyerang reformasi Shah. Menyusul keluarnya statemen itu warga Tehran turun ke jalan-jalan memprotes kebijakan rezim. Demontrasi berujung rusuh setelah polisi dan pasukan keamanan Shah menyerang para pengunjuk rasa. Sikap AS yang mati-matian melayani AS telah menutup matanya sehingga dia rela membantai rakyatnya sendiri.
Masih di bulan Maret 1963, polisi berpakaian preman menyerang kumpulan santri dan rohaniawan di madrasah Feiziyyah Qom. Pembantaian pun terjadi dengan para santri dan pelajar agama sebagai korbannya. Serangan ke pusat pendidikan agama juga terjadi di kota Tabriz. Dalam suasana yang tegang seperti itu, rumah kediaman Imam Khomeini di Qom dikawal oleh para pemuda revolusioner yang berdatangan ke kota itu untuk membela para ulama. Imam Khomeini dalam pidatonya secara terbuka menyebut rezim Shah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya pembantaian puluhan bahkan ratusan warga dan santri. Kata beliau, Shah terang-terangan bersekutu dengan AS dan Israel. Imam menyeru warga Iran untuk bangkit melawan kezaliman Shah.
Dalam statamennya menyusul pembunuhan para santri dan pelajar agama, Imam Khomeini mengatakan, "Saya telah memutuskan untuk tidak diam sebelum membungkam rezim yang bobrok ini." Imam akhirnya ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Berita penahanan Imam Khomeini dengan cepat didengar oleh rakyat Iran di seluruh penjuru negeri. Sehari setelah itu, tanggal 5 Juni 1963, warga Iran di banyak kota menggelar demonstrasi menuntut pembebasan sang pemimpin. Pekikan slogan "Mati atau Khomeini" menggema di seantero negeri dan mengguncang pilar-pilar istana Shah. Kembali rezim despotik melakukan pembantaian terhadap warganya. Banjir darah terjadi di banyak tempat khususnya Tehran dan Qom. Desakan terhadap rezim memaksa Shah memerintahkan pembebasan Imam Khomeini beberapa bulan setelahnya.
Bebas dari penjara, Imam Khomeini semakin lantang berbicara tentang kebobrokan rezim Pahlevi. Beliau menyeru rakyat untuk bangkit melawan kezaliman. Dalam sebuah pidatonya yang bersejarah, beliau membongkar hubungan terselubung rezim Shah dengan Israel. Imam juga membeberkan campur tangan AS di Iran dan pengkhiatan Pahlevi terhadap negeri dan rakyatnya. Pidato itu semakin membakar emosi rakyat. Merasa tak mampu meredam perlawanan Ayatollah Khomeini, Shah memutuskan untuk mengasingkan beliau ke luar negeri.
Tahun 1965, Imam Khomeini diasingkan ke Turki. Setahun kemudian beliau meninggalkan Turki menuju Irak. Di Najaf, beliau menetap selama 14 tahun. Rakyat Iran ditinggalkan oleh pemimpinnya yang diasingkan secara paksa ke luar negeri. Meski menjalani masa-masa yang sulit di pengasingan, namun perjuangan Imam Khomeini tak pernah padam. Pidato-pidato dan pesan-pesan beliau secara terus menerus dikirim ke dalam Iran oleh kader-kader perjuangan. Tahun 1967, saat terjadinya perdang Enam Hari Arab-Israel, Imam mengeluarkan fatwa yang mengharamkan segala bentuk hubungan ekonomi dan politik umat Islam dengan Israel. Beliau juga mengharamkan konsumsi produk-produk Israel. Dengan statemen-statemennya itu Imam Khomeini bukan hanya dikenal dan didukung oleh rakyat Iran tetapi juga oleh umat Islam di sejumlah negara lain seperti Irak, Mesir, Lebanon, dan Pakistan. (IRIB Indonesia)
Jumat, 01 Juni 2012
Siapa Yang Anu...?
Angkuatan Umum berbadan kecil ( Labi-labi ) jurusan ulee
kareng siap berangkat menuju kepasar aceh. Para penumpang duduk rapi berjejeran
dengan bangku berhadapan. Kernet asik menghitung uang pecahan 1000 rupian yang
ada di tangannya untuk dirapikan. Labi-labi terus melaju melewati jembatan
peunayong.
Tiba-tiba penumpang ribut, kernetpun berusaha mendiamkan
mereka suapaya tidak bergaduh dalam mobil. Akan tetapi kernetpun mulai tau
perihal keributan didalam labi-labi.
“siapa yang kentut ini...?” tanya kernet labi-labi.
“ itulah dek, tidak ada yang mau mengaku.” Ujar seorang ibu
sambil menutup hidung.
“ Baunya seperti telur busuk!” jawab yang lain.
Kernepun mancari cara untuk bisa menemukan siapa yang
kentut, dia perhatikan penumpangsatu persatu. Tapi tetap tidak ada yang bisa
dia curigakan.
“ hoii.. mengaku saja tidak tahan ni..?” teriak seorang
pemuda dengan wajah sudah memerah. Pandangan penumpangpun tertuju kearahnya..
“ memang kamu tau siapa yang kentut..?.” celoteh seorang
bapak yang duduk persis di samping pemuda ini.
“ dari tadi juga kita mencari tau siapa yang buang angin,
tapi belum dapat. Apa dengan teriak dia akan mengaku.” Ujar sibapak bijaksana..
Labi-labipun memasuki terminal di kedah, para penumpang
mulai bersiap-siap untuk turun sambil memegang uang lima ribuan untuk ongkos.
“ Yang kentut belum bayar ni...?.” teriak kernet spontan.
“ saya sudah bayar barusan bang!.” Ujar seorang pemuda yang berteriak dalam
mobil tadi.
Semua mata menatap kearah si pemuda.
“ oh... Jadi kamu..” tanya sipenumpang yang lain, kebetulan
masih dekat dengan mobil.
Sipemuda berlalu sambil menahan rasa kesal kekernet dan rasa
malu..
Kamis, 31 Mei 2012
Artis Aceh VS Lady Gaga
Dalam beberapa hari ini, kita di suguhkan berita kedatangan
Lady Gaga ke indonesia. Berbagai macam opini muncul di media, demo hampir
seluruh indonesia serentak diadakan. Para ulama dan para pembesar ada yang pro
dan kontra. Di Aceh pun kita melihat hal yang sama, para mahasiswa berdemo
menolak kedatangan Lady Gaga.
Ada yang mengatas namakan Agama, karena tidak islami. Goyangannya
mempertonton Aurat, artis kita lebih dasyat lagi ( dewi persik, Julia Peres CS
).
Ada yang menyoroti membawa simbul-simbul syaitan yang sangat
dilarang di indonesia, artis kita biasa saja ( Ahmad Dani cs, setiap tampil
simbul setan pasti dibawa dan dipakai ) itu biasa bagi orang kita. Wallahu’alam.
Ada yang mengatas namakan budaya, tidak sesuai dengan budaya
indonesia. Artis kita apa sangat sesuai, lihatlah di TV goyangan dangdut dasyat.
Apa sesuai dengan budaya kita yang sering kita agung-agungkan budaya ketimuran
( Islami )
Tulisan ini bukan membolehkan Lady Gaga konser di indonesia,
tapi kita tidak melihat dalam negeri sendiri. Coba dibenah dalam negeri dulu
baik dari segi goyangan, membawa simbul setan dan segi pakaian. Ini PR bagi
kita orang tua masyarakat dan yang paling bertanggung jawab adalah Intensi
terkait yang telah diberikan amanah untuk selalu menjaga budaya ini..
Di aceh yang dikenal dengan Serambi Mekah, negeri Syariat
tidak jauh-jauh beda dengan Lady Gaga. Kalau tidak percaya, saya persilahkan
buka di Yutube cari saja lagu Aceh ( Disco Remix Aceh ) atau gambar yang saya
tampilkan di posting ini.
Apa kita tidak malu selaku orang aceh. Dimana sensor video
yang di gadang-gadangkan oleh anak negeri kususnya aceh untuk memfilter
lagu-lagu yang menyolok seolah-olah kita hidup di benua Eropa.
Para seniman Acehlah yang sangat berperan untuk mensensornya,
saya selaku masyarakat awam sangat malu dan sungguh tidak pantas jika kita
lihat video lagu aceh dengan goyangan dasyat tanpa jelbab.
Berkarya itu bagus, tapi kita harus melihat efek yang
ditampilkan bermanfaat atau tidak. Lebih-lebih bagi generasi muda kita sekarang
yang kurang siap dengan mudaya model sekarang. Makanya tidak ada beda Lady Gaga
Eropa Dengan Lady Gaga Aceh. Dimana bedanya, persamaan yang banyak. Tapi tidak
semuanya juga.
Bagi insan seniman aceh, mari budayakan hal yang baik, jangan
sebaliknya. Kita harus melihat masa lalu sebagai pegangan, ketika orang aceh
keluar aceh selalu menjadi panutan bagi yang lain. Karena aceh dikenal dengan
ilmu agamanya.
Wahai seniman video clip aceh yang bergoyang sensasional,
kajet pioh dek nibak but yang meunan macam. Berkaryalah dan bangun muzik aceh
yang mempunyai ciri Khas Keacehan, sehingga orang lain akan mengetahuinya dan
memahaminya..
Jangan sampai Duplikat yang selalu kita suguhkan, saya kira
orang aceh itu pintar dan penuh dengan inovasi.
Penulis Safrizal
Berterima Kasih Pada Lady Gaga
Ini Artikel sangat bagus untuk di baca oleh kita-kita yang mempunyai Prinsip. berita ini saya baca di majalah online Hidayatullah yang di tulis oleh Lidus Yardi.
DENGAN
pembatalan konser artis asal Amerika di Indonesia, Stefani Joanne
Angelina Germanotta alias Lady Gaga, polemik sudah selesai. Gagalnya
konser Gaga tentu membuat pihak yang jauh hari menentang rencana konser
itu, bersyukur. Kecuali, tentu saja, pihak promotor Big Daddy Entertainment.
Namun, ada pelajaran yang patut dicatat dari batalnya konser Gaga yang kontroversi itu. Pertama, kita patut “berterima kasih” kepada Lady Gaga yang telah mengajarkan arti prinsip dalam hidup. Diberitakan sebelumnya, berbagai pihak yang menerima konser Gaga ada yang memberi catatan, yaitu pakaian dan tarian disaat konser tidak berbau pornografi dan pornoaksi, serta menghormati budaya Timur. Bahkan ada pihak kementerian menyarankan agar pakaian Gaga menggunakan batik sebagai ajang promosi pakaian ciri khas Indonesia.
Seperti yang kita baca dari pemberitaan media. Gaga adalah artis yang
punya prinsip dan idealis, yakni kebebasan (liberalisme). Ia bebas
mengekspresikan cara berpakaiannya yang memamerkan ketelanjangan
(pornografi), tarian erotis (pornoaksi), pemujaan terhadap simbol-simbol
setan dan melibas nilai-nilai agama. Ia juga punya prinsip untuk
mendukung penyimpangan seksual seperti homoseksual dan lesbian. Ia
menyebut homoseksual adalah “revolusioner dalam bercinta”. Dan kaum gay
disebut sebagai kaum yang diberkati Tuhan (lihat ensiklopedi bebas,
wikipedia).Namun, ada pelajaran yang patut dicatat dari batalnya konser Gaga yang kontroversi itu. Pertama, kita patut “berterima kasih” kepada Lady Gaga yang telah mengajarkan arti prinsip dalam hidup. Diberitakan sebelumnya, berbagai pihak yang menerima konser Gaga ada yang memberi catatan, yaitu pakaian dan tarian disaat konser tidak berbau pornografi dan pornoaksi, serta menghormati budaya Timur. Bahkan ada pihak kementerian menyarankan agar pakaian Gaga menggunakan batik sebagai ajang promosi pakaian ciri khas Indonesia.
Oleh sebab itu, ketika Gaga mengadakan konser di Filipina ia berteriak menentang otoritas Pemerintah Filipina yang mengatur konsep konsernya dengan mengatakan: “Saya bukan boneka pemerintah Filipina!” (Republika, 23/5). Lihatlah, betapa Gaga punya prinsip dalam hidup dan tidak mau dirinya dipengaruhi oleh pihak mana pun. Begitu pula yang dapat kita baca dari gagalnya Gaga konser di Indonesia.
Mustahil batalnya konser sang Mother Monster itu semata-mata karena kekhawatiran ancaman keamanan. Lebih dari itu, Gaga punya prinsip dan tidak mau didikte atau dibatasi idealisme dalam konsep pertunjukkannya. Ia memilih untuk membatalkan konser yang direncanakan itu dari pada melacurkan prinsip dan idealisme yang selama ini dipegangnya. Bahkan ia mengaku terus terang lebih memilih membatalkan konser jika harus tunduk pemerintah setempat yang memintanya berpakaian sopan.
Pertama, inilah pelajaran dan ungkapan terima kasih yang penulis maksud terhadap Gaga. Opini ini penting diangkat untuk membedah identitas dan prinsip negara kita, Indonesia, yang saat ini hampir tidak memiliki ‘wajah’ dan jati diri. Pemberian grasi kepada ratu mariyuana asal Australia, Schapelle Corby, juga menjadi bukti, betapa prinsip pemberantasan narkoba hanya sekedar basa-basi.
Kedua, (ingat!) batalnya konser Gaga di Indonesia bukan karena keberhasilan pemerintah Indonesia dalam menyerap aspirasi warganya, tetapi kesadaran diri Gaga yang merasa tidak diterima di Indonesia! Pemerintah Indonesia dalam berbagai kasus telah gagal memberi perlindungan terhadap ancaman yang merusak identitas budaya dan moralitas negara, terutama kalangan remaja.
Banyak bukti, bahwa pemerintah Indonesia selalu abai dengan invasi virus asing (Barat) terhadap nilai-nilai agama, budaya, dan moralitas. Terbitnya majalah Playboy dan semisalnya, bermainnya artis-artis porno luar negeri dalam beberapa film Indonesia, bebasnya anak-anak menyaksikan adegan erotis penyanyi dangdut koplo di kampung-kampung, serta gamang dan gagapnya menyikapi konser artis Gaga adalah deretan bukti sikap abai dan alfa pemerintah Indonesia saat dibutuhkan perannya.
Kita ingin bertanya: Di mana sikap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengkampanyekan “Bangkitanya Generasi Emas” terhadap kasus Lady Gaga? Di mana sembunyi Satuan Tugas (Satgas) Pornografi yang dibentuk presiden ketika ada rencana konser artis urakan Gaga? Niat baik apa yang diperbuat pemerintah untuk melindungi warga dari invasi budaya asing?
Jangan heran, Indonesia selalu menjadi ladang subur kalangan tertentu yang berkepentingan, terutama pihak asing, untuk meraup keuntungan ekonomi. Indonesia adalah negara industri hiburan dan syahwat dari sebuah proyek kebebasan. Alan Ridgeway dari Live Nation, promotor yang mendatangkan Lady Gaga ke Asia mengatakan, bahwa secara finansial konser di Asia sangat menguntungkan.
Siapa pun tentu sepakat bahwa konser bagian dari seni dan hiburan. Namun hiburan bukan persoalan seni dan kebebasan semata. Seni yang baik adalah seni yang bermutu dan bernilai positif bagi penikmatnya. Ia seharusnya menjadi inspirasi untuk melahirkan imajinasi kreatif.
Sineas Garin Nugroho berpendapat, sebagaimana dikutip koran ini dalam Tajuk Rencana (18/5), bahwa hiburan seharusnya sesuatu yang dimuliakan, tumbuh dari nilai-nilai karakter lokal dalam keterampilan dan pengetahuan global. Penggampangan hiburan akan melahirkan masyarakat yang gampangan, instan, rapuh, vulgar, dan penuh dengan kekerasan.
Logika yang memandang segala persoalan gampangan sangat berbahaya untuk dipelihara. Khususnya di Indonesia. Karena itu adalah produksi liberalisme. Inilah yang mulai tampak dan tumbuh subur di Indonesia. Ini dapat dilihat dari kasus pro-kontra konser Gaga sendiri.
Seorang tokoh misalnya dalam sebuah acara TV swasta berpendapat, meskipun ada sejuta Lady Gaga tak ada masalah, yang penting imannya kuat. Logika yang digunakan orang ini sama dengan begini: “Meskipun banyak yang telanjang dijalanan atau korupsi uang negara tak masalah, yang penting iman kuat”. Cara berpikir seperti ini menunjukkan ketidaksadarannya, bahwa setiap tindakan atau perbuatan akan memberi pengaruh terhadap dirinya, orang lain atau lingkungannya.
Apa yang didengar, dilihat, dan dialami oleh manusia sesungguhnya berpengaruh bagi dirinya. Dan setiap individu mampu mempengaruhi individu lain, bahkan sebuah komunitas. Terlebih lagi jika individu itu merupakan sosok yang dikenal sebagai publik figur. Ia akan berpengaruh, baik positif atau negatif, meskipun yang dilakukan dengan alasan menghibur. Dalam konteks konser Gaga dan bentuk hiburan lainnya juga demikian. Oleh sebab itu, kita harus jeli dan tidak memandang gampangan setiap persoalan.
Dalam hal ini, Indonesia patut belajar ke negara Cina dan Korea Selatan. Dalam kasus Lady Gaga, kedua negara ini berkesimpulan bahwa kalangan remaja dan budaya harus dilindungi dari lagu apalagi pertunjukkan konser yang dianggap murahan, berkualitas rendah, dan terlalu vulgar. Apa prinsip dan jati diri ini yang kita inginkan di Indonesia?
Yang jadi pertanyaan, untuk mempertahankan sebuah kebathilan, Lady Gaga saja sangat berani dan teguh memegang prinsip, mengapa di antara kita (terutama pengelola negeri ini) justru lemah dan urusan keyakinan (kebenaran)? Wallahu A’lam
Penulis adalah Guru SMKN 3 Teluk Kuantan dan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonsia (KPAI) di Kuantan Singingi
Cara dan Trik Simpel Mengetengahkan Judul Widget Blog
Conto |
Saya mencoba menulis lagi mengena trik dan cara mengetengahkan tulisan pada judul widget, cara yang paling simpel dan mudah untuk kita lakukan.
Pada dasarnya hampir sama dengan para bloger yang lain, dan caranya juga hampir mirip dengan postingan saya terdahulu Cara Simpel Membuat Scroll Pada Widget tapi disini saya jelaskan lebih simpel.hehehe..
Bagi kawan-kawan yang mau merubah, atau mengganti tampilan judul widget berada titengah supaya lebih enak di pandang dan perlu perubahan... dah banyak cakap niiii..
Ayok kita mulai..
* Pertama masuk ke dasbor pilih template, lalu edit HTML dan jangan lupa conteng Expand Template Widget ....
* Kedua cari judul widget yang ada di blog saudar, lalu ketik atau copy di kotak pencarian. Untuk lebih mudah tekan CTRL + F, Setelah nampk kotak pencarian sebelah kiri, lalu ketik judul widget anda..
* Ketiga lihat kebawah, kira-kira selang 3 baris dari judul blog kita.. dan cari tulisan ini
“<h2 class='title'><data:title/></h2>”
Kalau sudah ketemu tambahkan
“align='center'” Tanpa tanda Petik
Ini lebih Jelasnya
<h2 align='center' class='title'><data:title/></h2>
Nah selesai sudah, jangan simpan dulu, tapi lihat pratinjau ditakutkan ada sesuatu yang membuat blog saudara error.hehehe
Kalau sudah jelas nampak di pratinjau baru di tekan simpan Template. Gimana mudahkan..
Ucapkan Alhamdulillah...
Senin, 28 Mei 2012
Cara Simpel membuat Scroll Pada Label Blog
Contoh Label |
Sambil buka-buka om google lihat sana sini akhirnya ketemu
sebuah bacaan tentang cara mudah membuat scroll di label blog.. tapi yang ini
cara ana mempersimpelkan lagi caranya.hehehe..?
Pingin tau gemana caranya..
Ikuti yang ini dulu..
Sebelum membuat scroll label, kita sudah punya label nya
dulu di blog kita, jangan lupa isi nama lebel juga ya.. karena dari nama lebel
itulah yang akan memudahkan kita membuat scroolnya..
Oke.. kita mulai ya.. baca Bismillah dulu..hehehe
- Masuk ke dasbor, terus pilih template...
- Edit HTML dan jangan lupa conteng di Expand Template Widget..
- Cari Labelnya... kalau label saya ini namanya (LABEL BLOG SHEFRY ).. caranya tekan Ctrl+F dan akan muncul kotak pencarian, copy atau tuliskan nama Label Blog kita di tempat pencarian tersebut.. lihat gambar dibawah
- Cari ini <div style='overflow:auto; tempat berada dibawah nama label kita. Kira-kira selang 5 baris lebih. Kalau sudah dapat copy ini
- auto; width:ancho; height:200px;'>
- Cocoknya seperti ini
- <div style='overflow:auto; width:ancho; height:200px;'>
- Atur ukuran tinggi (height)-nya sesuai kebutuhan.
- Pratinjau, kalau berhasil save template. Ucapkan alhamdulillah
Minggu, 27 Mei 2012
Makalah Singkat Fiqh Islam
A. Pengertian Fiqih
Fiqih menurut bahasa bermakna : tahu dan paham,]
sedangkan menurut istilah, banyak ahli fiqih (fuqoha’) mendefinisikan
berbeda-beda tetapi mempuyai tujuan yang sama diantaranya
Ulma’
Hanafi mendifinisikan fiqih adalah :
عِلْمٌ يُبَيِّنُ اْلحُقُوْقَ وَاْلوَاجِبَآتِ الَّتِي تَتَعَلَّقُ بِأَفْعَآلِ
اْلمُكَلَّفِيْنَ
“Ilmu
yang menerangkan segala hak dan kewajiban yang berhubungan amalan para
mukalaf”.
Sedangkan menurut pengikut Asy Syafi’i mengatakan bahwa
fiqih (ilmu fiqih) itu ialah :
العِلْمُ الَّذِي يُبَيِّنُ الأَحْكَامَ الشَّرْعِيَّةَ الَّتِي تَتَعَلَّقُ
بِأَفْعَآلِ اْلمُكَلَّفِيْنَ اْلمُسْتَنْبِظَةِ مِنْ اَدِلَّتِهَآ التَّفْصِيْلِيَّةِ
“ilmu
yang menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan pekerjaan para
mukallaf, yang dikeluarkan (diistimbatkan) dari dalil-dalil yang jelas
(tafshili)”.
Jadi dapat disimpulkan dari difinisi-definisi di atas, fiqih adalah :
ilmu yang menjelaskan tentang hukum syar’iyah yang berhubungan dengan segala
tindakan manusia, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang diambil dari
nash-nash yang ada, atau dari mengistinbath dalil-dalil syariat Islam.
Tujuan Mempelajari
Fiqih
Dari uraian tentang pengertian ilmu fiqih dapat dimengerti bahwa tujuan
mempelajari ilmu fiqih antara lain :
tujuan mempelajari ilmu fiqih (yang didifinisikan menurut pengertian ahli
usul) amat besar, diantaranya : mengetahui mana yang disuru mana yang dilarang,
mana yang haram mana yang halal, mana yang sah mana yang batal, dan mana yang
fasid.
Dengan
ilmu fiqih, kita dapat mengetahui bagaimana kita menyelenggarakan nikah, talak,
bagaimana memelihara jiwa, harta dan kehormatan, tegasnya menetahui hukum-hukum
yang harus berlaku dalam masyarakat umum.
Untuk
mengetahui sebagian besar dari ilmu (hukum-hukum furu’) yang dikehendaki oleh
agama.
Jelasnya, untuk mendapatkan jalan menuju keselamatan di dunia serta
keselamatan di ahirat yang sesuai dengan sperti apa yang dikehendaki agama.
Untuk
dapat menerapkan hukum-hukum syariat Islam terhadap perbuatan dan ucapan manusia.
Jadi ilmu fiqih itu adalah rujukan (tempat kembali) seorang
hakim atau qodhi dalam keputusannya, rujukan seorang mufti dalam fatwanya dan
rujukan seorang mukallaf untuk mengetahui hukum syariat dalam ucapan dan
perbuatannya. Inilah ujuan yang dimaksudkan dari undang-undang itu tidak
dimaksudkan kecuali untuk menerapkan materi hukum terhadap perbuatan dan ucapan
manusia selain itu juga untuk membatasi setiap mukallaf terhadap hal-hal yang
diwajibkan atau yang diharamkan baginya.
B. Perkembangan Fiqih
Dan Para Tokoh Ulama Fiqih
Periode Pertama
Masa
Rasulullah Pada periode ini, kekuasaan pembentukan hukum berada di tangan
Rasulullah. Sumber hukum Islam ketika itu adalah Al-Qur’an. Apabila ayat
Al-Qur’an tidak turun ketika ia menghadapi suatu masalah, maka ia, dengan
bimbingan Allah SWT menentukan hukum sendiri. Yang disebut terakhir ini
dinamakan sunnah Rasulullah saw. Istilah fiqh dalam pengertian yang dikemukakan
ulama fiqh klasik maupun modern belum dikenal ketika itu. ilmu dan fiqh pada
masa Rasulullah mengandung pengertian yang sama, yaitu mengetahui dan memahami
dalil berupa Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW.
Periode Kedua
Masa
al-Khulafa’ ar-Rasyidin (Empat Khalifah Besar) sampai pertengahan abad ke-l H.
Pada zaman Rasulullah, para sahabat dalam menghadapi berbagai masalah yang
menyangkut hukum senantiasa bertanya kepada Rasulullah. setelah ia wafat,
rujukan untuk tempat bertanya tidak ada lagi.
Oleh sebab
itu, para sahabat besar melihat bahwa perlu dilakukan ijtihad apabila hukum
untuk suatu persoalan yang muncul dalam masyara’at tidak ditemukan di dalam
Al-Qur’an atau sunnah Rasulullah. Ditambah lagi, bertambah luasnya wilayah
kekuasaan Islam membuat persoalan hukum semakin berkembang karena perbedaan
budaya di masing-masing daerah.
periode Ketiga
Pertengahan
abad ke-1 H sampai awal abad ke-2 H. Periode ini merupakan awal pembentukan
fiqh Islam. Sejak zaman Usman bin Affan (576-656), khalifah ketiga, parasahabat
sudah banyak yang bertebaran di berbagai daerah yang ditaklukkan Islam.
Masing-masing sahabat mengajarkan Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW kepada
penduduk setempat. Di Irak dikenal sebagai pengembang hukum Islam adalah
Abdullah bin Mas’ud (Ibnu Mas’ud), Zaid bin Sabit dan Abdullah bin Umar (Ibnu Umar) di Madinah
dan Ibnu Abbas di Makkah. Masing-masing sahabat ini menghadapi persoalan yang
berbeda, sesuai dengan keadaan masyara’at setempat.
Periode Keempat
Pertengahan
abad ke-2 sampai pertengahan abad ke-4 H. Periode ini disebut sebagai periode
gemilang karena fiqh dan ijtihad ulama semakin berkembang. Pada periode inilah
muncul berbagai mazhab, khususnya mazhab yang empat, yaitu Mazhab Hanafi,
Mazhab Maliki, Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hanbali.
Pertentangan
antara Madrasah al-hadits dengan Madrasah ar-ra’yu semakin menipis sehingga
masing-masing pihak mengakui peranan ra’yu dalam berijtihad, seperti yang
diungkapkan oleh Imam Muhammad Abu Zahrah, guru besar fiqh di Universitas
al-Azhar, Mesir, bahwa pertentangan ini tidak berlangsung lama, karena ternyata
kemudian masing-masing kelompok saling mempelajari kitab fiqh kelompok lain.
Periode Kelima
Pertengahan
abad ke-7 H sampai munculnya Majalah al-Ahkam al-’Adliyyah pada tahun 1286 H.
Periode ini diawali dengan kelemahan semangat ijtihad dan berkembangnya taklid
serta ta’assub (fanatisme) mazhab. Penyelesaian masalah fiqh tidak lagi mengacu
pada Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW serta pertimbangan tujuan syara’ dalam
menetapkan hukum, tetapi telah beralih pada sikap mempertahankan pendapat
mazhab secara jumud (konservatif). Upaya mentakhrij (mengembangkan fiqh melalui
metode yang dikembangkan imam mazhab) dan mentarjih pun sudah mulai memudar.
Ulama merasa
sudah cukup dengan mempelajari sebuah kitab fiqh dari kalangan mazhabnya,
sehingga penyusunan kitab fiqh pada periode ini pun hanya terbatas pada
meringkas dan mengomentari kitab fiqh tertentu. Di akhir periode ini pemikiran
ilmiah berubah menjadi hal yang langka. Di samping itu, keinginan penguasa pun
sudah masuk ke dalam masalah-masalah fiqh. Pada akhir periode ini dimulai upaya
kodifikasi fiqh (hukum) Islam yang seluruhnya diambilkan dari mazhab resmi
pemerintah Turki Usmani (Kerajaan Ottoman; 1300-1922), yaitu Mazhab Hanafi,
yang dikenal dengan Majalah al-Ahkam al-’Adliyyah.
Periode Keenam
Sejak
munculnya Majalah al-Ahkam al- ‘Adliyyah sampai sekarang. Ada tiga ciri
pembentukan fiqh Islam pada periode ini, yaitu:
1. Munculnya Majalah al-Ahkam al-’Adliyyah
sebagai hukum perdata umum yang diambilkan dari fiqh Mazhab Hanafi;
2. Berkembangnya upaya kodifikasi hukum
Islam; dan
3. Munculnya pemikiran untuk memanfaatkan
berbagai pendapat yang ada di seluruh mazhab, sesuai dengan kebutuhan zaman.
Munculnya
kodifikasi hukum Islam dalam bentuk Majalah al-Ahkam al-’Adliyyah
dilatarbelakangi oleh kesulitan para hakim dalam menentukan hukum yang akan
diterapkan di pengadilan, sementara kitab-kitab fiqh muncul dari berbagai
mazhab dan sering dalam satu masalah terdapat beberapa pendapat. Memilih
pendapat terkuat dari berbagai kitab fiqh merupakan kesulitan bagi para hakim
di pengadilan, di samping memerlukan waktu yang lama. Oleh sebab itu,
pemerintah Turki Usmani berpendapat bahwa harus ada satu kitab fiqh/hukum yang
bisa dirujuk dan diterapkan di pengadilan.
C. Tokoh Ulama Fiqih
MAM ABU HANIFAH
Abu Hanifah al-Nu'man ibn Tabit, ahli terbesar dalam Hukum Islam,
dilahirkan di Kufa pada 80 H (699M) semasa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan.
Ia seorang non-Arab keturunan Persia. Beliau pernah mengalami hidup pada masa
sepuluh Khalifah Umayyah, termasuk Umar bin Abdul Aziz.
Pada saat itu ilmu sastra, hadits dan fiqih merupakan mata pelajaran yang
banyak diminati oleh ilmuan. Banyak ilmuan dari Mesir, Persia dan Suriah yang
belajar di Kufa. Kufa saat itu merupakan pusatnya ilmu-ilmu Hadits karena di
sana telah tinggal 1000 pengikut nabi, termasuk di dalamnya yang pernah terjun
pada perang Badar. Abu Hanifah sendiri belajar pada seorang ulama besar pemilik
sekolah tersebut yang bernama Hammad.
Selain belajar kepada Imam Hammad beliau juga berguru kepada 93 guru ahli
Hadits, termasuk didalamnya Ata bin Ali Rabah dan Imam Akrama yang termasyur.
Selain kedalaman ilmunya beliau juga terkenal keberaniannya dalam
menasehati penguasa yang dzalim dan kukuh memegang pendapatnya. Hingga pernah
beliau dipenjarakan oleh Khalifah Abbasiyah karena enggan bersekongkol dalam
pelanggaran hukum Islam. Dipenjara beliau di racuni hingga wafat.
Namun demikian karya-karyanya banyak digunakan oleh muridnya untuk
disebarkan kelapisan umat Islam, tiga karyanya yang terbesar antara lain, yaitu
Fiqih Akbar, Al-Alim wal Mutaam, Musnad Fiqih Akbar, sebuah ringkasan majalah
yang terkenal.
IMAM MALIK
Malik ibn Anas datang dari keluarga Arab yang terhormat. Para ahli tarikh
berbeda pendapat dalam menentukan tahun kelahiran Imam Malik, Ibn Khalikan
menyebut 95 H, tetapi yang umum diterima adalah 93 H, dan ia lebih mudah 13
tahun dari rekannya Abu Hanifah. Beliau menggali ilmu di Madinah yang saat itu
merupakan pusat pendidikan, kakeknya dan pamannya adalah seorang ahli Hadits.
Cendekiawan yang mengajarkan beliau antara lain Imam Jafas Sadiq, Muhammad bin
Syahab Az-Zahri, Yahya bin Saeeb dan Rabi Rayi.
Imam ini banyak mewariskan karya tulisnya salah satu yang cukup terkenal
adalah Muwatta (kumpulan hadits), yang berisi tentang Fiqih Islam, Akhlak dan
Aqidah. Muwwata merupakan kumpulan hadits yang telah banyak dibuktikan
kebenarannya dan memuat sekitar 10.000 hadits, lalu beliau merevisi sehingga
menjadi 1.720 hadits.
Beliau banyak melahirkan manusia-manusia unggul yang tenti di dukung oleh
sistem saat itu di bawah kekuasaan Umar bin Abdul Aziz, yang pernah belajar
dari beliau antara lain Imam Syafii, Sofyan Tsauri, Imam Hanafi, Qadi Muhammad
Yusuf para Khalifah seperti Khalifah Mansur, Hadi Harun dan Ma'mun, serta
banyak lagi lainnya yang berguru padanya.
Beliau tidak bersedia bila dipanggil untuk mengajar, sekalipun oleh seorang
khalifah. Prinsip beliau ilmu haruslah dihampiri, bukan ilmu yang menghampiri.
Beliau memiliki pendirian yang kuat dan berani menentang segala kekufuran yang
ada walaupun cambuk dihadapan matanya.
IMAM SYAFI'I
Abu Abdullah Muhammad bin Idris, lebih terkenal dengan sebutan Imam Syafii.
Ia lahir di Ghaza pada 767 M, ayahnya meninggal saat ia masih kanak-kanak, dan
dibesarkan oleh ibunya dalam kemiskinan. Beliau belajar Hadits dan Fiqih dari
Muslim Abu Khalid Al-Zinyi dan Sufyan Ibn Uyayna. Ia hafal kitab Muwatta di
hadapan Imam Malik menerimanya sebagai murid. Ia berpetualang mencari ilmu ke Kairo,
Baghdad, Yaman dan menyebarkannya. Daya ingatannya yang kuat dan ketajamannya
berfikir membuat banyak orang ingin tahu dan belajar padanya. Ia dianggap
pendiri Usul al-Fiqih. Ijtihad-itjihadnya banyak digunakan kaum muslimin saat
itu maupun sekarang.
Beliau memusatkan kegiatannya di Kairo dan Baghdad dengan menghasilkan
banyak karya. Dibawah Sultan Salahudin Ayyubi, Mazhab Syafii paling utama.
Tetapi Sultan Baibars mengakui juga Mazhab fiqih yang lain.
Ia wafat di Mesir pada 20 Januari 820 M (29 Rajab 204 H) dan dimakamkan di
pemakaman Banu Abd.
IMAM HAMBALI
Masa Khalifah Abbasiyah, Ma'mun ar-Rasyid, terkenal saat itu berkembangnya
paham Mu'tazilah. Ahmad ibn Hambal dihadapkan kepada Khalifah dan dimintai
pendapatnya tentang "Apakah Al-Qur'an itu Mahluk Alllah?" Beliau
berpendapat yang bertentangan dengan pendapat Khalifah beserta ulama Mutazilah
dengan mengatakan bahwa Al-Quran adalah firman Allah. Ternyata jawabannya itu
menyebabkan ia tidur di bui.
Imam Ahmad bin Hambal terkenal sebagai seorang tokoh Islam sekaligus
pembangkit umat. Beliau dilahirkan di Baghdad pada I Rabiulawal 164 H (Desember
780 M). Ahmad menjadi piatu dalam usia muda sekali, dan mewarisi perkebunan
keluarga dengan penghasilan yang lumayan. Ia mempelajari Hadits di Baghdad dari
Qadi Abu Yusuf. Guru utamanya adalah Sofyan bin Uyayna, tokoh ahli mahzab
Hejaz. Menjadi murid Imam Syafii sejak 795 M.
Khalifah Abbasiyah, Ma'mun ar-Rasid, meninggal tak lama setelah Imam Ahmad
dipenjarakan. Al-Mu'tasim sebagai khalifah baru memanggil kembali Imam Ahmad,
lalu ditanyai kembali mengenai Al-quran itu mahluk, dengan tegas dan penuh
percaya diri Imam Ahmad menjelaskan hal yang sama sehingga ia diasingkan, namun
demikian beliau tetap memegang teguh pendirianya.
Imam Ahmad sangat mementingkan Hadits. Karya besarnya adalah Musnad, sebuah
ensikplopedi yang memuat 2.800 sampai 2.900 Hadits Nabi. Karyanya yang lain
adalah Kitab us Salah (kitab tentang sholat), Ar-radd-alal-Zindika (sebuah
sanggahan tentang Mutazilah yang dikarangnya saat dipenjara) Kitab us Sunnah.
IMAM ABU ISHAQ AS SYIRAZI (W. 476 H.)
Nama
lengkapnya, Ibrahim bin Ali bin Yusuf Jamaluddin al Firusabadi as Syirazi,
Dila-hirkan pada tahun 383 H. di desa Firuz Abad, Syirazi, Persia. Ia sebagai
dosen Universitas Nidzamiyah di Baghdad, sebuah Perguruan Tinggi yang didirikan
perdana menteri Nidzamul Muluk dari kerajaan Sal-juq. Banyak kitab-kitab
karangan beliau antara lain Al
Muhazab, At Tanbih, At Tabsyirah Al Luma’, Tazkirah al Masulin dan
sebagainya. Kitab At Tanbih itu kemudian. Disyarahkan oleh para pakar Islam
seba-nyak 37 macam syarah dengan berbagai pemikiran sesuai dengan latar
belakang disiplin ilmu yang mereka miliki. Di samping itu kitab Al Muhazab oleh
Imam Nawawi di syarakhan menjadi 21 jilid besar dan dinamakan Al Majmu’. Abu
Ishaq wafat tahun 476 H.
IMAM
NAWAWI (Wafat: 676 H.)
Nama
lengkapnya ialah Muhyiddin Abi Zakaria Yahya bin Syaraf An Nawawi dilahir-kan
pada tahun 630 H. di Nawa, sebuah negeri dekat Damaskus (Damsyik) Suriah. Imam
Nawawi putra terbaik telah berhasil menyelesaikan kitab karangannya sebanyak 30
judul kitab diantaranya yaitu,
Minhajut Thalibin, Riyadhus Shalihin, Al Azkar, Matan Arba’in, Al Majmu’.
Syarah Hadits Muslim, AL Idlah, At Tibyan, Al Irsyad, Bustanul ‘Arifin, Al
Isyarat, Mir’atuz Zaman, At Tahqiq dan lainnya. Selama hidupnya ia
belum pernah menikah karena sibuk dengan penyusunan kitab-kitabnya itu hingga
akhir hayat pada tahun 676 H. dalam usia 46 tahun.
SYAIKH
AL BAJURI (Wafat: 1276 H.)
Nama
lengkapnya adalah Ibrahim bin Muhammad al Bajuri, lahir di Bajur, Mesir.
Setelah selesai kuliah di Universitas Al Azhar Kairo kemudian menjadi dosen
pada Univer-sitas ter-sebut. Guru-gurunya ilmu fiqih ialah Syaikh Abdullah as
Syarqawi, Dawud al Qal’awi, Muhammad al Fadhali dan ulama lainnya.
Diantara para murid Bajuri ini ada-lah Syaikh Haji Ahmad Rifa’i bin Muhammad
al Indunisi. Kitab-kitab karangannya ialah Hasyiyah
Al Bajuri, Tahqiqul Maqam, Hasyi-yah Sanusi, Tuhfatul Murid Hasyiyah Matan
Sulam, Tuhfatul Basyar, Tuhfatul Khairiyah, Hasyiyah Banat S’ad, Fathul Khabir,
Ad Durarul Hasan, Fathur Rabbi Bariyah. Fathul Fatah. Hasyiyah al Burdah dan Al
Mawahibul Laduniyah serta yang lain. Beliau wafat pada tahun 1276
H.
C.
Analisis Dan Kesimpulan
·
Analisis
Fiqih adalah Ilmu yang menerangkan segala hak dan
kewajiban yang berhubungan amalan para mukalaf, maka sudah sepatutnya setiap
muslim mempelajari fiqih sebagai alat untuk melaksanakan ibadah kepada Allah
SWT.
Maka segala Amalan didunia harus disertai dengan ilmu Fiqih, karena semua
tatacara pelaksanaan ibadah ada dalam fiqih. Hamba yang tidak mengetahui
tentang ilmu fiqih, maka amalannya dalam keadaan sia-sia.
·
Kesimpulan
Fiqih Menurut
Imam Asy-Syafi’i adalah ilmu yang
menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan pekerjaan para mukallaf,
yang dikeluarkan (diistimbatkan) dari dalil-dalil yang jelas (tafshili)
Sedangkan menurut Imam Hanafi adalah Ilmu yang menerangkan segala hak dan
kewajiban yang berhubungan amalan para mukalaf.
Jadi Fiqih secara
keseluruhan pengertiannya adalah fiqih adalah : ilmu yang menjelaskan tentang hukum syar’iyah yang
berhubungan dengan segala tindakan manusia, baik berupa ucapan atau perbuatan,
yang diambil dari nash-nash yang ada, atau dari mengistinbath dalil-dalil
syariat Islam.
Tokoh ulama
yang paling terkemuka dalam Ilmu Fiqih adalah para ulama yang mempunyai
pengikut banyak atau yang kita kenal dengan ulama mazhab. Diantaranya adalah:
Imama Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Imam Hambali, disamping para tokoh ulama yang
lain.